Khutbah Jumat Persiapan Sahabat Nabi Menyambut Ramadhan dakwah.id

Khutbah Jumat Persiapan Sahabat Nabi Menyambut Ramadhan

Terakhir diperbarui pada · 8,601 views

Materi Khutbah Jumat
Persiapan Sahabat Nabi Menyambut Ramadhan

Oleh: Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

 

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan

الْحَمْدُ للهِ الذِي فَاضَلَ بَيْنَ الأَزْمَانِ، وَجَعَلَ سَيَّدَ الشُّهُورِ رَمَضَانَ، وَوَفَّقَ لاغْتِنَامِهِ أَهْلَ الطَّاعَةِ وَالإِيمَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَإنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد

 

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala yang telah menetapkan masa bagi hamba-Nya untuk melakukan rangkaian ketaatan. Dan segala puji bagi-Nya yang telah menjadikan masa terbaik tersebut adalah bulan Ramadhan.

Shalawat dan salam semoga tercurah untuk baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga kepada keluarga dan para sahabatnya. Semoga keselamatan juga Allah curahkan untuk umatnya yang selalu berpegang teguh kepada ajarannya.

Artikel Sejarah: Goresan Api Fitnah dalam Lembaran Sejarah Islam

Kami wasiatkan kepada diri kami juga kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas takwa kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sebenar-benar ketakwaan, dalam arti kita selalu tunduk dan patuh terhadap segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Kita telah memasuki bulan Sya’ban. Sebentar lagi bulan Ramadhan hadir menyapa.

Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah proyek amal besar dan safar yang melelahkan bagi kaum muslimin yang menjalaninya.

Betapa tidak, di dalamnya ada anugerah ampunan bagi siapa yang menjalaninya dengan dasar keimanan dan rasa harap akan pahala-Nya.

Betapa tidak, di dalamnya ada serangkaian ibadah yang membutuhkan curahan tenaga, waktu dan pikiran.

Imam an-Nasa’i meriwayatkan sebuah hadits shahih. Hadits nomor 2106. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، ‌مَنْ ‌حُرِمَ ‌خَيْرَهَا ‌فَقَدْ ‌حُرِمَ

Ramadhan telah datang kepada kalian, ia adalah bulan berkah, Allah ‘azza wajalla telah mewajibkan kepada kalian berpuasa. Di bulan itu, pintu langit dibuka, dan pintu neraka Jahim ditutup, setan pembangkang dibelenggu. Demi Allah, di bulan itu ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapat kebaikannya, maka sungguh ia tidak mendapatkannya.” (HR. An-Nasa’i No. 2106)

Dengan demikian, maka seorang muslim yang berakal tentunya akan melakukan persiapan maksimal dan optimal sebelum memasuki bulan penuh ampunan itu.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya yang berjudul Bada-i’ al-Fawaid juz 3 halaman 180 menyampaikan sebuah pesan yang sangat menyentuh.

Beliau berpesan, waspadalah terhadap dua perilaku yang akan berakibat buruk.

Pertama, Menolak kebenaran karena menurutmu tidak sesuai dengan hawa nafsumu.

Kedua, Meremehkan suatu amalan ketika telah tiba waktu pelaksanaannnya.

Mari kita renungi pesan Ibnu Qayyim al-Jauziyah tersebut.

Apakah kita termasuk orang yang menolak kebenaran kemuliaan bulan Ramadhan karena kita lebih suka menuruti hawa nafsu kita, sehingga kita sama sekali tidak menghiraukan peluang besar ini?

Apakah kita termasuk orang yang meremehkan kemuliaan bulan Ramadhan sehingga bagi kita bulan Ramadhan itu biasa saja tak beda dengan bulan-bulan lainnya?

Betapa meruginya kita jika sampai meremehkan kemuliaan bulan Ramadhan.

 

5 Potret Persiapan Sahabat Nabi Menyambut Ramadhan

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mari sejenak kita melihat potret bagaimana dahulu para sahabat nabi menyambut Ramadhan bulan suci penuh ampunan ini.

Kenapa harus melihat para sahabat nabi?

Karena para sahabat nabi adalah orang-orang yang paling sempurna iman dan pemahamannya terhadap Islam setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat.

Apa saja yang dipersiapkan oleh para sahabat Nabi dalam rangka menyambut bulan Ramadhan?

 

Pertama: Memperbanyak Doa

Kekhawatiran seorang muslim yang paling besar terkait amalannya adalah kekhawatiran ketika Allah tidak menerima amalannnya.

Salah satu cara untuk mengobati kekhawatiran itu tentunya adalah dengan memperbagus pelaksanaan amalannya, mulai dari niat hingga amalan berakhir.

Di luar rangkaian pelaksanaan amalan tersebut, ada satu hal lagi yang perlu dilakukan untuk memosisikan agar amalan itu dilihat oleh Allah sebagai sebuah ibadah yang layak dibalas dengan pahala.

Apa itu? Doa.

Sesuai dengan kedudukannya yang begitu mulia dan agung, para sahabat Nabi menyambut Ramadhan dengan penuh kehati-hatian. Dengan satu tujuan: agar amalan mereka selama bulan Ramadhan benar-benar diterima oleh Allah sebagai rangkaian amalan yang berpahala.

Bahkan, karena begitu hati-hatinya, mereka menyambut datangnya bulan Ramadhan jauh-jauh hari sebelum ia tiba.

Tidak cukup sampai di situ, demi menjaga kualitas rangkaian amal ibadah di bulan Ramadhan yang telah mereka lakukan, para sahabat menyelimuti berlalunya bulan mulia tersebut juga dengan doa.

Tak tanggung-tanggung, mereka berdoa selama enam bulan lamanya demi memohon agar amal ibadah mereka di bulan Ramadhan diterima Allah.

Mu’alla bin al-Fadhl mengatakan,

كَانُوا ‌يَدْعُونَ ‌الله ‌سِتَّةَ ‌أَشْهُرِ ‌أَنْ ‌يُبَلِّغَهُمْ ‌رَمَضَانُ، ثُمَّ يَدْعُونَهُ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ.

Sejak enam bulan sebelumnya, para salaf berdoa kepada Allah agar dipertemukan dengan Ramadhan. Demikian pula, selama enam bulan setelah Ramadhan berlalu, mereka juga berdoa agar ibadah Ramadhan diterima Allah.” (Mawarid adz-Dzam’an li ad-Durus az-Zaman, Abdul Aziz as-Salman, 1/338)

Artikel Hadits: Doa Menyambut Ramadhan Apakah Sumbernya dari Hadits Shahih?

Salah seorang ulama salaf, Yahya bin Abi Katsir, selalu melangitkan doa ini menjelang Ramadhan tiba,

اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إلى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانُ وَتَسَلَّمْهُ مِنّي مُتَقَبَّلاً

Ya Allah, sampaikanlah aku pada bulan Ramadhan, dan sampaikanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amalanku pada bulan itu.” (Mawarid adz-Dzam’an li ad-Durus az-Zaman, Abdul Aziz as-Salman, 1/338)

 

Kedua: Mengekspresikan Kebahagiaan

Jika kita ingin mengetahui ilustrasi semburat bahagia wajah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bacalah penjelasan para ulama tentang kondisi para sahabat ketika Ramadhan telah dekat. Renungilah betapa bahagianya para sahabat nabi menyambut Ramadhan.

Para sahabat nabi adalah orang-orang yang paling memahami bahwa Ramadhan adalah bulan kebaikan. Bulan ketika Allah subhanahu wata’ala membuka pintu Jannah selebar-lebarnya, dan menutup pintu neraka serapat-rapatnya.

Setan-setan dibelenggu, peluang maksiat dipersempit, dan pahala dilipatkandakan. Bulan Ramadhan adalah bulan al-Quran, bulan tilawah.

Sinar kebahagiaan mereka adalah pancaran iman terhadap firman Allah subhanahu wata’ala,

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Katakanlah (Muhammad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)

 

Ketiga: Menyelesaikan Tanggungan Puasa Ramadhan Sebelumnya

Para sahabat Nabi berusaha semaksimal mungkin dalam menyambut Ramadhan. Seluruh beban yang dapat mengganggu suasana khidmat ibadah di bulan Ramadhan, mereka upayakan penyelesaiannya sebelum memasuki bulan tersebut.

Salah satu perkara yang mereka selesaikan sebelum Ramadhan tiba adalah qadha’ puasa Ramadhan tahun sebelumnya yang sempat tertunda karena uzur syar’i seperti safar, sakit, haidh, nifas, dan uzur syar’i semisalnnya.

Adalah ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha yang hanya memiliki kesempatan untuk qadha’ puasa Ramadhan tahun sebelumnya di bulan sya’ban.

Beliau berkata,

كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ، فَمَا ‌أَسْتَطِيعُ ‌أَنْ ‌أَقْضِيَهُ ‌إِلَّا ‌فِي ‌شَعْبَانَ، الشُّغْلُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَوْ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Aku masih punya hutang puasa Ramadlan. Tetapi aku belum membayarnya sehingga tiba bulan Sya’ban, barulah kubayar, berhubungan dengan kesibukanku bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Muslim No. 1146)

 

Keempat: Memperbanyak Puasa Sunnah

Semangat para sahabat nabi menyambut Ramadhan juga dapat kita temukan semangat mereka dalam melaksanakan puasa sunnah di bulan Sya’ban.

Semangat mereka ini tidak lepas dari peneladanan mereka kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan perihal semangat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mempersiapkan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan,

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا ‌رَأَيْتُهُ ‌أَكْثَرَ ‌صِيَامًا ‌مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyempurnakan puasa selama sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan dan aku tidak pernah melihat Beliau paling banyak melaksanakan puasa (sunnah) kecuali di bulan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhari No. 1969)

 

Kelima: Memperbanyak Tilawah Al-Quran

Selayak hati manusia yang perlu terus disiram agar tidak kering dan tandus, para sahabat nabi pun menyambut Ramadhan dengan terus menjaga hati mereka agar tidak tandus. Sebab, tandusnya hati tidak akan mampu menumbuhkan benih yang disemai.

Oleh karena itu, menjaga hati agar terus subur menjadi hal yang penting untuk diperhatikan agar benih-benih iman yang disemai di atasnya dapat tumbuh subur hingga berbuah lebat.

Materi Khutbah Jumat: Berlomba Menyambut Bulan Ramadhan

Salah satu amalan yang dikerjakan oleh para sahabat untuk menjaga supaya hati mereka terus subur sebelum memasuki bulan Ramadhan adalah dengan memperbanyak tilawah al-Quran.

Sebagaimana kabar dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,

كَانَ الْمُسْلِمُوْنَ إِذَا ‌دَخَلَ ‌شَعْبَانَ ‌انْكَبُّوْا ‌عَلَى ‌الْمَصَاحِفِ فَقَرَؤَهَا

Dahulu, ketika kaum muslimin telah memasuki bulan Sya’ban, mereka menyibukkan diri dengan mushaf al-Quran untuk membacanya.” (Lathaif al-Ma’arif, Ibnu Rajab al-Hanbali, 153)

Karena begitu sibuknya para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berinteraksi dengan al-Quran, sampai-sampai salah seorang sahabat yang bernama Habib bin Abi Tsabit berujar, “Hadza Syahrul Qurra’; Ini adalah bulan para pembaca al-Quran.” (Lathaif al-Ma’arif, Ibnu Rajab al-Hanbali, 135)

Selain itu, di bulan Sya’ban kaum muslimin pada saat itu juga berbondong-bondong menghitung lalu mengeluarkan zakat mal dari harta masing-masing. Sebagai bentuk rasa persaudaraan saling peduli terhadap kaum fakir supaya mereka bisa sama-sama menjalani bulan Ramadhan dengan kecukupan rezeki.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Demikian materi khutbah Jumat yang dapat kami sampaikan pada siang hari yang mulia ini.

Semoga pengetahuan tentang bagaimana persiapan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyambut Ramadhan dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dalam memuliakan bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba.

Semoga Allah subhanahu wata’ala mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan di tahun ini dalam kondisi sehat, kuat iman, kuat fisik, dan kecukupan rezeki. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

 

Download PDF Materi Khutbah Jumat dakwah.id
Persiapan Sahabat Nabi Menyambut Ramadhan
di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

Materi khutbah Jumat sebelumnya:
Bulan Sya’ban Pintu Gerbang Kemuliaan

Topik Terkait

Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

Mahasiswa pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Surakarta. Konsentrasi di bidang Tafsir, Hadits dan Tazkiyah. Penikmat kitab Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Kitab hadits Shahih Fadhailul A'mal karya Syaikh Ali Bin Nayif Asy-Syahud, kitab Madarijus Salikin Manazil Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Aktif mengajar di beberapa kajian tafsir, hadits, dan kajian umum.

1 Tanggapan

Alhamdulillah
JazakaAllah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *