Khutbah Jumat Membangun Karakter Mukmin yang Kuat dakwah.id

Materi Khutbah Jumat: Membangun Karakter Mukmin yang Kuat

Terakhir diperbarui pada · 4,833 views

Materi Khutbah Jumat:
Membangun Karakter Mukmin yang Kuat

Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

 

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَإنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد

 

Segala puji bagi Allah Ta’ala, Dialah Dzat yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa yang telah menciptakan langit yang bertingkat tanpa tiang, dan yang menciptakan bumi berlapis yang terhampar. Semua makhluk baik yang di langit maupun di bumi tunduk menghambakan diri kepada-Nya.

Allah berfirman,

كَتَبَ ٱللَّهُ لَأَغۡلِبَنَّ أَنَا۠ وَرُسُلِيٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ ‌قَوِيٌّ عَزِيزٞ

Aku telah menetapkan, ‘Aku dan rasul-rasul-ku pasti menang.’ Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa.” (QS. Al-Mujadalah: 21)

Allah juga berfirman,

أَلَمۡ ‌تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسۡجُدُۤ لَهُۥۤ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلۡجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ وَٱلدَّوَآبُّ وَكَثِيرٞ مِّنَ ٱلنَّاسِۖ…

Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia…” (QS. Al-Hajj: 18)

Shalawat dan salam semoga tercurah untuk baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pemimpin yang kuat nan tangguh, yang telah membebaskan manusia dari peradaban hina nan nista yaitu peradaban jahiliyah menuju peradaban mulia dan beradab yaitu peradaban Islam. Semoga keselamatan juga tercurah kepada para sahabat dan segenap umatnya yang berpegang teguh kepada Islam sampai akhir zaman.

Mari kita semua berusaha untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala di mana saja berada, mengiringi setiap kelalaian dan perbuatan dosa dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapusnya.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Seorang mukmin hendaknya menjadi pribadi yang kuat, bukan untuk bangga-banggaan, bukan juga untuk menindas orang lain maupun berambisi pada kekuasaan. Akan tetapi kuatnya seorang mukmin adalah untuk membela kebenaran. Allah menyifati hamba-Nya yang bernama Thalut dengan sosok yang kuat untuk membela agama Allah subhanahu wata’ala.

قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰهُ عَلَيۡكُمۡ وَزَادَهُۥ ‌بَسۡطَةٗ فِي ٱلۡعِلۡمِ وَٱلۡجِسۡمِۖ وَٱللَّهُ يُؤۡتِي مُلۡكَهُۥ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik. Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 247)

Bahkan keberadaan seorang mukmin sejati yang kuat lebih Allah sukai daripada seorang mukmin yang lemah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ

Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah subhanahu wata’ala daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)

Hadits di atas menjelaskan bahwa seorang mukmin yang kuat itu lebih baik daripada seorang mukmin yang lemah sebab, mukmin yang kuat dapat melakukan sesuatu untuk kaum muslimin. Dia dapat memberikan manfaat kepada kaum muslimin dengan kekuatan yang dimilikinya.

Mereka yang memiliki kekuatan dapat memberikan manfaat besar dengan kekuatan terebut dalam jihad fii sabilillah, merealisasikan kemaslahatan kaum muslimin, membela Islam dan kaum muslimin, serta merendahkan musuh Islam dan berdiri menghadapi musuh tersebut. Semua ini tidaklah mampu dilakukan oleh mukmin yang lemah.

Hanya saja setiap mukmin baik kuat ataupun lemah itu memiliki kebaikan lantaran keimanan yang ada pada dirinya. Masing-masing dapat memberikan andil untuk Islam sesuai dengan kemampuannya.

Allah berfirman,

وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٖ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ

Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka (orang-orang kafir) kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh-musuh Allah dan musuh kalian.” (QS. Al-Anfal: 60)

 

4 Pilar Mukmin yang Kuat

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Tentunya adalah bukan kekuatan fisik semata yang harus diraih oleh seorang mukmin, namun banyak aspek kekuatan yang jika terwujud maka akan saling menopang satu sama lain sebagai sarana membangun kekuatan umat menuju kemuliaan Islam dan kaum muslimin.

Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni menjelaskan hadits di atas di dalam kitabnya Min Kunuzis Sunnah, bahwa kekuatan yang harus ada pada diri seorang mukmin yang kuat itu mencakup 4 pilar berikut ini.

 

Pilar Pertama: Quwwatul Iman (Kekuatan Iman)

Pilar pertama yang harus dibangun dalam mewujudkan pribadi mukmin yang kuat adalah kekuatan iman.

Iman yang kuat dalam diri seorang mukmin akan melahirkan keyakinan bahwa semua yang terjadi di dunia adalah karena kehendak Allah, tanpa kehendak-Nya, semua itu tidak akan terjadi.

Sehingga dengan demikian ia tidak akan pernah merasa gentar dan takut dalam menghadapi rintangan di atas jalan agama Allah.

Namun kekuatan iman itu terwujud bukan dengan sendirinya, namun melalui proses yang kadang berat lagi susah. Di antara upaya tersebut adalah senantiasa memiliki interaksi kuat dengan al-Quran dan melazimi perintah-perintah Allah subhanahu wata’ala.

Allah berfirman,

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ٢ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣ أُوْلَـٰٓئِكَ هُمُ ‌ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ‌حَقّٗاۚ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah kuat imannya dan hanya kepada Allah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang melaksanakan shalat dan yang menginfaqkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman.” (QS. Al-Anfal: 2-4)

Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr menyebutkan di dalam kitab Asbab Ziyadatil Iman wa Nuqshanihi setidaknya ada 3 cara untuk meningkatkan iman agar lebih kuat tertancap dalam hati.

Cara pertama, Mempelajari ilmu yang bermanfaat, di antaranya membaca al-Quran dan mentadaburinya. Memperhatikan keindahan agama Islam, membaca sirah Nabi Muhammad dan membaca sirah salaf shalih.

Cara kedua, Memperhatikan ayat-ayat kauniyah.

Cara ketiga, Bersungguh-sungguh dalam beramal saleh, baik dengan hati, lisan maupun anggota badan, termasuk juga bersungguh-sungguh dalam berdakwah.

 

Pilar Kedua: Quwwatul Ilmi (Kekuatan Ilmu)

Pilar kedua yang harus ada pada sosok mukmin yang kuat adalah kekuatan ilmu.

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu dan menghormati orang-orang yang berilmu. Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu hingga beberapa derajat di atas orang yang beriman saja tetapi tidak berilmu.

يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ

Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian, dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Ilmu menjadi dasar keutamaan manusia dan menjadi penentu kemuliaannya. Penunjukan nabi Adam ‘alaihissalam sebagai khalifah tidak lain adalah karena potensi ilmunya, sehingga ia dapat mengungguli makhluk Allah yang lain yakni para malaikat. (lihat: Al-Baqarah: 30)

Dalam Islam, ilmu tidak hanya sekedar untuk pengetahuan saja melainkan untuk kebaikan dan ibadah. Ilmu harus melahirkan amal atau tindakan. Kita harus berbuat dan beramal atas dasar ilmu yang dimiliki.

Artikel Refleksi: Ilmu Islam itu Sangat Luas, Ini yang Fardhu ‘Ain untuk Dipelajari(Opens in a new browser tab)

Dalam kitab Rijal Haula Rasul dikisahkan, pada suatu majelis sahabat Abu Darda’ sedang berdiskusi dengan sahabat lainnya tentang hari akhirat.

Tiba-tiba beliau menangis, hingga air matanya meleleh. Maka sahabat lain pun bertanya mengapa dia menangis.

Abu Darda’ menjawab, “Aku takut kelak di akhirat ditanya, Apakah kamu memiliki ilmu dan apakah kamu mengamalkan ilmu yang kamu miliki?”

Artikel Refleksi: Loss of Adab, Salah Langkah atau Salah Arah Pendidikan?

Kisah di atas mengantarkan kita pada beberapa hikmah yang sangat agung. Di antaranya,

Hikmah pertama: Sahabat Abu Darda’ adalah seorang yang tidak hanya alim, namun juga taqwa, memiliki rasa takut akan kedudukan Allah subhanahu wata’ala. Dan inilah memang ciri daripada seorang ulama. (lihat: Fathir: 28)

Hikmah kedua: Obyek diskusi seorang ahli ilmu tidak hanya melulu urusan dunia, akan tetapi yang lebih penting justru adalah perkara akhirat untuk meningkatkan keimanan dan memperkuat daya ingat terhadap kematian.

Hikmah ketiga: Ilmu merupakan salah satu aspek yang membentuk kualitas agama seseorang (taqwa).

Dari sinilah, ilmu benar-benar menjadi kekuatan apabila ia amalkan dan dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh kemuliaan di akhirat.

 

Pilar Ketiga: Quwwatul Jasad (kekuatan fisik)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mukmin yang kuat harus memiliki jasad yang kuat.

Kalau kita membaca sejarah para pendahulu yang mulia, manakah di antara sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang tak pandai berperang?

Carilah di antara mereka, mana yang tidak bisa menunggang kuda, memanah, atau bermain pedang.

Secara umum, hampir seluruh sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mempunyai keahlian fisik.

Memang mereka sangat terkenal dengan ahli ibadah, ahli membaca al-Quran, ahli tahajud, rajin puasa sunnah, namun di sisi lain mereka adalah orang-orang yang kuat fisiknya.

Maka menempa fisik agar menjadi kuat adalah bagian dari perintah agama yang langsung disampaikan melalui lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

إِنَّ وَلَيْسَ اللَّهْوُ إِلَّا فِي ثَلَاثَةٍ: تَأْدِيبِ الرَّجُلِ فَرَسَهُ، وَمُلَاعَبَتِهِ امْرَأَتَهُ، وَرَمْيِهِ بِقَوْسِهِ، وَنَبْلِهِ، وَمَنْ تَرَكَ الرَّمْيَ بَعْدَ مَا عَلِمَهُ رَغْبَةً عَنْهُ، فَإِنَّهَا نِعْمَةٌ كَفَرَهَا

Sesungguhnya tiga hal yang tidak termasuk perbuatan sia-sia; seorang laki-laki yang melatih kudanya, suami yang mencandai istrinya dan latihan memanah. Barang siapa meninggalkan memanah setelah dia mengetahuinya karena benci, maka itu namanya kufur nikmat.” (HR. Nasa’i)

 

Pilar Keempat: Quwwatul Iqtishad (kekuatan ekonomi)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Pilar keempat dalam membangun pribadi mukmin yang kuat adalah kekuatan ekonomi.

Sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu adalah salah satu sahabat Nabi yang kaya raya dan juga dermawan. Ia banyak menyumbangkan harta bendanya untuk tegaknya panji-panji Islam.

Dalam perang Tabuk melawan romawi, Utsman menyediakan 300 ekor unta dan 1000 dinar dari kantong pribadinya untuk biaya peperangan.

Materi Khutbah Jumat: Ulama Pewaris Nabi Jangan Dizalimi

Utsman membeli sumur itu dengan harga 12.000 dirham dan itu pun masih separuh harga, belum semuanya. Karena si Yahudi baru bersedia menjual separuhnya.

Melihat perjalanannya kemudian orang Yahudi itu menjual seluruhnya, dan Utsman pun menambah seharga 8000 dirham sehingga semua sumur tersebut milik kaum muslimin.

Sumur tersebut dikenal dengan nama Bi’ru Raumah yang hingga hari ini masih mengeluarkan airnya.

Demikianlah gambaran sederhana manakala seorang mukmin itu kuat dalam hal ekonomi, maka ia dapat mengentaskan permasalahan yang notabene mendera kaum muslimin di berbagai belahan bumi.

Allah berfirman,

وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ فَلِأَنفُسِكُمۡۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ ٱللَّهِۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ

Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalannya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya.” (QS. Al-Baqarah: 272)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Dengan membangun empat pilar tersebut; Iman, Ilmu, Fisik, dan Ekonomi, insyaallah akan tercipta karakter sosok mukmin yang kuat.

Demikian materi khutbah Jumat tentang pilar pribadi mukmin yang kuat yang dapat kami sampaikan pada siang hari ini.

Semoga Allah Ta’ala membimbing kita untuk senantiasa menjadi hamba-Nya yang kuat sehingga mampu memberikan andil untuk kemenangan Islam dan kemuliaan kaum muslimin. Aamiin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

 

 

 

Download PDF Materi Khutbah Jumat dakwah.id Membangun Karakter Mukmin yang Kuat
di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

Mahasiswa pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Surakarta. Konsentrasi di bidang Tafsir, Hadits dan Tazkiyah. Penikmat kitab Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Kitab hadits Shahih Fadhailul A'mal karya Syaikh Ali Bin Nayif Asy-Syahud, kitab Madarijus Salikin Manazil Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Aktif mengajar di beberapa kajian tafsir, hadits, dan kajian umum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *