Gambar Peran Khalifah Abu Bakar dan Umar dalam Melanjutkan Misi dakwah.id

Peran Khalifah Abu Bakar dan Umar dalam Melanjutkan Misi

Terakhir diperbarui pada ·

Artikel berjudul “Peran Khalifah Abu Bakar dan Umar dalam Melanjutkan Misi” ini adalah seri kelima dari serial Roadmap Nabawi untuk Membebaskan Baitulmaqdis. Serial lengkap artikel ini dapat sahabat baca pada link berikut:

Seri 1: Keterkaitan Islam dan Baitulmaqdis Sejak Awal Dakwah Nabi di Makkah

Seri 2: Idad Marifi Rasulullah dalam Mempersiapkan Pembebasan Baitulmaqdis

Seri 3: Idad Siyasi Rasulullah dalam Mempersiapkan Pembebasan Baitulmaqdis

Seri 4: Idad Askari Rasulullah dalam Mempersiapkan Pembebasan Baitulmaqdis

Seri 5: Peran Khalifah Abu Bakar dan Umar dalam Melanjutkan Misi

Peran Strategis Khalifah Abu Bakr Ash-Shiddiq

Khalifah Abu Bakar radhiyallahu anhu mendapatkan gelar Ash-Shiddiq pada masa dakwah Nabi di Makkah, karena peristiwa yang berkaitan erat dengan Baitulmaqdis. Yaitu, beliau dengan yakin tanpa sedikit pun keraguan membenarkan peristiwa Isra` dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa.

Bagaimana mungkin orang yang seperti itu kualitasnya akan bersantai-santai saja saat Baitulmaqdis masih berada di bawah penjajahan Bizantium?

Abu Bakar Ash-Shiddiq mengambil langkah-langkah penting untuk melanjutkan proyek Nabi dalam membebaskan Baitulmaqdis, di antaranya

Pertama:

Mengirim pasukan Usamah bin Zaid pada tanggal 24 Rabiulawal 11 H. Sekitar 11 hari setelah kewafatan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Kedua:

Mengirim pasukan Khalid bin Sa’id pada tahun 13 H.

Ketiga:

Mengirim empat pasukan perang, yang terdiri dari satu pasukan dengan target Baitulmaqdis dan tiga pasukan dengan target negeri Syam lainnya.

Keempat pasukan tersebut dipimpin oleh empat panglima: Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Syurahbil bin Hasanah, Amru bin Ash, dan Yazid bin Abi Sufyan.

Keempat:

Menginstruksikan kepada panglima Khalid bin Walid yang sedang berperang di wilayah Irak, untuk beralih ke negeri Syam dan menjadi pimpinan tertinggi peperangan Islam melawan pasukan Bizantium.

Peran Strategis Khalifah Umar bin Al-Khatthab

Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat sebelum upaya pembebasan Baitulmaqdis mencapai kesuksesan. Langkah-langkahnya dilanjutkan oleh Khalifah Umar bin Khathab radhiyallahu anhu.

Khalifah Umar radhiyallahu anhu mengambil langkah-langkah strategis yang di antaranya sebagai berikut.

Pertama: Pembebasan Damaskus

Setelah dikepung oleh pasukan gabungan Islam, Kota Damaskus yang menjadi ibu kota pemerintahan Bizantium untuk seluruh wilayah negeri Syam berhasil dibebaskan.

Hal itu disusul dengan pembebasan kota-kota penting lainnya di negeri Syam sehingga semakin melemahkan posisi pasukan Bizantium secara politik maupun militer.

Kedua: Perang Yarmuk

Puncak pertempuran antara pasukan gabungan Islam dan pasukan gabungan Bizantium-Kristen Ortodoks Arab terjadi di medan laga Yarmuk.

Sekitar 36.000 pasukan Islam menerjuni kancah peperangan sengit melawan pasukan besar musuh yang berkekuatan kurang lebih 150.000—200.000 tentara.

Pasukan Islam meraih kemenangan telak, yang mengakibatkan keruntuhan mental pasukan musuh.

Kaisar Heraklius pun berputus asa untuk mempertahankan negeri Syam. Hingga akhirnya ia mengucapkan selamat tinggal kepada negeri Syam, berangkat menuju Antiok, kemudian melanjutkan perjalanan ke ibu kota Konstantinopel.

Ketiga: Pengepungan Kota Al-Aqsha Selama Enam Bulan

Tanpa dukungan militer dari luar, pasukan Bizantium dalam Kota Al-Aqsha tidak mampu bertahan lebih lama lagi.

Setelah mengalami pengepungan selama 6 bulan, pemimpin tertinggi umat Kristen Ortodoks, Patriark Sofronius menyerahkan kunci kota suci Al-Aqsha kepada Khalifah Umar bin Khathab radhiyallahu anhu secara langsung.

Khalifah memasuki Kota Al-Aqsha diiringi oleh empat ribu sahabat dan tabiin anggota pasukan Islam, yang berada di bawah pimpinan panglima tertinggi Abu Ubaidah bin Jarrah. Kota suci Al-Aqsha dan negeri Baitulmaqdis berhasil dibebaskan pasukan Islam secara damai pada hari bersejarah, 4 Jumadi Tsaniyyah 16 H/4 Juli 637 M.

Materi Khutbah Jumat: Meneladani 4 Karakter Sahabat Abu Ubaidah bin Jarrah

Bagi komunitas Yahudi, hal ini menandai berakhirnya hampir 500 tahun kekuasaan dan penindasan Imperium Bizantium (Romawi Timur). Khalifah Umar mengizinkan orang-orang Yahudi untuk sekali lagi tinggal di Kota Al-Aqsha.

Sejak saat itu, Baitulmaqdis menjadi wilayah kaum muslimin dan tempat yang aman-damai bagi semua penganut agama Islam, Kristen, dan Yahudi.

Kesimpulan Kajian

Dari kelima seri artikel Roadmap Nabawi untuk Membebaskan Baitulmaqdis ini, kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.

  1. Pembebasan pertama Baitulmaqdis merupakan kombinasi dari tiga unsur: i’dad ma’rifi, i’dad siyasi, dan i’dad ‘askari.
  2. Pembebasan pertama Baitulmaqdis merupakan kerja yang terstruktur, sistematis, dan berkesinambungan selama kurang lebih 28 tahun. Yaitu, 23 tahun masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan 5 tahun masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhuma.

Wallahu alam bish-shawab. (Yasir Abdul Barr/dakwah.id)

Penulis: Yasir Abdul Barr
Editor: Ahmad Robith

Topik Terkait

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading