Materi Khutbah Jumat 5 Karakter Penghuni Surga-dakwah.id

Materi Khutbah Jumat: 5 Karakter Penghuni Surga

Terakhir diperbarui pada · 18,700 views

Materi Khutbah Jumat
5 Karakter Penghuni Surga

Oleh: Ust. Abdul Halim Tri Hantoro

 

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Mari memuji Allah subhanahu wata’ala dengan sebaik-baik dan semulia-mulianya pujian. Mari bersyukur kepada-Nya dengan sebaik-baik syukur. Dialah yang telah menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang mampu berkehendak atas segala sesuatu.

Shalawat dan Salam untuk Baginda tercinta nan mulia, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah menunjuki kita jalan kebenaran yang akan menghantarkan peniti di atasnya ke dalam Surga yang penuh kenikmatan. Dan semoga kita termasuk di antara umatnya yang mendapatkan anugerah syafaat di yaumul Qiyamah kelak, amin.

Khatib menyampaikan nasehat untuk diri pribadi dan jamaah sekalian, marilah kita selalu dan senantiasa meningkatkan keimanan kita kepada Allah Ta’ala dengan cara mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena memang demikianlah seharusnya tabiat orang-orang yang beriman.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Di antara hikmah tertinggi Allah menciptakan surga dan neraka adalah sebagai tempat pembalasan atas amal perbuatan manusia semenjak hidup di dunia. Apakah itu amal kebajikan ataukah itu amal keburukan.

Materi Khutbah Jumat: 5 Tipe Orang yang Beruntung di Bulan Ramadhan

Selain dari pada itu, keberadaan surga dan neraka adalah bukti bahwa Allah subhanahu wata’ala itu Dzat yang Maha Adil dan tidak pernah berlaku zalim kepada manusia.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهٖ ۙوَمَنْ اَسَاۤءَ فَعَلَيْهَا ۗوَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ

Barang siapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Rabbmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya).” (QS. Fushshilat: 46)

Al-Quran memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang siapa saja tipe manusia yang kelak akan menjadi calon penghuni neraka. Pun demikian dengan calon penghuni surga, al-Quran juga telah memberikan penjelasan yang jelas dan nyata layaknya matahari yang bersinar di siang hari tanpa diiringi mendung sedikit pun.

Al-Quran menjelaskan, ada 5 karakter penghuni surga. Karakter tersebut dapat kita jumpai dalam firman Allah subhanahu wata’ala berikut ini.

الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ

“(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang jujur, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohan ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17)

Artikel Tsaqafah: Tantangan Bagi yang Meragukan Kebenaran Al-Quran

Ayat sebelumnya, yakni ayat yang ke 15, menyebutkan tentang orang-orang yang bertakwa di mana kelak meraka akan dimasukkan ke dalam surga Allah subhanahu wata’ala yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan mereka ditemani oleh pasangan-pasangan yang suci.

Maka ayat setelahnya, 16 dan 17, menjelaskan siapa saja mereka yang nanti akan menjadi penghuni surga Allah subhanahu wata’ala.

 

Karakter Penghuni Surga

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Pertama: Ash-Shabirin (orang-orang yang senantiasa bersabar)

Karakter penghuni surga yang pertama adalah ash-Shabirin. Orang-orang yang senantiasa sabar.

Sabar artinya adalah menahan diri untuk menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya serta tabah menghadapi ujian di atas jalannya.

Para ulama membagi sabar menjadi tiga tingkatan:

 

Tingkatan Sabar yang Pertama: Sabar dalam ketaatan.

Sabar dalam ketaatan ini adalah tingkatan sabar yang paling tinggi, kenapa? Karena kebanyakan tabiat nafsu manusia itu tidak menyukai ketaatan dan lebih cenderung kepada kemungkaran.

Maka, untuk melakukan ketaatan diperlukan kemauan yang sangat kuat, melewati jalan-jalan yang dipenuhi dengan onak dan duri, ranjau dan segala sesuatu yang bisa menghalanginya dari ketaatan.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

حَفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ

Dan jalan menuju surga itu dipenuhi dengan sesuatu yang tidak kita senangi.” (HR. Muslim)

 

Tingkatan Sabar yang Kedua: Sabar terhadap maksiat.

Bentuk sabar ini jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan bentuk sabar yang pertama, karena meninggalkan sesuatu yang dilarang jauh lebih ringan dari pada mengerjakan sesuatu yang diperintah. Juga, rata-rata manusia itu merasa risih dengan keburukan.

Contohnya banyak. orang bisa bersabar untuk tidak berzina, akan tetapi tidak bisa bersabar untuk selalu mengerjakan shalat berjamaah di masjid.

Sebaliknya, kebanyakan orang sangat sulit dan tidak bisa bersabar untuk meninggalkan ghibah (membicarakan kejelekan orang lain), akan tetapi sangat bisa dan sabar kalau diperintahkan untuk berbuat baik kepada orang lain.

Contoh-contoh seperti ini sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Khutbah Jumat: Al-Quran dan as-Sunnah: Pedoman dan Ruh Kehidupan

 

Tingkatan Sabar yang Ketiga: Sabar terhadap musibah.

Ini adalah bentuk sabar yang paling ringan, karena musibah itu terjadi tanpa ia kehendaki dan datang menimpa begitu saja, artinya dia bersabar atau tidak bersabar sesuatu itu sudah terjadi.

Akan tetapi walaupun begitu, masih banyak dari kaum muslimin yang tidak bisa sabar ketika tertimpa musibah.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَلَنَبلُوَنّكُم بِشَىءٍ مِنَ الخَوفِ وَالجُوعِ وَنَقصٍ مِنَ الأموَالِ وَالأَنفُسِ وَالثّمَراتِ وَبَشِرِ الصّابِرينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 155)

Dalam hadist Ummu Salamah disebutkan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا أَصَابَتْ ‌أَحَدَكُمْ ‌مُصِيبَةٌ فَلْيَقُلْ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ عِنْدَكَ أَحْتَسِبُ مُصِيبَتِي، فَآجِرْنِي فِيهَا، وَأَبْدِلْ لِي بِهَا خَيْرًا مِنْهَا.

Jika di antara kalian tertimpa musibah, hendaknya berkata: ‘Sesunggunya kami milik Allah dan sesunguhnya kami akan kembali pada-Nya, Ya Allah saya hanya mencari pahala dari musibah ini di sisi-Mu, maka berikanlah kepada-ku pahala itu, dan gantikanlah aku dengan sesuatu yang lebih baik dari musibah ini.” (HR. Abu Daud)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kedua: Ash-Shadiqin (orang-orang yang jujur)

Para ulama menjelaskan bahwa ash-Shadiqin ini mempunyai tiga pengertian:

Pengertian Pertama: Ash-Shadiqin adalah orang-orang yang membenarkan apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, walau kadang tidak sesuai dengan nalar akalnya, atau mungkin mereka belum memahaminya.

Sebagaimana Abu Bakar as-Siddiq yang membenarkan apa saja yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, walaupun kadang kurang bisa dipahami dengan nalarnya.

Pengertian Kedua: Ash-Shadiqin adalah orang yang antara lahir dan batinya sama, apa yang ditampakkan dan yang disembunyikan sama, amal hati dan perbuatan anggota badan sejajar dan sama, serta tidak ada pertentangan antar keduanya.

Sebaliknya orang munafik adalah orang yang menampakkan keimanan secara lahir tetapi menyembuyikan kekafiran dalam batin mereka.

Pengertian Ketiga: Ash-Shadiqin adalah orang yang mempunyai kemauan keras dan niat yang tulus untuk meniti jalan yang benar.

Ketiga pengertian tersebut terdapat dalam diri para sahabat, khususnya para muhajirin yang meninggalkan kampung halaman dan harta kekayaan mereka, demi mencari ridha Allah, dan berhijrah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke kota Madinah.

Oleh karenanya, Allah memerintahkan kita untuk selalu membersamai orang-orang yang mempunyai sifat ash-Shadiqin ini, sebagaimana di dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah: 119)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ketiga: al-Qanitin (orang-orang yang patuh)

Karakter penghuni surga yang ketiga adalah al-Qanitin. Al-Qanitin berasal dari qanata-yaqnutu-qunutan yang berarti taat dan patuh. Ada yang mengartikan qunut adalah berdiri di hadapan Allah dalam rangka beribadah dan patuh kepada-Nya. Berarti al-Qanitin adalah orang-orang yang patuh terhadap perintah Allah dan rasul-Nya.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di mengartikan qunut dengan,

دَوَامُ الطَّاعَةِ مَعَ مُصَاحَبَةِ الْخُشُوْعِ وَالْخَشْيَةِ

“Ketaatan yang kontinue serta diiringi rasa khusyuk dan takut.”

Wanita shalihah yang patuh kepada Allah dan Rasul, serta taat kepada perintah suami disebut dengan “al-Qanitah”, sebagaimana firman Allah:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An-Nisa: 34)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Keempat: Al-Munfiqin (orang-orang yang gemar berderma harta).

Karakter penghuni surga yang keempat adalah al-Munfiqin. Yaitu orang-orang yang selalu menginfaqkan harta mereka di jalan Allah subhanahu wata’ala dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit. Sebagaimana firman Allah:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali-Imran: 134)

Sifat keempat ini menunjukkan bahwa hamba-hamba Allah bukanlah mereka yang merasa nyaman dengan ibadahna sendiri kepada Allah subhanahu wata’ala seperti shalat, zikir, berdoa dan membaca al-Quran, tetapi mereka juga yang memperhatikan kondisi masyarakat disekitarnya dan ia berempati kepada orang-orang yang lemah lagi membutuhkan.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari gua hira dan pulang ke rumah dalam keadaan takut dan panik, Khadijah radhiyallahu ‘anha menghiburnya seraya mengatakan:

كَلَّا وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الكَلَّ، وَتَكْسِبُ المَعْدُومَ، ‌وَتَقْرِي ‌الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الحَقِّ

“Sekali- kali tidak! Demi Allah, sekali- kali Dia tidaklah akan menghinakanmu selamanya, sesungguhnya engkau benar-benar orang yang suka menyambung tali persaudaraan, menanggung orang-orang yang membutuhkan, berusaha memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak mampu, mengharmati para tamu, dan membantu orang-orang yang ditimpa musibah.” (HR. Al-Bukhari)

Materi Khutbah Jumat: Kuatkan Tsiqah kepada Allah di Masa Wabah

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kelima: Al-Mustaghfirin bi al-Ashar (orang-orang yang banyak memohon ampun di waktu sahur).

Karakter penghuni surga yang kelima adalah Al-Mustaghfirin bi al-Ashar. Yaitu orang-orang yang beristighfar, memohan ampun kepada Allah atas segala dosa dan kesalahannya di waktu menjelang shalat subuh. Di dalam ayat lain juga disebutkan ciri orang bertakwa:

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Dan di akhir-akhir malam mereka memohan ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 18)

Ketika anak-anak nabi Ya’qub meminta kepada beliau agar dosa-dosa mereka dimaafkan oleh Allah subhanahu wata’ala, maka beliau mengundurkan untuk memohan kepada Allah sampai waktu sahur. Allah berfirman:

قَالَ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Ya’qub berkata: ‘Aku akan memohankan ampun bagimu kepada Tuhanku (nanti pada waktu sahur). Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (QS. Yusuf: 98)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda menguatkan akan keutamaan ini:

Rabb kami turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam yang terakhir. Dia berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepadaKu niscaya Aku menjawabnya. Siapa yang meminta kepadaKu niscaya Aku memberinya dan siapa yang memohan ampun kepadaKu niscaya Aku mengampuninya.’” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Di dalam hadist Syadad bin Aus bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

سيد الاستغفار أن تقول: اللهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شِرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِالنِّعْمَةِ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قال – مَن قَالها مِن النَّهارِ مُوقناً بِها فَماتَ مِن يومهِ قَبل أنْ يُمسِي فَهو مِن أَهل الجَّنةِ، ومَن قَالها مِن اللَّيْلِ وهُو مُوقِنٌ بِها فَماتَ قَبل أنْ يُصبحُ فَهو مِن أَهل الجنة .

Sayidu al-Istighfar adalah engkau berdoa: ‘Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku, Tiada Ilah kecuali Engkau, Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu, aku akan berusaha memenuhi janji-janjiku kepada-Mu sekuat tenagaku, aku berlindung kepada-Mu dari apa perbuatan jelekku, aku mengakui akan nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui juga atas dosa yang pernah aku perbuat, maka ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah.’ Barang siapa yang mengucapkan doa ini (yaitu doa sayidul istihgfar) pada siang hari dengan menyakini isinya, kemudian mati pada hari itu, sebelum datang waktu sore, niscaya dia termasuk ahli syurga. Dan barang siapa yang membacanya pada malam hari dengan menyakini isinya, kemudian dia mati sebelum datangnya pagi, niscaya dia termasuk ahli syurga.” (HR. Al-Bukhari)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Demikian materi khutbah Jumat yang dapat kami sampaikan pada siang hari yang berbahagia ini.

Semoga, dengan memahami 5 karakter penghuni surga sebagaimana penjelasan yang telah lalu, kita menjadi semakin paham apa yang harus kita kerjakan dalam meniti jalan menuju surga.

Semoga Allah subhanahu wata’ala mudahkan kita semua dalam menggapai rahmat dan ridha-Nya. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

 

KHUTBAH KEDUA

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

فياأيها الناس اتقوالله…قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

وَمَنْ يَتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ, وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

للَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ

أَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَلْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ اْلمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ضَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ اْلأَسْقَامِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Download PDF Materi Khutbah Jumat di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

Mahasiswa pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Surakarta. Konsentrasi di bidang Tafsir, Hadits dan Tazkiyah. Penikmat kitab Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Kitab hadits Shahih Fadhailul A'mal karya Syaikh Ali Bin Nayif Asy-Syahud, kitab Madarijus Salikin Manazil Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Aktif mengajar di beberapa kajian tafsir, hadits, dan kajian umum.

0 Tanggapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *