Materi Kultum Ramadhan Ramadhan Bulan Revolusi Dunia dakwah.id

Materi Kultum Ramadhan: Ramadhan Bulan Revolusi Dunia

Terakhir diperbarui pada · 1,353 views

Tulisan yang berjudul “Ramadhan Bulan Revolusi Dunia” ini adalah seri ke-06 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1446 H yang ditulis oleh Ustadz Yasir Abdull Barr.

اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَسْبَغَ عَلَيْنَا نِعَمَهُ الظَّاهِرَةَ وَالْبَاطِنَةَ. وَالصَّلاَةُ وَالَّسلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الْمَبْعُوثِ بِالْقُدْوَةِ الْحَسَنَةِ, وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِاْلإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji milik Allah Ta’ala semata. Atas izin dan karunia-Nya, kita masih dapat bersua kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah pada tahun ini. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang sabar mengamalkan petunjuknya. Amma ba’du.  

Jamaah shalat tarawih yang dirahmati Allah…

Salah satu keistimewaan bulan suci Ramadhan adalah syahru Al-Qur’an, yaitu bulan Al-Quran. Maksudnya adalah permulaan Al-Quran diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada bulan Ramadhan.

Allah Ta’ala mengisyaratkan bahwa wahyu yang pertama diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada bulan suci Ramadhan. Allah Ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

(Beberapa hari yang ditentukan untuk berpuasa itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. (Surat Al-Baqarah [2]: 185)

Turunnya Al-Quran kepada Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib Al-Hasyimi Al-Qurasyi menjadi pertanda pengangkatan beliau sebagai seorang Nabi utusan Allah Ta’ala. Nabi terakhir, penutup seluruh nabi dan rasul, yang akan membimbing seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Para ulama sejarah menjelaskan bahwa pemuda Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib Al-Hasyimi Al-Qurasyi pada saat itu berusia 40 tahun, menurut perhitungan kalender Qamariyah. Ia sedih melihat kerusakan akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak yang menimpa penduduk Mekkah dan suku-suku bangsa Arab lainnya.

Dalam bidang akidah, penduduk Mekkah dan bangsa Arab lainnya meyakini bahwa jin-jin, hantu-hantu, dan setan-setan dapat mendatangkan penyakit atau musibah. Mereka meyakini kesialan nasib karena burung-burung tertentu, atau bulan-bulan tertentu, atau hewan-hewan tertentu.

Dalam bidang ibadah, penduduk Mekkah dan bangsa Arab lainnya menyembah berhala-berhala. Mereka meyakini berhala-berhala itu dapat menjadi perantara sampainya doa mereka kepada Allah Ta’ala.

Dalam bidang akhlak, penduduk Mekkah dan bangsa Arab lainnya gemar berjudi, meminum minuman keras, berzina, dan mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka.

Dalam bidang muamalah, penduduk Mekkah dan bangsa Arab lainnya gemar berperang satu suku dengan suku lainnya, hanya karena membangga-banggakan suku mereka. Dalam perdagangan, mereka juga mengurangi takaran atau timbangan, memakan harta riba, melakukan penipuan dan kecurangan dalam berdagang.

Kebobrokan akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak pada abad VI Masehi tersebut juga melanda seluruh permukaan bumi.

Bangsa Yunani, Romawi, Mesir, Mesopotamia, Persia, India, China, dan bangsa-bangsa lainnya di dunia menyembah selain Allah Ta’ala dan melakukan akhlak-akhlak  tercela. Kebobrokan akidah dan akhlak merata di seluruh penjuru dunia.

Jamaah shalat tarawih yang dirahmati Allah…

Dalam usia 40 tahun, Muhammad bin Abdullah sering menyendiri di gua Hira’ di luar kota Mekkah selama beberapa hari. Ia merenungkan kebobrokan dalam segala bidang kehidupan yang tengah dialami umat manusia. Ia berdoa kepada Allah Ta’ala agar memberikan petunjuk tentang ajaran agama yang benar, sebagai cara untuk memperbaiki kebobrokan umat manusia.

Maka pada suatu malam di bulan Ramadhan, Allah Ta’ala mengutus Malaikat Jibril ‘alaihissalam kepada Muhammad bin Abdullah di gua Hira’. Dalam pertemuan pertama tersebut, Malaikat Jibril ‘alaihissalam menyampaikan wahyu Al-Quran pertama. Itulah surat Al-‘Alaq ayat 1-5. Para ulama menamakan peristiwa malam itu dengan istilah “nuzûl Al-Qur’ân”, yaitu “peristiwa turunnya Al-Quran”.

Menurut perhitungan para pakar ilmu falak dan ulama sejarah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menerima permulaan wahyu Al-Quran pada malam Senin, tanggal 21 Ramadhan, bertepatan dengan tanggal 10 Agustus 610 M.

Menurut perhitungan para pakar ilmu falak dan ulama sejarah, pada saat itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berusia 40 tahun 6 bulan 12 hari, menurut perhitungan kalender Qamariyah (kalender Islam). Atau dalam usia 39 tahun 3 bulan 22 hari, menurut kalender Syamsiyah (kalender Masehi). Demikian disebutkan oleh Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri dalam kitab sirahnya, Ar-Rahîq Al-Makhtûm.

Jamaah shalat tarawih yang dirahmati Allah…

Turunnya Al-Quran pada bulan suci Ramadhan menjadi awal revolusi dunia yang sangat besar, bukan saja di kalangan bangsa Arab, melainkan seluruh umat manusia di muka bumi.

Dengan panduan Al-Quran, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan perjuangan dakwah, tarbiyah, hijrah, infak, dan jihad.

Hasilnya, di akhir hayat beliau, seluruh bangsa Arab yang menetap di kawasan Jazirah Arab telah menjadi bangsa muslim yang beriman, bertauhid, disiplin beribadah, berakhlak mulia, dan bermuamalah secara jujur, amanat, dan adil.  Mereka menjadi sebaik-baik bangsa yang pernah dilahirkan di tengah umat manusia.

Setelah beliau wafat, perjuangan dakwah, tarbiyah, infak, hijrah, dan jihad diteruskan oleh generasi sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in ke berbagai penjuru dunia.

Hasilnya, agama Islam menjadi pedoman hidup yang dianut oleh bangsa Persia di Irak dan Iran, bangsa Arab di negeri Syam, bangsa Koptik di Mesir, bangsa Romawi, bangsa Barbar di benua Afrika, bangsa Eropa barat di Andalusia, bangsa Turki di kawasan Afghanistan dan Asia Tengah, dan bangsa-bangsa lainnya di berbagai benua.

Akhirnya, Al-Quran yang turun dalam bulan Ramadhan menjadi titik start revolusi di seluruh penjuru dunia. Dengan perantaraan Al-Quran, mereka mengenal Tuhan Yang berhak disembah, Rasul sang pembimbing, dan negeri akhirat sebagai tempat kembali yang abadi.

Dengan perantaraan Al-Quran, mereka mengetahui tujuan hidup, jalan hidup, dan cara untuk mengisi hidup secara lebih benar dan bermakna. Inilah kedahsyatan Al-Quran dalam merevolusi dunia. Wallahu a’lam (Yasir Abdull Barr/dakwah.id)

Topik Terkait

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading