Shaum Asyura itu yang Paling Utama Satu Hari Dua Hari atau Tiga Hari-dakwah.id

Shaum Asyura itu yang Paling Utama Satu Hari, Dua Hari, atau Tiga Hari?

Terakhir diperbarui pada · 1,585 views

Tahun ini, hari Asyura bertepatan dengan hari kamis, 20 September 2018M. Semakin meratanya informasi tentang hadits puasa Asyura ternyata memunculkan pertanyaan, shaum Asyura itu yang paling utama dilaksanakan satu hari, dua hari, atau tiga hari?

Pada prinsipnya, para ulama fikih telah menjelaskan, bagi masyarakat muslim boleh melaksanakan shaum satu hari saja, shaum Asyura.

Namun, melaksanakan shaum sehari sebelum hari Asyura, ditambah shaum hari Asyura, itu lebih utama dari pada shaum hanya di hari Asyura. Sehingga shaum dilaksanakan pada hari Rabu dan hari Kamis.

Atau, melaksanakan shaum di hari Asyura, lalu ditambah shaum pada hari berikutnya. Sehingga shaum dilaksanakan pada hari Kamis dan hari Jumat.

 

Tingkatan Keutamaan dalam Pelaksanaan Shaum Asyura

Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan, terdapat empat level praktik pelaksanaan shaum Asyura:

Level pertama, melaksanakan shaum pada hari ke sembilan, sepuluh, dan sebelas Muharram. Ini adalah level praktik pelaksanaan shaum Asyura yang paling tinggi.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا، أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

Laksanakanlah shaum di hari Asyura, dan selisihilah kaum Yahudi dalam hal itu, laksanakanlah shaum sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.” (HR. Ahmad No. 2154)

Ditambah lagi, jika seseorang melaksanakan shaum selama tiga hari berturut-turut maka akan mendapat pahala shaum tiga hari dalam setiap bulan (shaum yaumul Bidh).

Level kedua, melaksanakan shaum pada hari ke Sembilan dan hari kesepuluh Muharram. Ini adalah praktik shaum Asyura yang banyak dilaksanakan oleh mayoritas masyarakat muslim di negeri kita.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ يَعْنِي يَوْمَ عَاشُورَاءَ

Seandainya tahun depan aku masih hidup, niscaya saya benar-benar akan melaksanakan shaum pada hari ke sembilan (Muharram).” Sementara dalam riwayat Abu Bakr ia berkata; “Yakni pada hari ‘Asyura.” (HR. Muslim No. 1917) 

Level ketiga, melaksanakan shaum pada hari ke kesepuluh dan hari kesebelas Muharram.

Level keempat, melakasanakan shaum pada hari kesepuluh Muharram saja.

Sebagian ulama fikih mazhab Hanafi menghukumi makruh jika puasa Asyura hanya dilaksanakan pada hari kesepuluh Muharram saja. Argumentasinya, karena hal tersebut menyerupai kaum Yahudi. Akan tetapi mayoritas ulama mazhab Hanafi tidak memakruhkannya. (Badai’ ash-Shanai’ fi Tartibi asy-Syarai’, Abu Bakar Mas’ud bin Ahmad bin ‘Alauddin al-Kasani, 2/279)

Sementara, ulama fikih yang menghukumi mubah pelaksanaan shaum Asyura yang hanya di hari kesepuluh Muharram saja berargumen dengan menggunakan keumuman hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau ditanya tentang shaum Asyura, beliau tidak menyebutkan bahwa shaum Asyura itu jatuh pada hari kesembilan Muharram.

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Adapun shaum pada hari Asyura, aku memohon kepada Allah agar shaum tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim No. 1976) 

Sementara Ibnu Qayyim al-Jauziyah telah lebih dahulu mengklasifikasikan level praktik pelaksanaan shaum Asyura ini menjadi tiga tingkatan.

فَمَرَاتِبُ صَوْمِهِ ثَلَاثَةٌ أَكْمَلُهَا أَنْ يُصَامَ قَبْلَهُ يَوْمٌ وَبَعْدَهُ يَوْمٌ وَيَلِي ذَلِكَ أَنْ يُصَامَ التّاسِعُ وَالْعَاشِرُ وَعَلَيْهِ أَكْثَرُ الْأَحَادِيثِ وَيَلِي ذَلِكَ إفْرَادُ الْعَاشِرِ وَحْدَهُ بِالصّوْمِ

“Urutan pelaksanaan shaum (Asyura) ada tiga, yang paling sempurna yaitu juga melaksanakan shaum satu hari sebelum dan sesudah shaum Asyura. Kemudian selanjutnya melaksanakan shaum pada hari ke-9 dan ke-10 dan ini paling banyak haditsnya. Kemudian selanjutnya melaksanakan shaum hanya pada hari kesepuluh (Asyura).” (Zadul Ma’ad, Ibnu Qayyim al-Jauziyah al-Dimasyqiy, 2/63)

Jadi, berdasarkan penjelasan dari Ibnu Qayyim al-Jauziyah dan dikuatkan kembali oleh Syaikh Muhammad Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah, level terbaik dalam praktik pelaksanaan shaum Asyura adalah shaum selama tiga hari; hari kesembilan, hari kesepuluh, dan hari kesebelas bulan Muharram. Wallahu a’lam [Sodiq Fajar/dakwah.id]

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

0 Tanggapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *