materi kultum ramadhan 2 modal pokok beramal di bulan ramadhan dakwah.id

Materi Kultum Ramadhan: 2 Modal Beramal di Bulan Ramadhan

Terakhir diperbarui pada · 1,728 views

Tulisan yang berjudul “Dua Modal Pokok Beramal di Bulan Ramadhan” ini adalah seri ke-05 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1446 H yang ditulis oleh Ustadz Yasir Abdull Barr.

اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَسْبَغَ عَلَيْنَا نِعَمَهُ الظَّاهِرَةَ وَالْبَاطِنَةَ. وَالصَّلاَةُ وَالَّسلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الْمَبْعُوثِ بِالْقُدْوَةِ الْحَسَنَةِ, وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِاْلإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji milik Allah Ta’ala semata. Atas izin dan karunia-Nya, kita masih dapat bersua kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah pada tahun ini. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang sabar mengamalkan petunjuknya. Amma ba’du.  

Jamaah shalat tarawih yang dirahmati Allah…

Bulan Ramadhan adalah bulan yang unik. Bulan yang membuat setiap orang Islam mampu mengeluarkan potensi keimanan terbaiknya. Betapa tidak? Orang-orang yang pada hari-hari biasa nampak sebagai orang biasa saja, dalam bulan Ramadhan mereka mampu melakukan amalan-amalan luar biasa.

Lihatlah para tukang batu dan kuli bangunan. Pada pukul 07.00 pagi mereka telah memulai pekerjaan berat mereka. Pekerjaan yang menguras tenaga mereka, sehingga pada pukul 10.00 sampai 11.00, cadangan energy dalam tubuh mereka telah terkuras. Setelah shalat Zhuhur, mereka memiliki waktu sekitar 30 sampai 45 menit untuk merebahkan badan, beristirahat sejenak.

Setelah itu pada pukul 13.00, saat panas terik dan perut terasa keroncongan, mereka kembali bekerja keras sampai pukul 15.00 sore. Hebatnya, mereka bertahan dengan puasa mereka sampai adzan Maghrib tiba. Dan pada malam hari, setelah selesai shalat tarawih, mereka ikut tadarusan Al-Quran di masjid sampai pukul 21.00, bahkan 22.00, malam. Allahu akbar.

Jamaah shalat tarawih yang dirahmati Allah…

Lihatlah anak-anak SMP dan SMA, laki-laki maupun perempuan. Di bulan-bulan lain, sedikit sekali mereka yang rutin mengerjakan shalat wajib lima waktu. Terlebih menghadiri shalat wajib berjamaah di masjid. Banyak yang sibuk dengan kegiatan hura-hura. Banyak yang membuang-buang waktunya dengan main game, mendekap HP, atau pacaran.

Tapi lihatlah keajaiban bulan Ramadhan. Ramadhan mampu mengantarkan anak-anak muda usia SMP dan SMA untuk mengenal Allah lebih dekat. Ramadhan mengantar mereka untuk menutup aurat, menjaga pergaulan, dan menjaga shalat lima waktu mereka. Mereka aktif menghadiri shalat tarawih, dan tekun tadarus Al-Quran di masjid sampai waktu yang cukup malam.

Ramadhan mengingatkan kita untuk tidak pernah berputus asa terhadap generasi muda, sebab pada hakikatnya dalam diri mereka tersimpan potensi keimanan dan amal shalih yang luar biasa. Ramadhan mengingatkan kita, bahwa selama ini kita lalai, acuh, dan kurang peduli terhadap pembinaan keimanan generasi remaja. Padahal merekalah generasi penerus masa depan kita.

Jamaah shalat tarawih yang dirahmati Allah…

Allah Ta’ala telah memanggil hati kaum muslimin dengan panggilan terindah,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ

Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa…” (Al-Baqarah [2]: 183)

Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan shaum Ramadhan atas dasar keimanan dan semata-mata mengharapkan pahala di sisi Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni.” (HR. Al-Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)

Lihatlah, semua orang yang merasa dirinya muslim. Lihatlah, semua orang yang merasa dirinya mukmin. Lihatlah, semua orang yang merasa menjadi bagian dari umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan penuh kesadaran, mereka memenuhi panggilan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dengan melaksanakan shaum Ramadhan sebulan penuh.

Jamaah shalat tarawih yang dirahmati Allah…

Dalam bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan kepada umatnya untuk meramaikan masjid-masjid dengan shalat tarawih. Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat Tarawih dan witir) atas dasar keimanan dan semata-mata mengharapkan pahala di sisi Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni.” (HR. Al-Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759)

وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat Tarawih dan witir) pada malam Lailatul Qadar atas dasar keimanan dan semata-mata mengharapkan pahala di sisi Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni.” (HR. Al-Bukhari no. 1901 dan Muslim no. 760)

Lihatlah, kaum muslimin berbondong-bondong ke masjid dan mushalla, meramaikan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat tarawih dan witir berjamaah. Lihatlah, rumah-rumah Allah semarak dengan ruku’, sujud, dzikir, tilawah, dan doa kaum muslimin.

Jamaah shalat tarawih yang dirahmati Allah…

Bulan Ramadhan mampu mengeluarkan potensi kebajikan yang biasanya terpendam dalam diri kaum muslimin. Setidaknya ada dua motor penggerak, yang menjadi modal pokok kaum muslimin untuk mampu menampilkan amalan terbaik mereka di bulan Ramadhan.

Modal pertama adalah îmânan. Keimanan kepada Allah yang terpateri dalam hati mendorong setiap muslim untuk menyambut panggilan Allah dengan penuh ketaatan, sami’nâ wa atha’nâ. Keimanan kepada Rasul-Nya mendorong setiap muslim untuk dengan sukarela melaksanakan perintah dan anjurannya.

Modal kedua adalah ihtisâban. Keimanan kepada hari akhir mendorong setiap muslim untuk memiliki orientasi akhirat. Ia beramal bukan sekedar ikut-ikutan dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat di sekitarnya. Tetapi, ia beramal karena mengharapkan balasan pahala, ridha Allah, rahmat Allah, dan surga-Nya kelak di akhirat.

Inilah dua modal pokok setiap muslim dalam mengisi bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Apabila îmânan adalah titik start, maka ihtisâban adalah garis finish. Insya Allah, dengan dua hal tersebut setiap muslim akan memperoleh balasan terbaik di bulan penuh ampunan ini. Wallahu a’lam bish-shawab. (Yasir Abdull Barr/dakwah.id)

Topik Terkait

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading