materi khutbah jumat yakin dan tawakal di kala sempit dan lapang dakwah.id

Khutbah Jumat Yakin dan Tawakal di Kala Sempit dan Lapang

Terakhir diperbarui pada · 4,334 views

Materi Khutbah Jumat
Yakin dan Tawakal di Kala Sempit dan Lapang

Oleh: Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

 

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan

الْحَمْدُ للهِ الّذِي بِلُطْفِهِ تَنْكَشِفُ الشّدَائِدَ، وَبِالتَّوَكُّلِ عَلَيْهِ يَنْدَفِعُ كَيْدُ كُلِّ كَائِدٍ، أَحْمَدُهُ -سُبْحَانَهُ- وَأَشْكُرُهُ، وَأَسْأَلُهُ الْمَزِيْدَ مِنْ فَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ

أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَإنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد

Segala puji hanyalah milik Allah subhanahu wataala. yang dengan ke-Maha Lembutan-Nya segala ujian bisa dilewati. Dan dengan tawakal kepada-Nya segala macam tipu daya pendengki bisa dihadapi. Kita selalu bersyukur kepada-Nya dan senantiasa meminta fadhilah dan kemuliaan dari-Nya.

Shalawat beriring salam semoga senantiasa Allah subhanahu wataala curahkan untuk panutan tercinta, Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Para Malaikat pun mengirimkan shalawat kepadanya maka orang-orang beriman dan terlebih lagi adalah umatnya hendaknya bershalawat kepadanya.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)

Kami wasiatkan kepada diri kami juga kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas takwa kepada Allah subhanahu wataala dengan sebenar-benar takwa, dalam bentuk selalu tunduk dan patuh terhadap segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.

Allah ’azza wajalla berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Wahai orangorang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenarbenar takwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102)

 

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Imam Al-Bukhari meriwayatkan di dalam Shahih-nya, sebuah hadits dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma:

Wanita pertama yang menggunakan ikat pinggang adalah ibu Nabi Isma’il ‘alaihissalam. Dia menggunakannya untuk menghilangkan jejak dari Sarah.

Materi Khutbah Idul Adha: Tarbiyah Ruhiyah Kehidupan Nabi Ibrahim

Kemudian Ibrahim ‘alaihissalam membawanya berserta anaknya Isma’il yang saat itu ibunya masih menyusuinya, hingga Ibrahim ‘alaihissalam menempatkan keduanya dekat Baitullah (Kakbah) pada sebuah gubuk di atas zamzam di ujung Masjidil Haram.

Waktu itu di Makkah tidak ada seorang pun yang tinggal di sana dan tidak ada pula air. Nabi Ibrahim menempatkan keduanya di sana dan meninggalkan semacam karung berisi kurma dan geriba berisi air. Kemudian Ibrahim pergi meninggalkan keduanya.

Maka Ibu Isma’il mengikutinya seraya berkata, “Wahai Ibrahim, kamu mau pergi ke mana? Apakah kamu (tega) meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang pun manusia dan tidak ada sesuatu apa pun.”

Ibunda Isma’il terus saja mengulang-ulang pertanyaannya berkali-kali hingga akhirnya Ibrahim tidak menoleh lagi kepadanya. Akhirnya ibu Isma’il bertanya, “Apakah Allah yang memerintahkan kamu atas semuanya ini?”

Ibrahim menjawab, “Ya.”

Ibu Isma’il berkata, “Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami.”

Kemudian ibu Isma’il kembali dan Ibrahim melanjutkan perjalanannya hingga ketika sampai pada sebuah bukit dan orang-orang tidak melihatnya lagi, Ibrahim menghadap ke arah Kakbah lalu berdoa untuk mereka dengan beberapa kalimat doa dengan mengangkat kedua belah tangannya.

Ibrahim berdoa,

رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

Wahai Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)

Dalam kelanjutan haditsnya disebutkan,

Kemudian malaikat berkata kepadanya, “Janganlah kalian takut ditelantarkan karena di sini adalah rumah Allah, yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya.”

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Kisah yang disebutkan dalam hadits di atas menunjukkan akan sebuah ujian yang teramat berat yang dialami oleh manusia terbaik dari kalangan Nabi dan Rasul-Nya, yaitu Ibrahim ‘alaihissalam.

Ternyata Ibrahim menerimanya dengan sepenuh tawakal dan sekuat keyakinan serta teguh di atas jalan kebenaran. Karena memang para rasul adalah manusia yang paling tinggi rasa tawakalnya kepada Allah dikarenakan ilmu mereka terhadap nama dan sifat mulia Allah serta perbuatan-Nya, keyakinan dan kepercayaan mereka terhadap janji Allah.

Artikel Fikih: Doa Mustajab, Apa dan Bagaimana?

Allah subhanahu wataala berfirman,

وَمَا لَنَآ اَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللّٰهِ وَقَدْ هَدٰىنَا سُبُلَنَاۗ وَلَنَصْبِرَنَّ عَلٰى مَآ اٰذَيْتُمُوْنَاۗ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُوْنَ

Dan mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah, sedangkan Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh, akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang yang bertawakal berserah diri.” (QS. Ibrahim: 12)

Dengan itu akibat atau kesudahan yang baik Allah berikan kepada mereka, sedangkan kerugian ditimpakan kepada musuh-musuh-Nya.

Tidak hanya nabi Ibrahim yang mendapatkan ujian berat, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga orang yang pantas disebut sebagai bapaknya orang-orang yang bertawakal kepada Allah. Karena dia telah memberikan contoh yang luar biasa akan sikap tersebut, menyerahkan semua urusan, dan keadaan dirinya kepada Allah subhanahu wataala, sebagai perwujudan dari melaksanakan firman-Nya,

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهٖۗ وَكَفٰى بِهٖ بِذُنُوْبِ عِبَادِهٖ خَبِيْرًا ۚ

Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqan: 58)

Beliau mengajari kita doa yang dibacanya selepas melaksanakan shalat Tahajud,

اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ

Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, dan kepada-Mu aku bertawakal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Disebutkan di dalam shahihain dan Musnad imam Ahmad, keterangan dari sahabat Jabir bin Abdillah ia berkata, lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun singgah, dan para sahabat juga singgah secara berpencar untuk berteduh di bawah pohon.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam singgah di bawah pohon Samurah dan menggantungkan pedangnya di situ.

Kami pun tidur, tiba-tiba Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memanggil kami, sedangkan di dekatnya ada seorang Arab Badui, lalu Beliau bersabda, “Orang ini menghunus pedangku untuk menyerangku saat aku tidur, maka aku pun terbangun, sedangkan pedang itu masih terhunus di tangannya.”

Lalu ia berkata, “Siapa yang dapat melindungimu dariku?”

Aku menjawab, “Allah,” sebanyak tiga kali. Namun setelah itu Beliau tidak membalasnya dan duduk.”

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Jabir berkata,

Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di Dzaturriqa, lalu kami datangi sebuah pohon yang lebat dan kami khususkan untuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Kemudian datang salah seorang kaum musyrik, sedangkan ketika itu pedang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam daam keadaan tergantung di pohon, lalu ia mengambil dan menghunusnya sambil berkata, “Apakah kamu takut kepadaku?”

Beliau menjawab, “Tidak.”

Ia kembali berkata, “Siapa yang dapat melindungimu dariku?”

Beliau menjawab, “Allah.”

Orang itu berkata, “Siapa yang dapat melindungimu dariku?”

Beliau menjawab, “Allah.”

Tiba-tiba pedang itu pun jatuh dari tangannya, lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengambil pedang itu dan bersabda, “Siapa yang dapat melidungimu dariku?”

Orang itu menjawab, “Jadilah engkau sebai-baik orang yang memberikan hukuman.”

Beliau bersabda, “Maukah engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah Rasulullah?”

Ia menjawab, “Tidak. Akan tetapi, aku berjanji kepadamu untuk tidak memerangimu dan tidak ikut bersama orang-orang yang memerangimu.”

Maka beliau pun melepaskannya.

Riwayat di atas juga menunjukkan akan ketinggian sikap tawakal dan yakin Rasulullah shallallahu alaihi wasallam saat menghadapi suatu ujian atau perkara yang mengancam keselamatan dirinya.

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Maka pada keadaan kita saat ini, ketika banyak sekali masalah yang menimpa kaum muslimin, yang paling terasa adalah tidak kunjung usainya musibah pandemi wabah covid-19 yang menjadikan kehidupan serba sulit dan semakin sulit.

Materi Khutbah Idul Adha: Nabi Ibrahim, Teladan Keberanian dalam Dakwah

Hal itu menjadikan jiwa semakin terhimpit dan dilanda kekhawatiran juga rasa takut. Tidak ada sikap terbaik melainkan berusaha terus menghadirkan tawakal kepada Allah, bersandar kepada-Nya dengan benar dalam mendapatkan maslahat dan menolak mara bahaya baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Tentunya dengan tetap mengambil sebab-sebab yang disyariatkan.

Tawakal adalah sebesar-besar ibadah, dan sebaik-baik cara mendekatkan diri kepada Allah. Dia merupakan tingkatan tauhid yang paling tinggi dan agung.

Agama itu ada dua bagian; Istianah (mohon pertolongan) dan Ibadah (mengabdi dalam bentuk ritual), dan tawakal adalah menjadi bagian dari bentuk isti’anah, sebagaimana firman-Nya,

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Demikian materi khutbah Jumat tentang yakin dan tawakal di kala sempit dan lapang yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita kekuatan untuk selalu bertawakal dan yakin kepada-Nya dalam setiap kesempatan. Aamiin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

 

KHUTBAH KEDUA

أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة

 

 

Download PDF Materi Khutbah Jumat dakwah.id
Yakin dan Tawakal di Kala Sempit dan Lapang di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

Mahasiswa pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Surakarta. Konsentrasi di bidang Tafsir, Hadits dan Tazkiyah. Penikmat kitab Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Kitab hadits Shahih Fadhailul A'mal karya Syaikh Ali Bin Nayif Asy-Syahud, kitab Madarijus Salikin Manazil Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Aktif mengajar di beberapa kajian tafsir, hadits, dan kajian umum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *