Khutbah Jumat Singkat Kemuliaan Istiqamah dalam Beramal dakwah.id

Khutbah Jumat Singkat: Kemuliaan Istiqamah dalam Beramal

Terakhir diperbarui pada · 932 views

Khutbah Jumat Singkat
Kemuliaan Istiqamah dalam Beramal

Pemateri: Dr. (C) Mubin Amrulloh, Lc., M.S.I.
(Ketua Yayasan Islam Daarut Tanziil)

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

*) Link download materi khutbah Jumat versi PDF ada di bawah tulisan ini.

الحَمْدُ للهِ باعِثِ الرُّسُلِ والأَنْبِياءِ رَحْمَةً لِلناسِ بِالنُّورِ الْمُبِينِ والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى سَيِّدِنا محمَّدٍ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وعَلى ءالِهِ الطاهِرِينَ وصَحابَتِهِ الخِيرَةِ الْمُنْتَجَبِينَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ أَرْحَمُ الراحِمِينَ الأَحَدُ الْمُنَزَّهُ عَنْ شَبَهِ الـمَخْلُوقِينَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ رَبِّ العالَمِينَ وسَيِّدُ وَلَدِ ءادَمَ أَجْمَعِين،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

أَمَّا بَعْدُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن.

Jamaah sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Pada kesempatan yang mulia dan penuh berkah ini, khatib berwasiat untuk diri khatib dan para hadirin semua. Mari kita sama-sama meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan dengan menjalankan setiap perintah Allah subhanahu wataala dan menjauhi setiap larangan-Nya.

Karena dengan bekal takwa, seseorang akan mendapatkan predikat manusia yang mulia dihadapan Allah subhanahu wataala. Karena dengan bekal takwa, manusia akan lebih dekat dengan Rabb-nya.

Karena dengan bekal takwa, segala hajat dan persoalan yang tengah dihadapi, Allah akan bukakan jalan kemudahan untuk melaluinya,

Jamaah sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Setelah kita melewati ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan yang mulia bulan suci Ramadhan yang kita hiasi hari-harinya dengan ragam ibadah sunnah, mulai dari tilawah Al-Quran, shalat tarawih, qiyamullail, sedekah dan ibadah-ibadah sunnah lainnya, kemudian kita isi pula hari-hari di sepuluh hari terakhirnya dengan lebih semangat ibadah, karena ada jaminan lailatul qadar di dalamnya, maka kini saatnya kita memperbanyak doa agar Allah menerima semua amal ibadah yang sudah kita lakukan tersebut.

Kemudian mari kita bermuhasabah diri. Adakah amal saleh tersebut mendorong kita untuk melakukan amalan-amalan shalih berikutnya?

Maasyiral muslimin, perlulah kita ketahui bahwa salah satu tanda amalan di bulan Ramadhan diterima adalah apabila amalan tersebut membuahkan amalan ketaatan berikutnya.

Di antara bentuknya adalah apabila amalan tersebut dilakukan secara rutin, konsisten, dan berkesinambungan.

Sebaliknya, tanda tertolaknya suatu amalan apabila kita berhenti dari mengamalkan amalan tersebut dan bahkan pribadi kita menjadi lebih buruk setelah itu.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab Tafsir Al-Quran al-Adzim jilid 8 halaman 417 menyebutkan perkataan salah seorang ulama salaf, beliau mengatakan,

مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا

Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”

Jamaah sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Sesungguhnya konsisten dan istiqamah dalam ketaatan merupakan sifat para Nabi dan Rasul, ia juga merupakan sebentuk akhlak orang-orang bertakwa, sebagaimana Allah subhanahu wataala berfirman kepada Nabi-Nya dalam surat al-Hijr ayat 98-99:

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ ٱلسَّٰجِدِينَ * وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”

Dalam kitab Shahih al-Bukhari hadits nomor 1987 dan Shahih Muslim hadits nomor 783 disebutkan sebuah kisah menarik.

Suatu ketika ’Alqamah bertanya pada Ummul Mukminin ’Aisyah radhiyallahu anha mengenai amalan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ia berkata:

Apakah beliau shallallahu alaihi wasallam mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?”

Aisyah radhiyallahu anha menjawab,

لَا، كَانَ عَمَلُهُ دِيْمَةً

Tidak, tetapi amal perbuatannya di lakukan secara terus-menerus.”

Maasyiral muslimin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Jika kita menelaah apa yang tersirat dan tersurat dalam Al-Quran, kita akan mendapati suatu fakta kebenaran bahwa sikap Istiqamah dalam taat dapat mendatangkan kemuliaan dari Allah subhanahu wataala, di antara kemuliaan istiqamah tersebut adalah:

Kemuliaan Pertama: Mendapat Pujian dari Allah

Kemuliaan istiqamah yang pertama adalah Allahakan senantiasa memuji seorang hamba yang konsisten dan istiqamah dalam melakukan ketaatan.

Allah subhanahu wataala berfirman dalam surat al-Ma’arij ayat 19-23,

إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا * إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعًا * وَإِذَا مَسَّهُ ٱلْخَيْرُ مَنُوعًا * إِلَّا ٱلْمُصَلِّينَ * ٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَآئِمُونَ *

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, Yang mereka itu tetap (konsisten) mengerjakan shalatnya.”

Saking mulianya sikap konsisten dan istiqamah dalam ketaatan, Allah subhanahu wataala sendiri yang memerintahkan langsung kepada nabi-Nya Al-Amin Nabiyyullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan segenap umatnya dari kalangan orang-orang yang beriman.

Allah subhanahu wataala berfirman dalam surat Hud ayat 112:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Kemuliaan Kedua: Mendapat jaminan ketenangan dunia akhirat.

Kemuliaan istiqamah yang kedua adalah mendapat jaminanketenangan dan ketenteraman di dunia, dan kelak ia akan mendapat jaminan sebagai ahli surga di akhirat.

Allah subhanahu wataala berfirman dalam surat Fushilat ayat 30,

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:“Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:“Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.

Maasyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Kemuliaan Ketiga: Mendapat Cinta Allah subhanahu wata’ala

Kemuliaan istiqamah yang ketiga adalah memperoleh cinta Allah subhanahu wataala. Ia cinta kepada Allah dan Allah pun mencintainya.

Kemuliaan ini Allah gambarkan dalam salah satu hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari hadits nomor 6502, Rasul shallallahu alaihi wasallam bersabda dari Allah tabaaraka wa taala:

وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ.

Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku, pasti aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi.”

Kemudian sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim hadits nomor 783,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Taala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”

Jamaah sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Kemuliaan Keempat: Wasilah Memberihkan Jiwa

Kemuliaan istiqamah yang keempat, istiqamah dalam ketaatan menjadi wasilah bagi seorang hamba dalam upaya tazkiyyatun nafs (membersihkan dan mensucikan jiwa), salamatush shudur (saling menghargai), dan hidayatul qulub (terpancarnya hidayah kedalam hati).

Allah subhanahu wataala berfirmandalam surat Muhammad ayat 17:

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ

Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketakwaannya.”

Oleh karena itu, maasyiral muslimin, suatu masyarakat yang senantiasa menetapi istiqamah dalam ketaatan, mereka akan mendapatkan nilai-nilai kebaikan yang berlimpah, dijauhkan dari benih-benih keburukan dan kerusakan.

Sehingga pada diri mereka tidak ada lagi kebohongan, pengkhianatan, penipuan, sikap rampas merampas, amal yang sia-sia, dan tidak ada pula sikap berani memakan makanan orang lain dengan cara batil.

Melalui hidayah-Nya, Allah telah membimbing hati dan lisan mereka. Manakala hati dan lisan terbimbing dalam Iman, maka mereka menjadi pribadi yang istiqamah dalam ibadah dan amal.

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad hadits nomor 13048:

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ، وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ

Tidak akan lurus iman seseorang hingga lurus hatinya. Dan tidak akan lurus hatinya hingga lurus lisannya.”

Di penghujung khutbah pertama ini mari kita semua tundukkan hati bermunajat kepada Allah subhanahu wataala dan memohon hidayah serta bimbingan-Nya.

Semoga Allah jadikan kita semua hamba-hamba-Nya yang ahli Istiqamah. Semoga Allah perkenankan kita semua untuk dapat menjaganya hingga ajal menjemput. Aamiin Yaa Allah, Yaa Rabbal aalamiin

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ،

نَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الأَنبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ،

صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،

أَمَّا بَعْدُ: يَا أَيًّهَا الحَاضِرُوْن، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ تَعَالَى: {يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ}،

قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا}،

وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}،

ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ الله، اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.

Download PDF Materi Khutbah Jumat
Kemuliaan Istiqamah dalam Beramal
di sini:

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Mubin Amrullah

Direktur Markaz Tahfidz Daarut Tanziil Bogor Jawa Barat, Alumni LIPIA Jakarta dan Magister Dirasah Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Konsentrasi Syariah Islam (Ilmu Studi Islam).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *