Allah Sangat Menghormati Nabi Muhammad Kita Tidak-dakwah.id

Materi Khutbah Jumat: Allah Sangat Menghormati Nabi Muhammad

Terakhir diperbarui pada · 9,598 views

Materi Khutbah Jumat
Allah Sangat Menghormati Nabi Muhammad, Kenapa Kita Tidak?

Oleh: Sodiq Fajar

 

Download PDF

 

 

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ:

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Puji syukur atas ke hadirat Allah ‘azza wajalla yang telah memberi kita berbagai macam kenikmatan. Sehingga pada siang hari yang berbahagia ini, kita masih dikaruniai kesempatan untuk melaksanakan salah satu di antara kewajiban yang dibebankan Allah ‘azza wajalla kepada hamba-Nya yang muslim, berakal, mampu, dan sudah baligh.

Shalawat serta salam senantiasa kita lantunkan kepada Nabi kita Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan kepada seluruh orang shalih yang senantiasa berpegang teguh pada jalan perjuangannya.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kami wasiatkan kepada diri kami, juga kepada jamaah sekalian, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah ‘azza wajalla. Sebab, hanya dengan takwa yang menghujam kuat dalam sanubari kita inilah, kita mendapatkan jaminan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ

Berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Dalam riwayat muslim disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ، وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ

Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari kiamat kelak, aku adalah orang yang muncul lebih dahulu dari kuburan, aku adalah orang yang paling dahulu memberi syafaat, dan aku adalah orang yang paling dahulu dibenarkan memberi syafaat.” (HR. Muslim No. 2278)

قَالَ اَلْهَرَوِيُّ اَلسَّيِّدُ هُوَ الَّذِيْ يَفُوْقُ قَوْمَهُ فِي الْخَيْرِ

Imam al-Harawi menjelaskan, makna Sayyid adalah orang yang paling tinggi derajat kebaikannya dalam satu kaum. (Shahih Muslim, Syarh: Muhammad Fuad Abdul Baqi, 4/1782)

Dalam riwayat yang lain, dalam sebuah hadits yang cukup panjang, Rasulullah bersabda,

أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Aku adalah pemimpin manusia pada hari kiamat kelak.” (HR. Al-Bukhari No. 4712; HR. 327)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Itulah Rasul yang membawa risalah Islam. Risalah yang saat ini kita semua memeluknya erat-erat. Menggigitnya kuat-kuat dengan gigi geraham kita.

Begitu mulianya kedudukan beliau, hingga Allah agungkan pribadi beliau di dunia dan di akhirat.

Namun, ternyata kemuliaan baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah kabur dari penglihatan manusia zaman sekarang.

Banyak masyarakat yang mengenal nabi Muhammad sebatas sosok nabi saja. Tanpa ada pemaknaan yang mendalam. Tanpa memahami kemuliaan-kemuliaan beliau.

Walhasil, pikiran liar tak terkendali. Lisan tergelincir tak terarah. Dekadensi moral berimbas pada sikap dan tutur kurang ajar terhadap baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Padahal, Allah ‘azza wajalla telah mengagungkan kedudukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam banyak firman-Nya. Allah ‘azza wajalla beri penghormatan terbaik untuk baginda nabiyullah Muhammad dalam banyak ayat.

Maka, merupakan kewajiban bagi kita untuk saling mengingatkan kemuliaan dan keagungan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini.

Ada banyak sekali ayat yang mendeskripsikan betapa Allah ‘azza wajalla sangat memuliakan dan menghormati nabi Muhammad.

Baca juga: Materi Khutbah Jumat: 9 Tanda Seseorang Cinta Rasulullah

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Pertama, Allah menghormati Nabi Muhammad dalam penyebutan nama.

Sekali pun Allah ‘azza wajalla tidak pernah menyebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam firman-Nya dengan nama asli ‘Muhammad’ secara khusus sebagaimana beliau menyebut makhluk-Nya yang lain.

Akan tetapi, Allah ‘azza wajalla memanggil Nabi Muhammad dengan gelar kemuliaannya.

Allah ‘azza wajalla memanggil nabi Muhammad dengan Nabi,

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ

Wahai Nabi! Berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka.” (QS. At-Tawbah: 73)

Dalam ayat lain,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَرْفَعُوْٓا اَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi.” (QS. Al-Hujurāt: 2)

Dalam ayat lain,

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللّٰهَ وَلَا تُطِعِ الْكٰفِرِيْنَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ

Wahai Nabi! Bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik.” (QS. Al-Ahzab: 1)

Dan masih banyak lagi.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Selain menyebut dengan gelar Nabi, Allah ‘azza wajalla juga menghormati Nabi Muhammad dengan menyebut gelar Rasul.

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ

Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan.” (QS. Al-Ma’idah: 15)

Dalam ayat lain,

يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ

Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Rabbmu kepadamu.” (QS. Al-Maidah: 67)

Hanya dua kali Allah ‘azza wajalla menyebut dengan nama Muhammad. Dan itu pun disandingkan dengan gelar kemuliaan beliau sebagai Rasulullah.

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (QS. Al-Fath: 29)

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ

Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi.” (QS. Al-Ahzab: 40)

Baca juga: Materi Khutbah Jumat: Tazkirah di Balik Musibah Gempa

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Sangat berbeda ketika Allah ‘azza wajalla menyebut nabi-nabi-Nya yang lain, dimana Allah ‘azza wajalla langsung menyebut nama mereka.

Ketika memanggil nabi Ibrahim, Allah ‘azza wajalla menggunakan kalimat,

يٰٓاِبْرٰهِيْمُ اَعْرِضْ عَنْ هٰذَا

Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah (perbincangan) ini.” (QS. Hud: 76)

Ketika memanggil nabi Nuh, Allah ‘azza wajalla menggunakan kalimat,

قِيْلَ يٰنُوْحُ اهْبِطْ بِسَلٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اُمَمٍ مِّمَّنْ مَّعَكَ

Difirmankan, ‘Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat (mukmin) yang bersamamu’.” (QS. Hud: 48)

Ketika memanggil nabi Musa, Allah ‘azza wajalla menggunakan kalimat,

قَالَ يٰمُوْسٰٓى اِنِّى اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسٰلٰتِيْ وَبِكَلَامِيْ

“(Allah) berfirman, ‘Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku dan firman-Ku’.” (QS. Al-A’raf: 144)

Ketika memanggil nabi Isa, Allah ‘azza wajalla menggunakan kalimat,

اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسٰٓى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا

“(Ingatlah), ketika Allah berfirman, ‘Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir’.” (QS. Ali ‘Imran: 55)

وَاِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, ‘Wahai Isa putra Maryam!’” (QS. Al-Ma’idah: 116)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kedua, Allah menghormati Nabi Muhammad melalui pemberian sifat-sifat yang mulia.

Allah ‘azza wajalla menyifati Nabi Muhammad dengan sifat yang tidak diberikan kepada makhluk-Nya yang lain.

Allah ‘azza wajalla mengagungkan Nabi Muhammad dengan sifat rahmah. Padahal kita semua tahu, sifat rahmah adalah sifat Allah ‘azza wajalla juga. Ini adalah sebuah bentuk penghormatan yang sangat luar biasa.

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107)

Dalam ayat lain,

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. At-Tawbah: 128)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Selain dengan sifat rahmah, Allah ‘azza wajalla juga menghormati Nabi Muhammad dengan sifat asy-Syahid, al-Mubasyir, an-Nazdir, ad-Da’i ilallah, dan as-Siraj al-Munir.

Allah ‘azza wajalla berfirman,

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ شَاهِدًا وَّمُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۙ

Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,” (QS. Al-Ahzab: 45)

وَّدَاعِيًا اِلَى اللّٰهِ بِاِذْنِهٖ وَسِرَاجًا مُّنِيْرًا

Dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab: 46)

Dan masih banyak lagi sifat-sifat mulia yang diberikan Allah ‘azza wajalla khusus untuk Nabi Muhammad. Seluruh sifat dan gelar kemuliaan itu tidak lain untuk menunjukkan betapa mulianya kedudukan Nabi Muhammad di hadapan Allah ‘azza wajalla.

Oleh sebab itu, wajib bagi hamba-hamba-Nya untuk memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sebaik-baik kemuliaan.

Baca juga: Memuliakan Bulan Rajab Sesuai Tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ketiga, Allah menghormati Nabi Muhammad dengan sebutan karunia bagi kaum beriman.

Secara khusus Allah ‘azza wajalla menyatakan bahwa keberadaan Nabi Muhammad adalah karunia dari-Nya bagi seluruh umat yang beriman.

Allah ‘azza wajalla berfirman,

لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Quran) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali ‘Imran: 164)

Penyebutan nabi Muhammad secara khusus sebagai minnah, karunia, bagi seluruh umat yang beriman adalah bentuk penghormatan luar biasa kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Karena Allah ‘azza wajalla tidak mungkin akan memberi karunia kecuali dengan sesuatu yang sangat mulia.

Bukan tanpa alasan, kemuliaan yang Allah ‘azza wajalla berikan kepada Nabi Muhammad adalah wujud keselarasan dengan tugas cukup berat yang beliau emban.

Allah ‘azza wajalla menyatakan,

قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ

Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan.” (QS. Al-Mā`idah: 15)

يَّهْدِيْ بِهِ اللّٰهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهٗ سُبُلَ السَّلٰمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ بِاِذْنِهٖ وَيَهْدِيْهِمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Mā`idah: 16)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Masih banyak sekali bukti Allah menghormati Nabi Muhammad yang terdapat dalam al-Quran. Rasanya tak cukup, waktu pada siang hari ini jika digunakan untuk mengurai seluruh bentuk penghormatan Allah ‘azza wajalla khusus kepada baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Setelah merenungi dan mentadaburi ayat-ayat tadi, sungguh sangat tidak elok dan tidak pantas bagi kita untuk mengucapkan dengan lisan kita ini kalimat-kalimat yang tidak baik untuk Rasul kita Muhammad.

Meskipun itu hanya sepatah atau dua patah kata yang terucap. Baik disengaja ataupun tidak disengaja.

Baca juga: Hukum Menggambar Manusia Tanpa Menampakkan Wajah

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Maka, mari bersihkan lisan kita dari ucapan-ucapan kotor dan merendahkan. Karena, setiap ucapan yang keluar dari lisan kita, adalah cermin kebiasaan kita dalam berucap.

Jika kita terbiasa mengucapkan kata-kata yang baik, sopan, dan positif, maka lisan kita mustahil akan keluar kata-kata yang negatif, tidak sopan, dan buruk meskipun tanpa sengaja.

Namun, jika kita terbiasa mengucap kata-kata yang negatif, tidak sopan, dan buruk, maka jangan harap kita mampu menahan kata-kata itu keluar dari lisan kita meskipun tanpa disengaja.

Pepatah mengatakan,

Terlongsong perahu boleh balik, terlongsong cakap tak boleh balik

“Perkataan yang tajam kerap kali menjadikan celaka diri dan tidak dapat ditarik kembali, sebab itu jika orang hendak berucap, hendaklah dipikirkan lebih dahulu.”

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ.

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

1 Tanggapan

terima kasih atas postingan teks khutbah semoga menjadi amal yang tak henti-hentinya akan mengalirkan pahala dari Allah SWT.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *