Daftar Isi
Banyak yang bertanya perihal masalah yang terdapat pada pelaksanaan puasa Syawal. Alhamdulillah, semoga ini menjadi pertanda semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap penerapan syariat Islam. Dalam konteks ini kesadaran dalam mengamalkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Berikut ini penulis ringkaskan penjelasan sederhana tentang fikih puasa Syawal.
Jika ada permasalahan puasa enam hari bulan Syawal yang belum terangkum dalam tulisan ini, silakan tuliskan dalam kolom komentar di bawah.
Semoga bermanfaat.
ย
Pengertian Puasa Syawal
Adalah puasa selama enam hari yang dianjurkan untuk dilaksanakan setiap bulan Syawal.
Bulan Syawal adalah bulan yang penuh berkah. Bulan Syawal adalah bulan pemula menuju bulan Haji, Zulhijjah.
Pada bulan Syawal terdapat anjuran untuk melaksanakan puasa sebanyak enam hari dan qadhaโ iโtikaf bagi yang kehilangan kesempatan untuk iโtikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Selain itu, bulan Syawal juga dikenal dengan bulan saling memaafkan dan bulan pernikahan. (21 Faidah min Shiyam as-Sitt min Syawwal, Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, 4)
Puasa ini adalah bagian dari syariat Islam. Untuk memahami lebih jauh tentang syariat Islam, silakan baca tulisan dakwah.id berikut ini:
ย
Kembali ke pembahasan. Syariat puasa Syawal didukung oleh banyak hadits Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam.
Puasa Syawal adalah bagian dari puasa tathawwuโ muqayyad, yaitu puasa sebagai ibadah tambahan dalam rangka mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah subhanahu wataโala yang terikat dengan waktu yang terbatas.
Disebut muqayyad karena memiliki keterikatan waktu yang terbatas; pelaksanaannya hanya di bulan Syawal.
Contoh puasa tathawwuโ muqayyad yang lain di antaranya puasa delapan hari pertama bulan Zulhijjah, puasa hari Arafah bagi yang tidak melaksanakan haji, puasa โAsyuraโ, puasa bulan Muharram, puasa Senin Kamis, dan puasa Yaumul Bidh.
ย
Dalil Puasa Syawal
Ada dua hadits shahih yang menjadi dalil puasa Syawal, antara lain,
Hadits Puasa Syawal yang Pertama
Dari Abu Ayyub Al Anshari radhiyallahu โanhu, bahwa ia telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam bersabda,
ู ููู ุตูุงู ู ุฑูู ูุถูุงูู ุซูู ูู โุฃูุชูุจูุนููู โุณูุชููุง ู ููู ุดููููุงููุ ููุงูู ููุตูููุงู ู ุงูุฏููููุฑู
โSiapa yang berpuasa Ramadlan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa.โ (HR. Muslim No. 1164)
ย
Hadits Puasa Syawal yang Kedua
Dari Tsauban, bahwa Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam bersabda,
ุตูููุงู ู โุฑูู ูุถูุงูู โุจูุนูุดูุฑูุฉู โุฃูุดูููุฑูุ ููุตูููุงู ู ุงูุณููุชููุฉู ุฃููููุงู ู ุจูุดูููุฑูููููุ ููุฐููููู ุตูููุงู ู ุงูุณููููุฉู
โPuasa Ramadhan pahalanya sama dengan sepuluh bulan, dan puasa enam hari di bulan Syawal sesudahnya pahalanya sama dengan dua bulan. Maka yang demikian itu pahalanya sama dengan puasa setahun penuh.โ (HR. Ibnu Khuzaimah No. 2115; HR. An-Nasaโi No. 2873. Hadits ini sanadnya shahih)
ย
Hukum Puasa Syawal
Hukum puasa Syawal adalah sunnah. Ini adalah pendapat jumhur ulama fikih dari mazhab Syafiโi, mazhab Hanbali, mazhab Maliki, dan ulama mutaakhir mazhab Hanafi.
Dalil puasa sunnah Syawal adalah dua hadits puasa Syawal sebagaimana disebutkan pada sub judul sebelumnya (Dalil Puasa Syawal).
Ulama mazhab Syafiโi dan mazhab Hanbali menegaskan bahwa puasa sunnah Syawal enam hari setelah Ramadhan setara dengan puasa setahun penuh, sebagaimana disebutkan dengan jelas dalam hadits Tsauban.
ย
Ada beberapa kalangan ulama yang menyatakan hukum puasa Syawal adalah makruh.
Ini adalah pendapat al-Hasan, Imam Abu Hanifah, at-Tsauri, dan Imam Malik.
Dalam mazhab Hanafi, ada nukilan pernyataan ulama yang menyebutkan bahwa hukum puasa enam hari bulan Syawal adalah makruh.
Ibnu al-Hamam al-Hanafi menyebutkan,
ุตูููู ู โุณูุชููุฉู โู ููู โุดููููุงูู โุนููู โุฃูุจูู โุญููููููุฉู ููุฃูุจูู ูููุณููู ููุฑูุงููุชูููุ ููุนูุงู ููุฉู ุงููู ูุดูุงููุฎู ููู ู ููุฑูููุง ุจููู ุจูุฃูุณูุง
โPuasa enam hari bulan Syawal hukumnya makruh menurut Imam Abu Hanifah dan Abu Yusuf, sedangkan para ulama mazhab Hanafi rata-rata membolehkannya.โ (Fathul Qadir, Ibnu al-Hamam, 2/349)
Materi Khutbah Jumat: Al-Quran dan as-Sunnah: Pedoman dan Ruh Kehidupan
Imam Abu Hanifah dan Abu Yusuf berpendapat puasa enam hari bulan Syawal hukumnya makruh karena faktor masyarakat awam yang meyakininya sebagai sebuah kewajiban karena puasa tersebut dilaksanakan bersambung dengan puasa Ramadhan.
Dan perbuatan ini terdapat unsur tasyabuh dengan Ahlul Kitab di mana Ahlul Kitab memiliki kebiasaan suka menambah-tambah ibadah yang diperintahkan kepada mereka.
Sementara alasan mayoritas ulama mazhab Hanafi yang membolehkan adalah karena telah ada pemisah hari tidak puasaโyakni hari Idul Fitriโantara puasa Ramadhan dan puasa enam hari di bulan Syawal. Sehingga, tasyabuh dengan Ahlul Kitab tidak lagi menjadi alasan yang relevan. (Fathul Qadir, Ibnu al-Hamam, 2/349)
Imam Malik juga berpendapat puasa enam hari bulan Syawal hukumnya makruh.
Imam Yahya al-Laitsi mengatakan, aku pernah mendengar Malik berkata tentang puasa enam hari setelah Idul Fitri usai Ramadhan,
ุฅูููููู โููู ู โููุฑู โุฃูุญูุฏุงู โู ููู โุฃููููู โุงููุนูููู ู โููุงูููููููู โููุตููู ูููุง. ููููู ู ููุจูููุบูููู ุฐูููู ุนููู ุฃูุญูุฏู ู ููู ุงูุณูููููู. ููุฅูููู ุฃููููู ุงููุนูููู ู ููููุฑูููููู ุฐููููุ ููููุฎูุงููููู ุจูุฏูุนูุชููู.
โTidak pernah didapati seorang pun dari ahli ilmu dan fikih yang mengamalkan puasa tersebut. Dan belum pernah sampai kepadaku seorang pun dari ulama salaf yang mengamalkannya. Sesungguhnya para ahli ilmu memakruhkannya dan mereka khawatir terhadap bidโah di dalamnya.โ (Muwaththaโ Imam Malik No. 1103)
Namun, pendapat yang memakruhkan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal ini telah banyak dibantah oleh para ulama mazhab seperti imam an-Nawawi dalam kitab Al-Majmuโ Syar hal-Muhadzdzab (6/379), Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayatul Mujtahid (2/71), Ibnu Abdil Barr, dan lainnya.
Ibnu Rusyd mengatakan,
ุฃูููู ู ูุงููููุง ููุฑููู ุฐูููููุ ุฅูู ููุง ู ูุฎูุงููุฉู ุฃููู ููููุญููู ุงููููุงุณู ุจูุฑูู ูุถูุงูู ู ูุง ููููุณู ููู ุฑูู ูุถูุงููุ ููุฅูู ููุง ููุฃูููููู โููุนูููููู โููู ู โููุจูููุบููู โุงููุญูุฏููุซู ุฃููู ููู ู ููุตูุญูู ุนูููุฏููู ูููููู ุงููุฃูุธูููุฑู
โImam Malik telah menghukumi makruh puasa enam hari di bulan Syawal barangkali karena khawatir orang-orang yang memasukkan ibadah puasa lain yang bukan dari bagian puasa Ramadhan, atau hadits tentang puasa tersebut belum sampai kepadanya, atau telah sampai kepadanya namun dianggap tidak shahih, inilah yang paling tampak.โ (Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, Ibnu Rusyd, 2/71)
Artikel Fikih: 9 Sunnah Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam di Hari Jumat
Ibnu Abdil Barr memiliki sanggahan yang cukup menarik terhadap pendapat Imam Malik tersebut,
ููู ู โููุจูููุบู โู ูุงููููุง โุญูุฏููุซู โุฃูุจูู โุฃูููููุจู ุนูููู ุฃูููููู ุญูุฏููุซู ู ูุฏูููููู ููุงููุฅูุญูุงุทูุฉู ุจูุนูููู ู ุงููุฎูุงุตููุฉู ููุง ุณูุจูููู ุฅููููููู ููุงูููุฐูู ููุฑููููู ูููู ู ูุงูููู ุฃูู ูุฑู ููุฏู ุจูููููููู ููุฃูููุถูุญููู ููุฐููููู ุฎูุดูููุฉู ุฃููู ููุถูุงูู ุฅูููู ููุฑูุถู ุฑูู ูุถูุงูู ููุฃููู ููุณูุชูุจูููู ุฐููููู ุฅูููู ุงููุนูุงู ููุฉู ููููุงูู – ุฑูุญูู ููู ุงูููููู – ู ูุชูุญููููุธูุง ููุซููุฑู ุงููุงุญูุชูููุงุทู ูููุฏููููู
โHadits Abu Ayub (tentang sunnah puasa Syawal) ini belum sampai kepada imam Malik meskipun hadits itu kategorinya hadits Madani (hadits yang diriwayatkan oleh ahli Madinah), karena mengetahui suatu disiplin ilmu secara keseluruhan adalah sesuatu yang tidak mungkin, dan perkara yang telah dihukumi makruh oleh imam Malik adalah perkara yang telah ia paparkan dengan jelas alasannya, yakni khawatir puasa Syawal tersebut dianggap sebagai ibadah fardhu yang serangkai dengan Ramadhan, sehingga perkara ini jelas di mata umum. Dan imam Malik adalah tipikal ulama yang sangat berhati-hati dalam urusan agama.โ (Al-Istidzkar, Ibnu Abdil Barr, 3/380)
ย
4 Keutamaan Puasa Syawal
Puasa enam hari bulan Syawalย memiliki keutamaan yang luar biasa. Berikut ini keempat keutamaanย tersebut.
ย
Keutamaan puasa Syawal yang pertama: Mendapat pahala seperti puasa setahun penuh
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa besarnya pahala puasa Syawal menyamai pahala puasa setahun penuh.
Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam bersabda,
ู ููู ุตูุงู ู ุฑูู ูุถูุงูู ุซูู ูู โุฃูุชูุจูุนููู โุณูุชููุง ู ููู ุดููููุงููุ ููุงูู ููุตูููุงู ู ุงูุฏููููุฑู
“Barang siapa melaksanakan puasa Ramadhan, lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti melaksanakan puasa Dahr (puasa sepanjang masa).” (HR. Muslim No. 1164)
Maksud dari puasa Dahr adalah puasa yang dikerjakan selama setahun penuh.
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam bersabda,
ู ููู โุตูุงู ู โุณูุชููุฉู โุฃููููุงู ู โุจูุนูุฏู โุงููููุทูุฑู ููุงูู ุชูู ูุงู ู ุงูุณููููุฉูุ ู ููู ุฌูุงุกู ุจูุงููุญูุณูููุฉู ูููููู ุนูุดูุฑู ุฃูู ูุซูุงููููุง
โBarang siapa puasa enam hari setelah hari Idul Fitri, maka ia mendapat pahala puasa setahun penuh. Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.โ (HR. Ibnu Majah No. 1715. Hadits shahih)
ย
Keutamaan yang kedua: Menggenapi puasa Ramadhan yang belum sempurna.
Pada bab pengertian puasa Syawal telah disinggung bahwa puasa enam hari bulan Syawal adalah bagian dari puasa tathawwuโ. Dan salah satu fungsi ibadah tathawwuโ adalah menggenapi ibadah fardhu yang belum sempurna.
Dalam konteks ini, shaum Syawal berfungsi menggenapi puasa Ramadhan yang belum sempurna.
Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam bersabda,
ุฅูููู ุฃูููููู ู ูุง ููุญูุงุณูุจู ุงููููุงุณู ุจููู ููููู ู ุงููููููุงู ูุฉู ู ููู ุฃูุนูู ูุงููููู ู ุงูุตููููุงุฉูุ
โSesungguhnya yang pertama kali akan di hisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalat.โ
ููุงูู: ููููููู ุฑูุจููููุง ุฌูููู ููุนูุฒูู ููู ูููุงุฆูููุชููู ูููููู ุฃูุนูููู ู: ุงููุธูุฑููุง ููู ุตูููุงุฉู ุนูุจูุฏูู ุฃูุชูู ููููุง ุฃูู ู ููููุตูููุงุ ููุฅููู ููุงููุชู ุชูุงู ููุฉู ููุชูุจูุชู ูููู ุชูุงู ููุฉูุ ููุฅููู ููุงูู ุงููุชูููุตู ู ูููููุง ุดูููุฆูุงุ ููุงูู: ุงููุธูุฑููุง โูููู โููุนูุจูุฏูู โู ููู โุชูุทููููุนูุ ููุฅููู ููุงูู ูููู ุชูุทููููุนูุ
โRasulullah bersabda, โAllah berfirman kepada MalaikatโDan Dia lebih mengetahui amalan seseorang, โPeriksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau justru kurang? Sekiranya sempurna, maka catatlah baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan, Allah berfirman, โPeriksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jikalau terdapat shalat sunnahnya.โ
ููุงูู: ุฃูุชูู ูููุง ููุนูุจูุฏูู ููุฑููุถูุชููู ู ููู ุชูุทููููุนูููุ ุซูู ูู ุชูุคูุฎูุฐู ุงููุฃูุนูู ูุงูู ุนูููู ุฐูุงููู ู
โAllah berfirman, โCukupkanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya.โ Selanjutnya semua amal manusia di hisab dengan cara demikian.โ (HR. Abu Daud No. 864. Hadits Shahih)
ย
Keutamaan yang ketiga: Sebagai salah satu tanda diterimanya amalan di bulan Ramadhan, insyaallah.
Ketika Allah subhanahu wataโala telah menerima amalan seorang hamba, maka Allah subhanahu wataโala akan memberinya kemudahan untuk beramal saleh lagi setelahnya.
Ketaatan akan melahirkan ketaatan. Pahala kebaikan akan diikuti dengan pahala kebaikan berikutnya.
Maka, barang siapa melakukan kebaikan kemudian ia ikuti dengan kebaikan lain setelahnya, semoga itu menjadi salah satu tanda diterimanya amal kebaikan yang pertama kali ia kerjakan.
ย
Keutamaan yang keempat: Wujud syukur kepada Allah subhanahu wataโala atas segala nikmat-Nya.
Ibadah puasa Ramadhan menjanjikan ampunan dari dosa yang telah lalu dan yang akan datang bagi yang melaksanakannya.
Sementara orang yang puasa Ramadhan, akan Allah subhanahu wataโala lunasi pahalanya pada hari Idul Fitri. Oleh sebab itu Idul Fitri juga disebut dengan Yaumul Jawa-iz, hari pembagian pahala.
Dan kembali melaksanakan puasa di bulan Syawal adalah salah satu wujud syukur atas nikmat tersebut.
Tidak ada nikmat yang lebih besar dari nikmat berupa ampunan Allah subhanahu wataโala dari segala dosa.
Oleh sebab itulah kenapa Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam sangat bersungguh-sungguh dalam melaksanakan qiyamul lail hingga kakinya pecah-pecah. Tujuannya satu: ingin menjadi hamba yang bersyukur.
Artikel Fikih: 3 Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Fitri
Di sisi lain, Allah subhanahu wataโala juga memerintah hamba-Nya untuk mensyukuri nikmat berupa kesempatan untuk menjalankan puasa Ramadhan dengan banyak-banyak berzikir dan mengagungkan-Nya.
Allah subhanahu wataโala berfirman,
ููููุชูููู ููููุง ุงููุนูุฏููุฉู ููููุชูููุจููุฑููุง ุงููููฐูู ุนูููฐู ู ูุง ููุฏูฐูููู ู ููููุนููููููู ู ุชูุดูููุฑููููู
โHendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.โ (QS. Al-Baqarah: 185)
Salah satu bentuk zikir dan mengagungkan Allah adalah dengan melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal.
Sebagian ulama salaf pun demikian. Ketika Allah subhanahu wataโala beri kesempatan untuk melaksanakan qiyamul lail, maka di pagi harinya mereka melaksanakan puasa sebagai wujud syukur kepada Allah subhanahu wataโala.
Wuhaib bin al-Wardi pernah ditanya tentang pahala amalan seperti Thawaf dan semisalnya. Beliau menjawab,
ููุง ุชูุณูุฃูููููุง ุนููู ุซูููุงุจููู ูููููููู ุงูุณูุฃูููููุง ู ูุง ุงูููุฐููู ุนูููู ู ููู โููููููู โููููุฐูุง โุงููุนูู ููู ู ููู ุงูุดููููุฑู ูููุชูููููููููู ููุงููุฅูุนูุงููุฉู ุนููููููู
โJangan tanyakan pahalanya, tapi tanyakan amalan apa yang dilakukan sebagai wujud syukur karena telah diberi kesempatan dan kemampuan untuk beramal.โ (Lathaif al-Maโarif, Ibnu Rajab al-Hanbali, 221)
ย
Berapa Hari Jumlah Puasanya?
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama fikih tentang jumlah hari shaum Syawal. Seluruhnya sepakat puasa enam hari di bulan Syawal adalah enam hari.
Jumlah ini berdasar pada hadits Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam yang menyebutkan secara jelas tanpa ada dalil lain yang menjadikannya samar,
ู ููู ุตูุงู ู ุฑูู ูุถูุงูู ุซูู ูู โุฃูุชูุจูุนููู โุณูุชููุง ู ููู ุดููููุงููุ ููุงูู ููุตูููุงู ู ุงูุฏููููุฑู
โSiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa.โ (HR. Muslim No. 1164)
Meski demikian, para ulama ikhtilaf soal kapan puasa ini mulai dilakukan, dan apakahย dilakukan secara berturut-turut atau boleh dipisah-pisah harinya.
ย
Kapan Mulai Dilaksanakan?
Puasa ini dilakukan setelah hari Idul Fitri 1 Syawal hingga hari terakhir bulan Syawal.
Puasa sunnah Syawal ini tidak boleh disambung dengan puasa Ramadhan. Karena puasa di hari Idul Fitri hukumnya haram.
Dalilnya, dari Abu Saโid radhiyallahu โanhu ia berkata,
ููููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู โุนููู โุตูููู ู โููููู ู โุงูููุทูุฑู โููุงููููุญูุฑู
โNabi shallallahu โalaihi wasallam melarang puasa di hari Idul Fitri dan Idul Adha.โ (HR. Al-Bukhari No. 1991)
Haramnya puasa di hari Idul Fitri ini telah menjadi ijmak ulama.
Ulama yang menukil ijmak ini antara lain Imam Abu Jaโfar ath-Thabari dalam Fathul Bari (4/234), Ibnu Mundzir dalam Al-Isyraf (3/153), Imam ath-Thahawi dalam kitab Syarh Maโani al-Atsar (1/402), Imam Ibnu Hazm dalam kitab Maratib al-Ijmaโ (40), Ibnu Abdil Barr dalam kitab Al-Istidzkar (3/332), Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayatul Mujtahid (1/309), Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni (3/169), dan Imam an-Nawawi dalam kitab Syarh an-Nawawi โala Muslim (8/15).
Imam al-Kasani menduga, penyebab shaum Syawal dihukumi makruhโdalam mazhab Hanafiโadalah karena pada pelaksanaannya puasa ini dimulai dari tanggal 1 Syawal di mana hari itu adalah hari Idul Fitri, lalu diteruskan puasanya pada lima hari setelahnya. (Al-Mausuโah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 28/92)
Adapun jika memulai pelaksanaannya pada hari kedua Idul Fitri, maka ini tidaklah makruh.
Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menjelaskan,
ููุฃูููุซูุฑู ุงููุนูููู ูุงุกู ุนูููู ุฃูููููู ููุง ููููุฑููู โุตูููุงู ู โุซูุงููู ููููู ู ุงููููุทูุฑู ููููุฏู ุฏูููู ุนููููููู ุญูุฏูููุซู ุนูู ูุฑูุงูู ุจููู ุญูุตููููู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ุนููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฃูููููู ููุงูู ููุฑูุฌููู: “ุฅูุฐูุง ุฃูููุทูุฑูุชู ููุตูู ู”.
โMayoritas ulama sependapat tidak makruh puasa hari kedua Idul Fitri. Sebuah hadits telah mengisyaratkan tentang itu, hadits Imran bin Hushain radhiyallahu โanhu, dari Nabi shallallahu โalaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda kepada seseorang, โJika engkau telah berbuka, maka puasalah.โโ (Lathaif al-maโarif, Ibnu Rajab al-Hanbali, 391)
ย
Tata Cara Puasa Syawal
Tata cara shaum Syawal tidak jauh berbeda dengan tata cara puasa Ramadhan atau pun tata cara puasa sunnah lainnya.
Dimulai dengan niat, kemudian makan sahur, menahan lapar dan dahaga mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, lalu diakhiri dengan buka puasa.
Perbedaannya terdapat pada sifat niat dan pelaksanaan puasa enam hari di bulan Syawal.
ย
Niat puasa Syawal
Pada bab Pengertian Puasa Syawal telah dijelaskan bahwa puasa enam hari di bulan Syawal adalah bagian dari puasa tathawwuโ. Sehingga, hukum yang berlaku pada puasa sunnah ini mengikuti hukum yang berlaku pada puasa tathawwuโ, termasuk dalam hal niat.
ย
Pertama, kapan niat puasa Syawal dilakukan?
Para ulama menjelaskan, pada puasa enam hari di bulan Syawal tidak ada syarat untuk melakukan niat pada malam hari menjelang puasa.
Ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan Hanafiyah sebagaimana dikutip dalam kitab Tabyin al-Haqaiq (1/313), ulama dari kalangan Syafiโiyyah sebagaimana dikutip dalam kitab Al-Majmuโ (6/302), dan ulama Hanabilah sebagaimana dikutip dalam kitab Al-Inshaf (3/211) dan Al-Mughni (3/113).
Dalilnya, hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata,
ุฏูุฎููู ุนูููููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฐูุงุชู ููููู ู
โSuatu hari, Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam datang ke rumah.โ
ููููุงูู: โูููู โุนูููุฏูููู ู โุดูููุกูุ
Lalu beliau bertanya, โApakah engkau memiliki suatu makanan?โ
ููููููููุง: ููุง
Lalu kami menjawab, โTidak.โ
ููุงูู: ููุฅููููู ุฅูุฐููู ุตูุงุฆูู ู
Beliau pun bersabda, โKalau begitu, aku puasa.โ (HR. Muslim No. 1153)
ย
Kedua, bolehkah melakukan niat puasa Syawal di siang hari?
Para ulama menjelaskan, siapa pun yang ingin puasa tathawwuโ ia boleh melakukan niat di siang hari, baik sebelum matahari tergelincir atau pun setelahnya. Dengan syarat, sejak terbit matahari, ia sama sekali belum makan atau minum.
Ini adalah pendapat mazhab Hanbali (Al-Inshaf, 3/211), satu pendapat dalam mazhab Syafiโi (Al-Majmuโ, Imam an-Nawawi, 6/292), Imam ats-Tsauri (Al-Istidzkar, Ibnu Rajab, 10/35), dan Ibnu Taimiyah (Majmuโ al-Fatawa, Ibnu Taimiyah, 25/120)
Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.
Jadi, jika tiba-tiba di siang hari seseorang berniat untuk puasa Syawal, dan dia belum makan atau minum sejak terbit fajar, maka melaksanakannya pada hari tersebut adalah sah.
ย
Ketiga, apakah harus melakukan niat puasa Syawal secara khusus (taโyin niyat)?
Para ulama fikih sepakat, tidak ada syarat harus melakukan niat puasa ini secara khusus.
Puasa Syawal tetap sah dengan niat mutlak. Namun jika ingin melakukan niat secara khusus, maka itu lebih baik. (Hasyiyah Ibnu Abidin, 2/87; Tabyin al-Haqa-iq, 1/316; Mawahib al-Jalil, 1/515; Al-Majmuโ, 7/295; Al-Qalyubi, 2/53; Al-Inshaf, 3/293)
ย
Pelaksanaan puasa Syawal harus dilakukan berurutan atau boleh terpisah harinya?
Ulama fikih ikhtilaf soal pelaksanaan puasa ini, apakah harus berurutan, atau boleh dipisah-pisah. Ikhtilaf ini terkait erat dengan pandangan tentang keutamaan masing-masing cara.
Mazhab Syafiโi dan sebagian ulama mazhab Hanbali berpendapat, lebih utama mengerjakan puasa ini secara berurutan harinya setelah Idul Fitri.
Mazhab Hanbali tidak membedakan mana yang lebih utama antara melaksanakan shaum Syawal secara berurutan atau dipisah-pisah harinya. Menurut mazhab ini, dua cara pelaksanaan itu sama saja.
Mazhab Hanafi berpendapat puasa enam hari bulan Syawal dianjurkan untuk dilaksanakan secara terpisah. Setiap pekan dua hari puasa.
Mazhab Maliki berpendapat, makruh melaksanakan puasa enam hari bulan Syawal secara berurutan tanpa jeda dengan bulan Ramadhan (tanggal 1 Syawal tetap puasa). Ada pula pendapat dalam mazhab ini yang menyatakan bahwa puasa Syawal lebih utama dilakukan di sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah. (Al-Mausuโah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 28/93)
ย
Sengaja Membatalkan Puasa Syawal
Bolehkah membatalkan shaum Syawal dengan sengaja?
Boleh. Puasa enam hari bulan Syawal hukumnya sunnah, bukan wajib. Puasa sunnah ini adalah bagian dari puasa tathawwuโ sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dalam bab Pengertian Puasa Syawal.
Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam bersabda,
โุงูุตููุงุฆู ู โุงูู ูุชูุทููููุนู ุฃูู ููุฑู ููููุณููู ุฅููู ุดูุงุกู ุตูุงู ู ูุฅููู ุดูุงุกู ุฃูููุทูุฑู
โOrang yang melaksanakan puasa tathawwuโ adalah pemimpin bagi dirinya, jika ia berkehendak ia puasa, jika ia berkehendak ia boleh berbuka.โ (HR. Ahmad No. 26937; HR. An-Nasaโi No. 3302; HR. At-Tirmidzi No. 732. Hadits ini dihukumi shahih oleh syaikh al-Albani dalam kitab Shahih al-Jamiโ, 2/717)
ย
Jika puasa Syawal batal, apakah harus menggantinya di hari yang lain?
Tidak ada keharusan untuk mengganti puasa di hari yang lain jika ada puasa enam hari bulan Syawal batal. Sebab, tidak ada kewajiban qadha bagi orang yang membatalkan puasa tathawwuโ.
Namun, jika tetap berkeinginan untuk mengqadhaโnya, itu juga boleh.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat,
ุฅููู ููุงูู ููุถูุงุกู ู ููู ุฑูู ูุถูุงูู ููุงููุถูู ููููู ูุง ู ูููุงููููุ ููุฅููู ููุงูู ุชูุทููููุนูุง ููุฅููู ุดูุฆูุชู ููุงููุถูู ููุฅููู ุดูุฆูุชู ูููุง ุชูููุถูู
โJika puasa itu adalah qadha bagi puasa Ramadhan, maka gantilah di hari yang lain. Namun jika puasa itu adalah puasa tathawwuโ, jika ingin, boleh mengqadhaโnya, dan jika ingin, tidak mengqadhaโnya juga tidak mengapa.โ (HR. Ahmad No. 26955; HR. An-Nasaโi No. 3305. Riwayat ini dihukumi shahih oleh syaikh al-Albani dalam kitab Ash-Shahihah No. 2802)
Riwayat tersebut diperkuat argumentasinya dengan perbuatan Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam sebagaimana diriwayatkan oleh imam an-Nasaโi dan lainnya, bahwa Nabi shallallahu โalaihi wasallam terkadang niat untuk melaksanakan puasa tathawwuโ kemudian beliau berbuka (membatalkannya).
Artikel Fikih: Apakah Virus Corona Termasuk Penyakit Thaโun?
Selain itu, dalam riwayat al-Bukhari juga disebutkan, Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam pernah memerintah Juwairiyah binti al-Harits untuk berbuka pada hari Jumat setelah sejak pagi beliau perintah untuk puasa.
Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintah Juwairiyah untuk puasa, artinya memang puasa tersebut telah dimulai sejak awal (Syuruโ). Dan puasa yang dilakukan Juwairiyah dalam konteks hadits tersebut adalah puasa tathawwuโ, bukan puasa wajib.
Maka, nash tersebut mengisyaratkan bahwa adanya permulaan dalam ibadah tidak ada tuntutan untuk menyempurnakannya jika ibadah tersebut sifatnya nafilah atau tathawwuโ. (Al-Jamiโ ash-Shahih li as-Sanad wa al-Masanid, Shuhaib Abdul Jabbar, 29/328)
ย
Niat Puasa Syawal dan Puasa Senin Kamis
Bolehkah melakukan niat shiyam Syawal dan puasa Senin Kamis?
Boleh. Orang yang meniatkan puasa enam hari bulan Syawal dan puasa Senin Kamis sekaligus (jika bertepatan dengan hari Senin dan Kamis), ia mendapat pahala kedua-duanya.
Diskusi persoalan ini masuk dalam pembahasan Tasyrikun Niyat.
Tentang Tasyrikun Niyat, imam Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan kaidahnya sebagai berikut,
โJika terkumpul dua bentuk ibadah yang masih satu jenis dan satu waktu, hal mana salah satunya bukan dalam bentuk qadhaโ, bukan pula bentuk ibadah yang menyertai ibadah lain dalam satu waktu, maka pelaksanaannya bisa disatukan dengan sekali pelaksanaan.โ (Taqrirul Qawaโid wa Tahrirul Fawa-id, 1/142)
Syaikh Muhammad bin Utsaimin menjelaskan, jika puasa enam hari di bulan Syawal bertepatan dengan hari Senin dan Kamis, maka orang yang mengamalkannya akan mendapat dua pahala puasa tersebut berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, โSesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang mendapat apa yang ia niatkan.โ (Fatawa Islamiyah, Muhammad bin Utsaimin, 2/154)
ย
Menggabungkan puasa Syawal dengan qadhaโ puasa Ramadhan
Pembahasan tentang ini telah dijelaskan dalam artikel lain di website www.dakwah.id dengan judul tulisan:
Qadha Puasa Ramadhan Digabung dengan Shaum Syawal, Bolehkah?
Silakan klik link di atas untuk membacanya.
ย
Qadha Puasa Ramadhan Dahulu, atau Puasa Syawal Dahulu?
Permasalahan yang sering menjadi kebingungan adalah soal fikih prioritas, mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu; qadha puasa Ramadhan, atau puasa enam hari bulan Syawal?
Para ulama fikih ikhtilaf tentang hukum mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal sebelum qadha puasa Ramadhan selesai.
Ulama mazhab Hanafi berpendapat boleh mengerjakan amalan ini sebelum qadha puasa Ramadhan. Sebab, qadha puasa Ramadhan tidak wajib untuk disegerakan pelaksanaannya.
Ibnu Abidin menjelaskan, โJika saja wajibnya qadha puasa Ramadhan ini bersifat harus disegerakan, maka makruh mengerjakan puasa tathawwuโ sebelum qadha puasa Ramadhan. Karena ituย termasuk bentuk mengakhirkan kewajiban dari waktunya yang terbatas.โ (Ad-Dur al-Mukhtar wa Hasyiyah Ibnu Abidin, 2/423)
Materi Khutbah Jumat: 4 Cara Meraih Ridha Allah โazza wajalla
Sedangkan ulama mazhab Maliki dan mazhab Syafiโi berpendapat boleh mengerjakan puasa tathawwuโ sebelum qadha puasa Ramadhan dengan kebolehan yang bersifat makruh (jawaz maโa al-karahah) karena telah mengakhirkan pemenuhan hukum wajib.
Imam ad-Dasuqi menjelaskan, โMakruh mengerjakan puasa tathawwuโ bagi orang yang masih memiliki tanggungan puasa wajib seperti puasa nazar, puasa qadhaโ, dan puasa kafarah, baik itu puasa tathawwuโ yang ghairu muakkad, atau pun puasa tathawwuโ yang muakkad seperti puasa โAsyuraโ dan puasa 9 Zulhijjah.โ
Sementara ulama mazhab Hanbali berpendapat haram melaksanakan puasa thathawwuโ sebelum melunasi qadha puasa Ramadhan.
Jika puasa tathawwuโ dikerjakan lebih dulu, maka tidak sah, meskipun kesempatan untuk qadhaโ puasa Ramadhan masih panjang. Harus mengerjakan qadha puasa Ramadhan dahulu, baru setelah itu puasa tathawwuโ. (Al-Mausuโah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyah, 28/100)
Demikian ulasan sederhana tentang fikih puasa enam hari di bulan Syawal mulai dari pengertian, dalil, hukum, keutamaan, tata cara , dan beberapa masalah utama yang sering ditanyakan tentang pelaksanaan shaum Syawal. Semoga bermanfaat. Wallahu aโlam. (Sodiq Fajar/dakwah.id)
Artikel Fikih terbaru:
Subhanalloh trima kasih ilmu nya