Hukum Menggunakan Wifi Orang Lain Tanpa Izin-dakwah.id

Hukum Menggunakan Wifi Orang Lain Tanpa Izin

Terakhir diperbarui pada · 10,307 views

Pernahkah Anda menggunakan WIFI orang lain tanpa izin? Untuk akses website keperluan tugas sekolah, atau sekedar menonton video di Youtube, atau buka sosial media, misalnya. Saat menggunakan WIFI orang lain tanpa izin tersebut, pernahkah berpikiran soal boleh atau tidak menggunakan WIFI orang lain tanpa izin pemiliknya menurut kaca mata syariat Islam?

Memang, jaringan internet dan WIFI belum ada di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para salafush shalih. Tapi, bukan berarti menggunakan WIFI orang lain tanpa izin itu tidak ada penjelasan hukumnya. Telah banyak ulama kontemporer yang memberikan penjelasan soal ini.

 

Pendapat Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid Tentang Hukum Menggunakan Wifi Orang Lain

Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid dalam salah satu forum tanya jawabnya menjelaskan, jika akses WIFI tersebut memang disediakan untuk umum secara gratis, seperti akses WIFI di rumah makan, di perkantoran, layanan WIFI gratis di alun-alun, pusat perbelanjaan, hotel, sekolah, dan semisalnya, maka tidak masalah untuk menggunakannya.

Demikian pula jika ada seseorang yang memang mempersilahkan orang-orang di sekitarnya untuk menggunakan WIFI miliknya, tentu ini juga tidak masalah.

Namun jika seseorang menggunakan WIFI tetangganya dengan cara mengaktifkan sinyal WIFI pada gadget miliknya, kemudian ketika ada sinyal WIFI yang terdeteksi ia langsung gunakan sementara ia tidak tahu pemilik jaringan WIFI tersebut dan ternyata dengan koneksi itu menjadikan akses internet pemilik WIFI menjadi lambat, atau terputus, atau menambah beban biaya pembelian kuota internet tersebab ia gunakan untuk download atau upload sesuatu, maka hukum syar’i atas tindakan ini adalah tidak boleh kecuali telah mendapat izin dari pemilik sinyal WIFI tersebut.

Baca juga: Ulama Umat yang Diam Terhadap Kesesatan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اسْمَعُوا مِنِّي تَعِيشُوا أَلَا لَا تَظْلِمُوا أَلَا لَا تَظْلِمُوا أَلَا لَا تَظْلِمُوا إِنَّهُ لَا يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ إِلَّا بِطِيبِ نَفْسٍ مِنْهُ

Dengarkanlah aku, hiduplah kalian dan janganlah berbuat kezhaliman, ingatlah jangan berbuat dzalim, Sungguh tidak halal harta seseorang kecuali dengan kerelaan hati darinya.” (HR. Ahmad No. 20695) 

Meski demikian, bagi seseorang yang memiliki akses WIFI, jika memang tidak memberatkan dirinya, tidak menimbulkan kemudaratan bagi dirinya dalam bentuk apa pun, hendaknya mempersilakan orang lain atau tetangga untuk menggunakan WIFI internet yang dimilikinya agar sama-sama mendapatkan manfaat darinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَمْنَعْ جَارٌ جَارَهُ أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَهُ فِي جِدَارِهِ

Janganlah seseorang melarang tetangganya untuk menyandarkan kayunya di dinding rumahnya.” (HR. Al-Bukhari No. 2463) 

 

Pendapat Majelis Fatwa Negara Oman Tentang Hukum Menggunakan Wifi Orang Lain

Majelis fatwa negara Oman pernah mendapat pertanyaan tentang hukum menggunakan WIFI orang lain tanpa izin pemiliknya, dan apakah file yang telah didownload dengan menggunakan WIFI orang lain tersebut statusnya menjadi haram yang wajib dibuang.

Melalui laman website resminya, majelis Fatwa tersebut menjelaskan bahwa penggunaan jaringan internet adalah hak pihak yang memilikinya. Tidak halal bagi orang lain menggunakannya tanpa seizin pemiliknya. Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ

Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian sesama kalian adalah haram (suci).(Muttafaq ‘Alaih)

Juga berdasar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اسْمَعُوا مِنِّي تَعِيشُوا أَلَا لَا تَظْلِمُوا أَلَا لَا تَظْلِمُوا أَلَا لَا تَظْلِمُوا إِنَّهُ لَا يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ إِلَّا بِطِيبِ نَفْسٍ مِنْهُ

Dengarkanlah aku, hiduplah kalian dan janganlah berbuat kezaliman, ingatlah jangan berbuat zalim. Sungguh tidak halal harta seseorang kecuali dengan kerelaan hati darinya.” (HR. Ahmad No. 20695) 

Oleh sebab itu, menurut lembaga fatwa ini, seseorang harus meminta izin akses jika ingin menggunakan WIFI orang lain meskipun untuk urusan remeh sekalipun. Tidak diproteksinya Akses WIFI dengan password bukan berarti membolehkan orang lain untuk menggunakannya, karena bisa jadi itu karena si pemilik lupa atau keliru dalam mengaktifkan password WIFI. Dan muslim yang jujur tentu akan selalu bersikap wara’ dari setiap syubhat.

Baca juga: Pasang Google AdSense Bisa Dapat Duit Banyak. Bagaimana Hukum Fikihnya?

Adapun terkait file yang telah didownload dengan menggunakan WIFI orang lain tanpa izin tadi tidak perlu dihapus, sebab meskipun telah dihapus sama sekali tidak mengembalikan hak kepada pemiliknya. Solusinya, jika memungkinkan, segera meminta izin dan keikhlasan kepada pemilik jaringan WIFI atas penggunaan WIFI miliknya dan mendownload file melalui jaringan itu tanpa izin.

Sedangkan jika yang dimaksud adalah menggunakan WIFI di tempat-tempat umum, maka tidak mengapa untuk menggunakannya. Karena itu memang disediakan untuk umum.

 

Pendapat Syaikh Al-Arifi Tentang Hukum Menggunakan Wifi Orang Lain

Syaikh Muhammad al-‘Arifi menjelaskan, jika dengan menggunakan WIFI orang lain itu tidak menambah atau pun mengurangi beban pengeluaran tagihan internet bulanan si pemilik WIFI, maka ini boleh. Beliau mengqiyaskan ini dengan parfum yang dipakai oleh seseorang; jika ada orang lain yang ikut menikmati aroma wangi dari parfum tersebut, ia sama sekali tidak menambah atau mengurangi beban biaya pembelian parfum oleh pemakainya.

Namun jika dengan menggunakan WIFI orang lain tersebut ternyata menambah atau mengurangi beban pengeluaran tagihan internet bulanan si pemilik WIFI, maka dilarang bagi siapa pun untuk menggunakan WIFI orang lain tanpa izin pemiliknya.

Dalam kesempatan lain beliau juga menjelaskan, umumnya, pemilik WIFI, modem atau wireless memberikan password pada sinyal WIFI-nya agar tidak sembarang orang dapat mengaksesnya. Manakala ada seseorang yang menggunakan WIFI orang lain, tentu ia tidak tahu itu jaringan WIFI milik siapa. Sehingga ada kesamaran di sana. Maka ini tidak dibolehkan kecuali telah jelas mendapat izin dari pemilik WIFI tersebut.

 

Pendapat Syaikh Khalid al-Muslih Tentang Hukum Menggunakan Wifi Orang Lain

Syaikh Khalid al-Muslih juga pernah mendapat pertanyaan soal hukum menggunakan WIFI orang lain, dalam hal ini tetangga, tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Simak videonya di link ini: Hukum Menggunakan WIFI Orang Lain tanpa Izin — Syaikh Khalid al Muslih

Pertanyaan yang diajukan kepada beliau dalam forum tanya jawab tersebut beliau jelaskan, seseorang dapat menggunakan akses WIFI biasanya melalui salah satu dari dua acara berikut.

Baca juga: Fenomena Perbedaan Fatwa di Kalangan Para Ulama Fikih

Cara pertama, ia aktifkan mode penangkap sinyal WIFI, kemudian ia masuk ke jaringan WIFI yang terdeteksi yang tidak dilindungi dengan password. Maka ini hukumnya boleh. Sebab, orang yang membiarkan WIFI-nya menyala tanpa password, dipahami sebagai izin untuk mengaksesnya secara bebas.

Beliau mengqiyaskan persoalan di atas dengan seseorang yang memasang lampu di rumahnya yang cahayanya memancar hingga ke pekarangan tetangga. Kemudian si tetangga menggunakan cahaya tersebut untuk membaca. Secara umum, ini boleh. Jika orang tersebut melarang tetangganya menggunakan cahaya lampunya, tentu ia akan memasang peringatan untuk itu.

Namun beliau masih ragu tentang hukum bolehnya orang yang menyengaja memasang alat penangkap sinyal WIFI jarak jauh. Beliau menganggap itu seperti mengambil sesuatu yang sebenarnya tidak sampai pada dirinya. Seperti halnya seseorang yang menyengaja melubangi tembok rumah agar mendapatkan cahaya dari lampu milik tetangganya.

Lebih jelas pengharamannya dari itu, menurut syaikh Khalid al-Muslih, adalah tindakan pembobolan password WIFI milik orang lain.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ

Muslim yang satu dengan yang Iainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim No. 2564) 

Baca juga: ZALLATUL ‘ALIM: Menyikapi Ketergelinciran Pendapat Ulama

Dari beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa, pertama, menggunakan WIFI orang lain dengan cara membobol password-nya hukumnya haram. Kedua, menggunakan WIFI yang memang disediakan di tempat-tempat umum yang tidak diproteksi dengan password, hukumnya boleh.

Ketiga, meskipun ada ulama kontemporer yang membolehkan menggunakan WIFI orang lain tanpa izin dan tidak diproteksi dengan password, tetap lebih utama untuk meminta izin terlebih dahulu, meskipun itu tidak sampai merugikan si pemilik sinyal WIFI. Jika itu dilakukan tanpa izin dan memberikan kemudaratan bagi pemilik sinyal WIFI berupa kuota internet yang berkurang, atau koneksi menjadi lambat, maka ini tidak boleh dilakukan. Wallahu a’lam [Sodiq Fajar/dakwah.id]

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

1 Tanggapan

Assalamualaikum..
Sebelumnya terimakasih..
Saya ingin bertanya, bagaimana kalau saya sudah terlanjur memakai wifi orang lain tanpa izin? Apa yg harus saya perbuat agar dosa² nya bisa di ampuni oleh Allah? Karna dari yg saya dengar, memakai fasilitas seseorang tanpa izin itu sama halnya mencuri.
Sedangkan Allah memerintahkan untuk menghapus dosa kesesama manusia.
Kalau mencuri uang, kita sudah pasti tau nominalnya berapa.
Kalau mencuri barang yang lain, kita bisa mengembalikan barang tersebut atau mengembalikan berupa nominal uang.
Nah bagaimana dengan WiFi? Mohon pencerahannya..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *