khutbah jumat singkat contoh sifat pemaaf dakwah.id

Khutbah Jumat Singkat Contoh Sifat Pemaaf Para Kekasih Allah

Terakhir diperbarui pada · 4,293 views

Khutbah Jumat Singkat
Contoh Sifat Pemaaf Para Kekasih Allah

Pemateri: Ahmad Robith

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَعَلَى كُلِّ مَنِ اقْتَفَى أَثَرَهُ، وَاسْتَمْسَكَ بِسُنَّتِهِ وَسَارَ عَلَى طَرِيْقَتِهِ، وَانْتَهَجَ نَهْجَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Segala puji hanya milik Allah subhanahu wataala yang telah memberikan kita nikmat iman dan nikmat Islam.

Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, keluarga, para sahabat, dan umat beliau yang istikamah hingga yaumul kiamah kelak.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Di antara asma Allah al-Husna adalah al-Afuw, artinya Allah Maha Pemaaf. Allah mengampuni kesalahan dan dosa seorang hamba yang Dia kehendaki. Namun ternyata, Allah juga menjadikan sifat pemaaf sebagai sifat para kekasih-Nya.

Sidang shalat Jumat yang berbahagia

Di antara akhlak mulia para kekasih Allah, ialah mereka, orang-orang yang kita dapati sangat mudah memaafkan kesalahan manusia. Mereka bersikap lapang dada atas kesalahan dan perbuatan zalim orang lain padanya. Pada diri mereka terlukis contoh sifat pemaaf terbaik.

Sikap lemah lembut menghiasi hari-hari mereka. Kala berinteraksi dengan orang lain, mereka akan menahan amarahnya, tidak mudah meluapkan amarah tersebut kepada saudaranya.

Mereka memiliki sifat di antara sifat-sifat ahli Jannah, sebagaimana yang Allah firmankan,

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

“(Yaitu) Orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (Ali Imran 134)

Mereka membalas kejahatan yang orang lain perbuat padanya dengan kebaikan. Memaafkan jika orang lain meminta maaf. Mereka dengan senang hati, akan membantu saudaranya yang telah menyakitinya.

Mereka memiliki hati yang bersih, serta jiwa-jiwa yang suci. Inilah akhlak orang-orang mulia kekasih Allah.

Contoh Sifat Pemaaf Nabi Yusuf

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Di antara orang-orang saleh, para kekasih Allah, yang mampu memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain kepadanya adalah Nabiyullah Yusuf alaihi shalatu wasallam.

Saudara-saudaranya membencinya sejak kecil. Iri kepadanya. Mereka berencana memisahkan Yusuf kecil dari tangan ayahnya. Diambillah darah kambing, lalu mereka robek jubahnya. Mereka berniat untuk membunuh nabi Yusuf dengan menjatuhkannya ke dalam sumur.

Beliau hidup menderita dibawa kafilah dagang ke negeri Mesir. Nun jauh di sana. Dijual sebagai budak dengan nilai yang teramat murah. Terhitung, peristiwa memilukan tersebut terjadi hampir empat puluh tahun lamanya. Ya, empat puluh tahun terpisah dari pelukan sang ayah.

Kemudian apa yang terjadi? Setelah Allah mengangkat Yusuf menjadi nabi. Setelah Allah membebaskannya dari perbudakan. Menjadikannya bendaharawan Al-Aziz, raja Mesir. Setelah negeri Mesir berada di bawah kekuasaannya. Dan saudara-saudaranya yang dahulu berusaha membunuhnya datang. Memohon belas kasihan.

Di saat Nabi Yusuf memiliki kuasa atas mereka, apa yang beliau katakan,

قَالَ لَا تَثْرِيْبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَۗ يَغْفِرُ اللّٰهُ لَكُمْ ۖوَهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ

Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kalian, mudah-mudahan Allah mengampuni kalian. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Yusuf: 92)

Lihatlah akhlak nabi Yusuf, bahkan sebelum saudara-saudaranya meminta maaf, beliau sudah memberikan maaf. Bahkan memohonkan, agar Allah mengampuni mereka. Inilah contoh sifat pemaaf yang sesungguhnya.

Contoh Sifat Pemaaf Nabi Muhammad

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Di antara pemilik sifat pemaaf, para kekasih Allah adalah Rasul kita. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Begitu banyak sikap beliau yang melukiskan contoh sifat pemaaf yang sesungguhnya.

Penduduk Thaif menghalau, menolak dakwah beliau. Mereka melempari Rasulullah dengan batu, sehingga tumit Rasulullah berdarah. Sepanjang perjalanan mereka terus melontarkan kata-kata kotor kepada Rasulullah. Dan beliau shallallahu alaihi wasallam, sekuat tenaga, hanya bisa tertatih berjalan menjauh darinya.

Manakala malaikat penjaga gunung menawarkan untuk memindahkan gunung, dan menimpakannya kepada penduduk Thaif, Rasulullah menolak. Bahkan sebaliknya, beliau mendoakan,

Bahkan aku sangat berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka, orang yang mau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (HR. Al-Bukhari No.3231)

Ya Allah… betapa mulia sekali akhlak para hamba, kekasih-Mu ini.

Inilah Rasulullah, tantangan dakwah yang teramat berat menimpa beliau. Yang notabene menjadi musuh dakwah justru datang dari keluarga beliau sendiri. Gigi Rasul dibuat patah. Bertubi-tubi beliau disakiti. Berkali-kali beliau hendak dibunuh.

Beliau menahan sedih karena banyak sahabat beliau disiksa hingga syahid di tangan musuh. Beliau terusir dari Makkah, kota kelahiran yang beliau cintai. Tapi apa kata Rasulullah kepada kaum kafir Quraisy kala pasukan Islam menguasai Makkah,

اذْهَبُوا فَأَنْتُمُ الطُّلَقَاءُ

Pergilah kalian semua, saat ini kalian bebas.” (Tarikh ath-Thabari No. 758)

Di dalam hadits yang lain, terkisah kesabaran para nabi menghadapi umatnya,

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْكِي نَبِيًّا مِنْ الْأَنْبِيَاءِ ضَرَبَهُ قَوْمُهُ فَأَدْمَوْهُ فَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ وَجْهِهِ وَيَقُولُ رَبِّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

Abdullah mengatakan, seakan-akan aku melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam mengisahkan seorang Nabi yang ditempeleng oleh kaumnya sambil ia menyeka darah dari wajahnya dan memanjatkan doa; ya Rabbi, ampunilah kaumku, sebab mereka adalah orang yang tidak tahu.” (HR. Bukhari No. 6417)

Kemuliaan Yang Sejati Bagi Para Pemaaf

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Di antara akhlak mulia kekasih Allah adalah, kala mereka bermuamalah dengan sesama manusia, mereka rida dengan apa yang mereka terima. Tidak akan merampas hak-hak orang lain. Lapang dada atas keburukan yang orang lain perbuat, dan mudah melupakannya.

Materi Khutbah Jumat: Jangan Menghina Orang Lain

Tidakkah kita merenungkan firman Allah,

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’rāf: 199)

Apa maksud dari “Jadilah pemaaf”? Mujahid berkata: “Jadilah pemaaf atas perbuatan dan kesalahan mereka tanpa mengusut-usutnya kembali”. (Tafsir al-Quran al-Azhim, Ibnu Katsir, 3/480)

Inilah akhlak mulia yang sebenarnya. Karena kemuliaan yang sejati, adalah kemuliaan dalam hati, mulia akhlaknya, mulia di sisi Rabbnya.

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ قَالَ كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ قَالُوا صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ قَالَ هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ لَا إِثْمَ فِيهِ وَلَا بَغْيَ وَلَا غِلَّ وَلَا حَسَدَ

“Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ‘Manusia bagaimanakah yang paling mulia?’

Beliau menjawab, ‘Semua (orang) yang hatinya bersedih dan lisan (ucapannya) benar.’ Para sahabat berkata, ‘Perkataannya yang benar telah kami ketahui, lantas apakah maksud dari hati yang bersedih?’

Beliau bersabda, ‘Hati yang bertakwa dan bersih, tidak ada kedurhakaan dan kelaliman padanya, serta kedengkian dan hasad.’” (HR. Ibnu Majah No. 4206)

Inilah hati yang mulia. Hati dan jiwa yang hanya dimiliki oleh orang-orang bertakwa.

Rasulullah menjawab, manusia yang paling mulia ialah mereka yang tidak berdusta. Di samping itu, manusia yang paling mulia ialah mereka yang memiliki ketakwaan dan kebersihan hati. Hati yang tiada kedurhakaan, tiada kelaliman, serta tiada kedengkian dan hasad kepada sesama.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Sudah sejauh manakah kita mengamalkan hadits tersebut. Apakah hasad dan dengki masih menyelimuti hati kita. Kita merasa rezeki kita datang terlambat, sehingga menjadikannya laksana api hasad yang menghanguskan amal saleh tanpa kita sadari?

Hadirin sidang shalat Jumat yang Berbahagia

Pernah suatu ketika, para sahabat duduk-duduk bersama Rasulullah di pelataran masjid. Para sahabat senior kala itu juga ada. Seketika, Rasulullah bersabda, “Akan muncul, sebentar lagi, seorang pemuda yang kelak menjadi penduduk Jannah.” Lantas para sahabat melirik, dan bertanya-tanya siapa pemuda yang dimaksud.

Maka muncullah salah seorang pemuda Anshar, tidak diketahui namanya, jenggotnya basah meneteskan air bekas wudhu. Sambil menjepit kedua sandalnya di ketiak kirinya. Kemudian pemuda tersebut duduk.

Di hari berikutnya, dan di hari ketiga hal itu terulang kembali. Rasulullah mengatakan akan muncul, sebentar lagi, pemuda yang kelak akan menjadi penduduk Jannah. MasyaAllah

Apakah amalan rahasia pemuda tersebut? Di kala salah seorang sahabat menanyakan, pemuda tersebut menjawab,

مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ، غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ فِي نَفْسِي عَلَى أَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ غِشًّا، وَلَا أَحْسُدُهُ عَلَى مَا أَعْطَاهُ اللَّهُ إِيَّاهُ إِلَيْهِ، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: هَذِهِ الَّتِي بَلَغَتْ بِكَ هِيَ الَّتِي لَا نُطِيقُ.

Amalan andalanku tiada lain adalah apa yang telah Anda lihat. Tetapi, aku tidak pernah mencurangi orang lain, dan aku tidak punya rasa iri atas apa yang Allah berikan kepada orang lain,

Aku memang tidak punya amalan atau ibadah yang istimewa, aku hanya tidak mempunyai rasa benci, iri, dengki kepada semua orang.”

Materi Khutbah Jumat: Lima Dasar Akhlak Mulia

Inilah rahasianya, pemuda tersebut tidak akan tidur, sedangkan rasa hasad masih menyelimuti dirinya. Beliau tidak akan tidur, sebelum memaafkan kesalahan semua orang yang pernah menyakitinya. Sikap pemaaf inilah, rahasia beliau menjadi salah satu penduduk Jannah.

Demikianlah materi khutbah Jumat tentang contoh sifat pemaaf para kekasih Allah subhanahu wata’ala yang dapat kami sampaikan, semoga Allah memudahkan dan menolong kita, agar memiliki hati yang bersih. Hati orang-orang bertakwa para kekasih Allah. Jiwa yang tidak memiliki rasa dengki, hasad, dan iri hati.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

 

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

ثُمَّ اعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ، فَقَالَ فِيْ مُحْكَمِ التَّنْزِيْلِ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا رَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ المُجَاهِدِيْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَليًّا وَنَصِيْرًا، وَمُعِيْنًا وَظَهِيْرًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْإِخْلَاصَ فِي الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ.

اَللَّهُمَّ وَفِّقْ إِمَامَنَا لِهُدَاكَ، وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي رِضَاكَ، وَوَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةِ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ، وَتَحْكْيْمِ شَرْعِكَ.

عِبَادَ اللهِ: إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى آلَائِهِ وَنِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

 

 

Download PDF Materi Khutbah Jumat Singkat dakwah.id
Contoh Sifat Pemaaf Para Kekasih Allah di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

1 Tanggapan

izin copas ya.. untuk di syiarkan..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *