011 materi kultum ramadhan Allah maha dekat dakwah.id

Materi Kultum Ramadhan 11: Allah Maha Dekat

Terakhir diperbarui pada · 641 views

Materi Kultum Ramadhan 11
Allah Maha Dekat

Tulisan yang berjudul Allah Maha Dekat ini adalah seri ke-11 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1445 H yang ditulis oleh Ustadz Nofriyanto Abu Kayyisa al-Minangkabawy.

اَلْحَمْدُ لِلهِ الْقَرِيْبِ الْمُجِيْبِ الَّذِيْ يَفْعَلُ مَا يُرِيْدُ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا الْحَبِيْبِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ وَأُمَّتِهِ إِلَى يَوْمِ لِقَاءِ الرَّبِّ الْمُرِيْدِ.

Hadirin jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wataala!

Siapa saja yang membaca ayat-ayat tentang pertanyaan umat kepada baginda Nabi pastilah Allah jawab dengan kata “Qul” (katakanlah, wahai Muhammad), kecuali satu ayat.

Saat umat bertanya kepada Baginda tentang harta rampasan perang (al-Anfal), ruh, haid, bulan, semua Allah jawab dengan kata Qul.

Lain halnya dengan pertanyaan umat tentang diri-Nya. Allah jawab langsung, “Sesungguhnya Aku Allah Maha Dekat.”

Dalam berbagai pertanyaan selain diri-Nya seakan ada perantara antara Dia dan hamba-Nya, yaitu baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan kata Qul. Namun, apabila para hamba bertanya tentang Diri-Nya seakan Allah ingin langsung berbicara kepada umat Nabi-Nya yang tercinta tanpa batas, tanpa perantara sebagai bukti bahwa Allah Maha Dekat kepada hamba-Nya.

Allah subhanahu wataala berfirman, QS. Al-Baqarah: 186,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”

Bagi seorang mukmin, ayat ini merupakan seruan cinta dan kasih sayang. Seakan-akan Allah menyeru kita semua, “Kemarilah wahai hamba-Ku kapan pun dan di mana pun engkau berada! Berbicaralah dengan-Ku dan mintalah kepada-Ku apa saja yang kau inginkan! Sungguh Aku tidak pernah bosan sampai engkau sendiri yang bosan, wahai hamba-Ku. Aku tidak pernah memutuskan hubungan-Ku denganmu, kalian sendirilah yang ingin berpisah dan menjauh dari-Ku.”

Bukankah kedekatan-Nya kepada para hamba sampai Allah gambarkan dalam al-Quran lebih dekat daripada urat leher hamba itu sendiri?

Allah subhanahu wataala berfirman, dalam surat Qaaf ayat 16—18,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri.

Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”

Menurut Imam al-Quthubi, ayat ini bermakna kedekatan secara penggambaran bukan dekat secara jarak dan fisik. Sebagaimana ungkapan beliau dalam kitab tafsirnya,al-Jami li Ahkam al-Quran, (9/17),

وَهَذَا تَمْثِيلٌ لِلْقُرْبِ، أَيْ نَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ وَرِيدِهِ الَّذِي هُوَ مِنْهُ، ‌وَلَيْسَ ‌عَلَى ‌وَجْهِ ‌قُرْبِ الْمَسَافَةِ.

Ini adalah penggambaran kedekatan, yaitu ‘Kami lebih dekat (kedekatannya) dari pada urat leher,’ bukan dekatnya jarak.”

Adapun sebab turunnya Surat al-Baqarah ayat 186 di atas, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam kitab Majmu’ al-Fatawa jilid 35 halaman 370, terkait pertanyaan para sahabat kepada baginda Nabi antara mengeraskan atau meninggikan suara atau tidak saat berdoa. Kemudian turunlah ayat ini sebagai jawaban.

Adapun kedekatan Allah dengan hamba-Nya ada dua.

Pertama, kedekatan umum dengan setiap makhluk.

Kedua, kedekatan khusus dengan seorang mukmin yang berdoa dan menyembah diri-Nya semata.

Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda bahwa waktu dan saat terdekat seorang hamba dengan Tuhannya yaitu saat ia bersimpuh dan sujud kepada-Nya?

Rasulullah bersabda, hadits riwayat Imam Muslim nomor 482,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ.

Tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa ketika itu.”

Allah menjamin terkabulnya doa para hamba apabila disertai dengan kerendahan hati, khusyuk, tidak ada penghalang-penghalang, dan sesuai dengan contoh dan ajaran Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Artikel Doa & Zikir: Doa Mustajab, Apa dan Bagaimana?

Maka berdoalah jika Anda ingin meraih impian dan harapan! Jangan berputus asa dari rahmat-Nya! Sebab doa juga merupakan sebab utama seseorang meraih keselamatan. Meskipun pengaruh doa berbeda antara orang yang satu dengan lainnya.

Namun, yang perlu diingat bahwa doa termasuk amal ibadah yang paling mulia. Sebagaimana sabda baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam, hadits riwayat Imam at-Tirmidzi nomor 3370,

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ.

Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Taala selain doa.”

Ada tiga hal yang akan didapat hamba yang berdoa apabila sesuai dengan tuntutan ajaran Nabi-Nya.

Pertama, Allah akan segera mengabulkan doanya.

Kedua, Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak.

Ketiga, Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.

Demikianlah sedikit ulasan terkait sifat Allah Maha Dekat yang bisa kita raih dengan senantiasa berdoa kepada-Nya. Semoga Allah subhanahu wataala senantiasa mengabulkan semua doa kita. Aamiin ya Rabbal alamiin. (Nofriyanto/dakwah.id)

Baca juga artikel Materi Kultum Ramadhan atau artikel menarik lainnya karya Nofriyanto Abu Kayyisa Al-Minangkabawy.

Materi Kultum Ramadhan Terbaru:

Topik Terkait

Nofriyanto, M.Ag

Dosen Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UNIDA GONTOR, Direktorat Islamisasi UNIDA GONTOR, Alumni Program Kaderisasi Ulama Gontor angkatan VII, Konsentrasi bidang pemikiran Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *