Tulisan yang berjudul “Tadabbur Makna Dua Kalimat Syahadat” ini adalah seri ke-09 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1446 H yang ditulis oleh Ustadz Yasir Abdull Barr.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَسْبَغَ عَلَيْنَا نِعَمَهُ الظَّاهِرَةَ وَالْبَاطِنَةَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ اَلْمَبْعُوْثِ بِالْقُدْوَةِ الْحَسَنَةِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِالْإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ.
Segala puji milik Allah Ta’ala semata. Atas izin dan karunia-Nya, kita masih dapat bersua kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah pada tahun ini.
Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, sahabatnya, serta umatnya yang sabar mengamalkan petunjuknya. Amma ba’du.
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Dalam malam bulan suci Ramadhan yang mulia ini, marilah kita meluangkan waktu kita untuk menadaburi makna dua kalimat syahadat. Tujuannya agar keislaman kita bukan sekadar karena faktor keturunan, yaitu kita muslim karena ayah dan ibu kita juga muslim.
Kita perlu menadaburi dua kalimat syahadat agar keislaman kita berlandaskan keyakinan yang kokoh dan ilmu yang benar. Sehingga, keislaman kita mampu mendorong kita untuk menjadi hamba Allah yang baik.
Imam Muslim, dalam hadits no. 160, meriwayatkan hadits shahih sebagai berikut:
عَنْ عَبْدِ اللّٰهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسَةٍ، عَلَى أَنْ يُوَحَّدَ اللّٰهُ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصِيَامِ رَمَضَانَ، وَالْحَجِّ.
Abdullah bin Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Agama Islam dibangun di atas lima fondasi:
- Hendaklah Allah Ta’ala diesakan (yaitu hanya menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dengan selain-Nya),
- mendirikan shalat,
- membayarkan zakat,
- melaksanakan shaum Ramadhan , dan
- menunaikan haji.”
Artikel Konsultasi: Syahadat Orang Kafir di Akhir Hayat, Apakah Sah Secara Syariat?
Dalam lafal lain dalam Shahih Muslim juga diriwayatkan:
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ، عَلَى أَنْ يُعْبَدَ اللّٰهُ، وَيُكْفَرَ بِمَا دُونَهُ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ.
“Agama Islam dibangun di atas lima fondasi:
- Hendaknya Allah semata yang disembah, dan seluruh sesembahan selain Allah diingkari,
- mendirikan shalat,
- membayarkan zakat,
- menunaikan haji, dan
- melaksanakan shaum Ramadhan.” (HR. Muslim no. 160)
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Rukun Islam yang pertama adalah mengikrarkan dua kalimat syahadat. Dua kalimat syahadat adalah kalimat:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللّٰهِ
“Aku bersaksi bahwasanya tiada Ilâh (Tuhan yang berhak disembah) selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah.”
Atau kalimat:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللّٰهِ وَ رَسُولُهُ.
“Aku bersaksi bahwasanya tiada Ilâh (Tuhan yang berhak disembah) selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.”
Kedua lafal tersebut sama-sama disebutkan dalam hadits-hadits shahih. Maka keduanya sah diucapkan sebagai teks dua kalimat syahadat.
Tadabbur Makna Dua Kalimat Syahadat
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Kedua lafal hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan rukun Islam pertama bukanlah sekadar mengucapkan dua kalimat syahadat semata.
Lebih dari itu, yang dimaksud dari dua kalimat syahadat adalah mengesakan Allah Ta’ala, dengan beribadah kepada Allah Ta’ala semata, tidak menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, dan beribadah kepada Allah Ta’ala dengan cara mengikuti ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sesuai namanya, dua kalimat syahadat terdiri dari buah kalimat:
Kalimat “Aku bersaksi bahwasanya tiada Ilâh (Tuhan yang berhak disembah) selain Allah”.
Para ulama menyebut kalimat ini dengan istilah syahâdatut-tauḥîd.
Khutbah Jumat Singkat: Keutamaan Kalimat Laa Ilaaha Illallaah
Syahâdatut-tauḥîd atau kesaksian tauhid adalah kita bersaksi, mengikrarkan dengan lisan dan meyakini dengan hati bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Tuhan yang telah menciptakan seluruh makhluk, memberikan ruh kehidupan kepada mereka, memberi rezeki mereka, mengatur perjalanan seluruh alam semesta, dan karenanya Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah oleh seluruh makhluk.
Kita meyakini bahwa kelak Allah Ta’ala akan menghidupkan kembali seluruh umat manusia dan jin dari alam kubur mereka, menuju alam akhirat, untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan yang telah mereka lakukan semasa hidup di dunia.
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Kalimat “Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah”.
Para ulama menyebut kalimat ini dengan istilah syahâdat ar-risâlah.Syahâdat ar-risâlah atau kesaksian kerasulan adalah kita bersaksi, mengikrarkan dengan lisan, dan meyakini dalam hati bahwa Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Nabi dan Rasul utusan Allah Ta’ala.
Beliau adalah penutup seluruh nabi dan rasul. Beliau diutus kepada seluruh umat manusia dan jin.
Agama yang beliau ajarkan adalah satu-satunya pedoman hidup terakhir untuk seluruh umat manusia dan jin. Mengimani Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, memeluk agamanya, dan menjalankan al-Quran dan Sunnah beliau merupakan satu-satunya jalan keselamatan di akhirat kelak.
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Dari sini bisa dipahami bahwa:
Nama lain syahadat “Aku bersaksi bahwasanya tiada Ilâh (Tuhan yang berhak disembah) selain Allah” adalah iman kepada Allah Ta’ala.
Nama lain syahadat “Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah”adalah iman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hal itu sebagaimana dijelaskan secara langsung oleh ulama sahabat yang menjadi perawi hadits tersebut, yaitu Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.
Ia mengatakan,
يَا ابْنَ أَخِيْ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ، إِيمَانٍ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ، وَالصَّلاَةِ الْخَمْسِ، وَصِيَامِ رَمَضَانَ، وَأَدَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ.
“Wahai anak saudaraku, sesungguhnya agama Islam dibangun di atas lima fondasi:(1) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,(2) mendirikan shalat wajib lima waktu,(3) melaksanakan shaum Ramadhan,(4) membayarkan zakat, dan (5) menunaikan haji ke Baitullah” (HR. Al-Bukhari no. 4514)
Demikian materi kultum Ramadhan 1446 H dengan judul “Menadabburi Makna Dua Kalimat Syahadat” yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah subhanahu wata’ala mewafatkan kita kelak dalam keimanan. Amin. Wallahu a’lam bish-shawab. (Yasir Abdull Barr/dakwah.id)