Khutbah Jumat Indonesia Nafkah Halal Sumber Kebaikan dakwah.id.png

Khutbah Jumat Singkat: Nafkah Halal Sumber Kebaikan

Terakhir diperbarui pada · 4,154 views

Materi Khutbah Jumat
Nafkah Halal Sumber Kebaikan

Pemateri: Mubin Amrulloh, Lc., M.S.I

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ لِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ، وَهَدَاهُمْ لِمَا فِيْهِ فَلَاحُهُمْ يَومَ التَّلَاقِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اَلْمَلِكُ الْخَلاَّقِ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ الْبَشَرِ عَلَى الإِطْلَاقِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، اَمَّا بَعْدُ،

فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ أَيْضاً: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh berkah ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha dan berupaya meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wataala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.

Karena dengan ketakwaan, Allah subhanahu wataala akan menjaminkan dua hal untuk kita; yang pertama Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan kita, dan yang kedua Allah melipatgandakan pahala-pahala amal kebaikan kita.

Hal ini sebagaimana yang tersurat dalam al-Quran surat ath-Thalaq ayat 5, Allah subhanahu wataala berfirman,

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا

Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (QS. Ath-Thalaq: 5)

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Pada khutbah kali ini, khatib mengajak jamaah sekalian untuk sama-sama berintrospeksi dan mengevaluasi diri, adakah pertanyaan pada diri sendiri saat hendak berangkat kerja mencari nafkah dengan suatu pertanyaan; Kenapa saya harus berkerja setiap hari? Apa tujuan dari rutinitas ini? Dan, keuntungan apa yang saya peroleh selain daripada hasil yang bersifat materi?

Maasyiral Muslimiin, khatib akan mencoba untuk menyampaikan pesan-pesan al-Quran dan risalah Nabi shallallahu alaihi wassallam yang berisi jawaban dari tiga pertanyaan yang baru saja khatib sampaikan.

Dengannya, kita berharap, semoga selepas pelaksanaan shalat Jumat hari ini, Allah subhanahu wataala menjadikan kita semua mampu untuk selalu mengupayakan kebaikan dari setiap aktifitas yang kita lakukan setiap harinya.

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Dari pertanyaan tersebut, setidaknya ada lima alasan yang merupakan buah kebaikan dari rutinitas ikhtiar mencari nafkah halal yang kita lakukan setiap harinya.

Pertama: Mencari Nafkah Halal Merupakan Bentuk Ketaatan atas Perintah Allah

Allah subhanahu wataala memerintahkan kita dalam banyak ayat-Nya untuk berkerja dan bertebaran di muka bumi mencari karunia-Nya, serta memotivasi kita dengan balasan pahala terbaik-Nya ketika kita sanggup dan istiqamah dalam mengupayakan nafkah yang halal.

Sebagaimana firman Allah subhanahu wataala,

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk: 15)

Maasyiral muslimin, Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya menjelaskan ayat tersebut, beliau menjelaskan,

“Maka bepergianlah dari wilayahmu ke tempat mana pun yang kamu inginkan, serta kembalilah menuju wilayahmu dengan segala jenis keuntungan dan perdagangan, dan ketahuilah bahwa usahamu tidak akan membawa manfaat bagimu, kecuali yang Allah subhanahu wataala memudahkannya untukmu; karena itulah Allah subhanahu wataala berfirman,

وَكُلُوا۟ مِن رِّزْقِهِ

Dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.”

Usaha untuk tujuan tersebut tidak meniadakan kepasrahan kepada-Nya, seperti hadits riwayat Imam Ahmad, dari Umar bin al-Khattab, dia mengatakan bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wassllam bersabda,

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore harinya dalam keadaan kenyang.” (Tafsir al-Quran al-Adzim,Ismail bin Umar bin Katsir, 8/179)

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Kedua: Nafkah Halal Sama Nilainya dengan Jihad Fii Sabiilillah

Allah subhanahu wataala mengistimewakan hamba-hamba-Nya yang mengikhtiarkan nafkah halal dengan memosisikan mereka dalam barisan para mujahid yang berjihad di jalan Allah.

Ini jelas merupakan bagian dari karunia Allah yang agung bagi segenap hamba pilihan-Nya, Allah subhanahu wataala menegaskan hal tersebut dalam al-Quran.

Allah subhanahu wataala berfirman,

وَاٰخَرُوْنَ يَضْرِبُوْنَ فِى الْاَرْضِ يَبْتَغُوْنَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ ۙ

Dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah.” (QS. Al-Muzammil: 20)

Imam al-Qurtubi dalam kitab tafsirnya, al-Jaami’ li Ahkamil Quran, menafsirkan ayat ini, beliau mengatakan,

“Allah subhanahu wataala dalam ayat ini menyamakan derajat antara orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan orang-orang yang mencari nafkah halal untuk dirinya dan keluarganya, hal ini merupakan bentuk kebaikan dan karunia-Nya (bagi segenap hamba-Nya).

Maka oleh karena itu, cukuplah ini menjadi bukti bahwa mencari nafkah sama halnya dengan Jihad, karena keduanya sama-sama berada di jalan Allah. (Al-Jami li Ahkami al-Quran,Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, 19/55)

Artikel pilihan: Memilih Makanan Halal dan Thayib, Begini Teladan Sahabat

Bahkan sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallaahu anhu pun pernah mengatakan,

“Jika seorang laki-laki membawa suatu barang menuju suatu kota yang berada dalam wilayahnya kaum muslimin dengan disertai kesabaran serta berharap akan karunia Allah, lalu ia menjual barang tersebut dengan harga sebagaimana yang berlaku pada saat itu, maka baginya kedudukan di sisi Allah yang menyamai kedudukannya para syuhada.” (Al-Jami li Ahkami al-Quran,Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, 19/56)

Kemudian sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu membacakan ayat tersebut.

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Ketiga: Nafkah Halal akan Berbuah Pahala Sedekah

Seseorang yang mengerahkan segenap upayanya dalam rangka berkerja dan mencari nafkah halal untuk dirinya dan keluarganya, kemudian ia pun bersedekah dengannya untuk fakir miskin serta orang-orang yang membutuhkan, maka sungguh apa yang telah ia kerjakan tidak akan luput dari pandangan dan rahmat Allah subhanahu wataala, serta Allah catatkan itu semua dalam timbangan sedekah terbaiknya.

Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallaahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wassallam bersabda,

عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ، قَالُوْا فَإِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ فَيَعْمَلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ، قَالُوْا فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَوْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ فَيُعِيْنُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَ، قَالُوا فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ، قَالَ فَيَأْمُرُ بِالْخَيْرِ أَوْ قَالَ بِالْمَعْرُوفِ، قَالَ فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ، قَالَ فَيُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهُ لَهُ صَدَقَةٌ

Setiap muslim wajib untuk bersedekah.”

Para sahabat bertanya,

Bagaimana jika ia tidak mendapatkan (sesuatu untuk disedekahkan)?

Beliau bersabda,

Hendaknya ia bekerja dengan kedua tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk dirinya, lalu bersedekah.”

Para sahabat kembali bertanya,

Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya?

Beliau bersabda,

Hendaknya ia menolong orang yang sangat memerlukan bantuan.”

Para sahabat kembali bertanya,

Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya?

Beliau bersabda,

Hendaknya ia memerintahkan untuk melakukan kebaikan,” atau bersabda: “Menyuruh melakukan yang maruf.”

Para sahabat bertanya,

Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya?

Beliau bersabda,

Hendaklah ia menahan diri dari kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.’’ (HR. Al-Bukhari No. 6022; HR. Muslim No. 1008)

Keempat: Nafkah Halal Menjadi Sebab diterimanya Amal Saleh

Maasyiral Muslimin Sidang Jamaah Jumat rahimakumullah

Salah satu syarat Allah subhanahu wataala mengabulkan doa hamba-hamba-Nya dan menerima setiap amal saleh yang dikerjakan oleh hamba-hamba-Nya adalah Al-Matham Al-Halal, atau makanan yang halal yang diperoleh dengan cara yang halal.

Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wassallam yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wassalllam bercerita tentang seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan panjang hingga rambutnya kusut dan berdebu.

Ia menengadahkan tangannya ke langit dan berkata, “Wahai Rabb-ku… Wahai Rabb-ku,” padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan? (HR. Muslim No. 1015)

Dalam riwayat lain, Rasulullah pernah menasihati sahabat Saad bin Abi Waqqash radhiyallahu anu, beliau bersabda kepada Saad,

يَا سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، وَالَّذِيْ نَفْسِ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ العَبْدَ لَيَقْذِفَ اللًّقْمَةَ الحَرَامَ فِيْ جَوْفِهِ مَا يَتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلَ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، وَأَيُّمَا عَبْدٍ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ وَالرِّبَا فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ

Wahai Saad, perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari. Dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari barang haram dan riba, maka neraka lebih layak baginya.” (HR Ath-Thabrani, No. 6495)

Kemudian yang Kelima: Nafkah Halal Menjadi Sebab Terhadirkannya Ampunan dan Maghfirah Allah

Maasyiral Muslimin Jamaah Sidang Shalat Jumat Rahimakumullah

Syariat Islam mendorong segenap pemeluknya agar bekerja, mencari nafkah halal dan memperoleh hasil dari pekerjaan itu.

Kemudian syariat Islam pun telah menggariskan gambaran akan ganjaran-ganjarannya sebagai balasan terbaik atas usaha dan upaya yang dilakukan, dan di antara ganjaran tersebut adalah: Allah subhanahu wataala akan mengampuni dosa orang-orang yang bekerja—mengupayakan harta yang halal.

Artikel pilihan: Definisi, Hukum, Macam, Dalil, dan Keutamaan Sedekah

Sebagaimana dalam satu hadits, Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda,

مَنْ ‌بَاتَ ‌كَالًّا مِنْ طَلَبِ الْحَلالِ بَاتَ مَغْفُورًا لَهُ

Barang siapa tidur dalam keadaan letih dan lelah dalam mencari rezeki yang halal, maka ia tidur dalam keadaan diampuni dosa-dosanya.” (Al-Jami al-Kabir,Jalaluddin as-Suyuti, 8/736)

Itulah lima kebaikan yang akan diperoleh seorang hamba manakala ia sanggup mengupayakan nafkah halal, baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya, tentu masih banyak kebaikan-kebaikan lainnya yang menjadi buah dari nafkah halal.

Jamaah Sidang Shalat Jumat Rahimakumullah

Demikian materi khutbah Jumat tentang nafkah halal yang dapat kami sampaikan pada siang hari ini. Semoga Allah subhanahu wataala membimbing hati dan pikiran kita sehingga kita sanggup untuk mengupayakan nafkah halal yang berbuah kesalehan bagi diri, keluarga, pasangan, keturunan, dan umumnya kesalehan masyarakat, bangsa, dan negara yang kita cintai ini. Aamiin Yaa Rabbal aalamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

أَمَّا بَعْدُ:

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ اللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Download PDF Materi Khutbah Jumat Singkat dakwah.id
Nafkah Halal Sumber Kebaikan di sini:

Semoga bermanfaat!

Artikel Terbaru:

Topik Terkait

Mubin Amrullah

Direktur Markaz Tahfidz Daarut Tanziil Bogor Jawa Barat, Alumni LIPIA Jakarta dan Magister Dirasah Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Konsentrasi Syariah Islam (Ilmu Studi Islam).

1 Tanggapan

Sangat bermanfaat untuk para Khotib dan mudah” slalu jaya di media…amin…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *