08 materi kultum ramadhan bukti kasih sayang rasulullah dakwah.id

Materi Kultum Ramadhan 08: Bukti Kasih Sayang Rasulullah

Terakhir diperbarui pada · 1,987 views

Materi Kultum Ramadhan
Bukti Kasih Sayang Rasulullah

Tulisan yang berjudul Cinta dan Kasih Sayang Rasulullah ini adalah seri ke-08 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1445 H yang ditulis oleh Ustadz Nofriyanto Abu Kayyisa Al-Minangkabawy.

اَلْحَمْدُ لِلهِ حَقَّ حَمْدِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِيْنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ خَلْقِهِ وَأَفْضَلِ أَنْبِيَائِهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ وَكُلُّ مَنِ اسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ إِلَى يَوْمِ لِقَائِهِ

Hadirin jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wataala!

Pencinta, pengasih sekaligus penyayang merupakan sifat-sifat yang paling melekat pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Semua sifat itu Allah abadikan dalam al-Quran. Salah satunya dalam surat At-Taubah ayat 128.

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”

Wujud dan bukti nyata dari kasih saying Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dapat kita lihat pada beberapa hal di bawah ini,

Pertama: Senantiasa Memilih yang Paling Mudah dan Memudahkan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menghindari hal-hal yang memberatkan umatnya dalam menjalankan ajaran Islam. Dalam konteks menjalankan shalat, puasa, zakat, haji, dan umrah misalkan. Tentu akan kita temukan betapa banyak rukhsah atau keringanan bagi umat Islam dalam melaksanakannya.

Shalat yang idealnya dilakukan sambil berdiri, boleh dilakukan sambil duduk atau berbaring bahkan sekedar isyarat bagi mereka yang uzur. Puasa boleh ditinggalkan oleh ibu yang sedang hamil atau menyusui.

Zakat tidak wajib dikeluarkan bagi mereka yang tidak mampu atau belum sampai nishabnya.

Begitu pula dalam umrah dan haji. Bagi mereka yang sudah uzur diperkenankan melaksanakan salah satu rukunnya dengan berkendaraan bagi mereka yang tidak mampu berjalan.

Semua kemudahan di atas hanya sebagian contoh kecil dari kemudahan-kemudahan ajaran Islam. Kemudahan yang didapat dari betapa sayang dan cintanya baginda shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya.

Bukankah orang yang menyayangi dan mencintai akan senantiasa mempermudah urusan orang yang ia sayangi dan cintai?

Beberapa hadis yang menunjukkan hal tersebut contohnya ketika beliau memperpendek shalat karena takut menyusahkan ibu yang meninggalkan bayinya untuk shalat.

Salah satunya, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari hadits nomor 678,

‌إِنِّي ‌لَأَدْخُلُ ‌فِي ‌الصَّلَاةِ، ‌فَأُرِيدُ إِطَالَتَهَا، فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَأَتَجَوَّزُ، مِمَّا أَعْلَمُ مِنْ شِدَّةِ وَجْدِ أُمِّهِ مِنْ بُكَائِهِ

Sesungguhnya saya memulai shalat, dan saya berniat untuk memanjangkan shalat tersebut, namun kemudian saya mendengar suara tangisan bayi, maka saya menyelesaikan shalat dengan lebih cepat, karena saya mengetahui perasaan gelisah sang ibunda yang disebabkan karena tangisan bayinya.”

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan dalam kitab Syarh Riyadhush Shalihin jilid 2 halaman 100,

فَأَنْتَ تَجِدُ الْمُؤْمِنَ الَّذِي شَرَحَ اللهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ يُصَلِّي بِرَاحَةٍ ، وَطُمَأْنِيْنَةٍ ، وَانْشِرَاحِ صَدْرٍ، وَمَحَبَّةٍ لِلصَّلَاةِ، وَيُزَكِّي كَذَلِكَ ، وَيَصُوْمُ كَذَلِكَ ، وَيَحُجُّ كَذَلِكَ ، وَيَفْعَلُ الْخَيْرَ كَذَلِكَ، فَهُوَ يَسِيْرٌ عَلَيْهِ ، سَهْلٌ قَرْيْبٌ مِنْهُ

Kamu akan menemukan orang mukmin yang dadanya dilapangkan Allah untuk menampung (nilai-nilai) Islam. Ia shalat dengan nyaman, tenang, lapang dada, dan penuh kecintaan kepada shalat. Demikian pula dalam berzakat, berpuasa, menunaikan ibadah haji, dan beramal kebajikan lainnya. Dan semua itu dilakukannya dengan mudah, bahkan sangat mudah.”

Kedua: Pemaaf dan Bukan Pendendam

Bukti kedua dari besarnya rasa cinta dan kasih sayang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bisa kita lihat salah satunya dari respons beliau terhadap penolakan  penduduk Thaif terhadap dakwahnya.

Bukankah beliau disakiti? Dicela, dicaci maki oleh mereka? Namun apa jawaban baginda ketika dua malaikat datang menawarkan diri untuk membinasakan para penduduk daerah tersebut?

Ucapan yang keluar dari mulut baginda hanya, “Walaupun mereka menolak ajaran Islam, aku berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya.”

Nabi bahkan berdoa yang artinya, “Ya Allah berikanlah petunjuk kepada kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”

Ketiga: Syafaat bagi Umatnya

Bukti rasa cinta yang mendalam dan kasih sayang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  yang tiada tara kepada umatnya yang ketiga dapat kita lihat pada hak khusus beliau yang tidak dimiliki oleh nabi-nabi sebelumnya. Yaitu hak syafaat.

Ya, syafaat yang akan memudahkan umatnya dari huru-hara di hari kiamat. Syafaat yang dengannya hisab umatnya menjadi lebih mudah. Syafaat yang dengannya azab dan siksa akan diperingan oleh Allah bagi pelaku dosa besar dari umat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sebetulnya, masih banyak lagi bukti cinta dan kasih sayang Baginda kepada umatnya. Tiga yang sudah disebutkan barusan hanya segelintir atau sebagian kecil.

Namun kita sama-sama berharap dengan yang sedikit itu mampu membawa ruh dan badan kita untuk menjadi umatnya yang dibanggakan. Semoga kita dikumpulkan bersama beliau nanti di Jannatur Rahman. Amin ya Rabbal ‘Alamin.  (Nofriyanto/dakwah.id)

Baca juga artikel Materi Kultum Ramadhan atau artikel menarik lainnya karya Nofriyanto Abu Kayyisa Al-Minangkabawy.

Materi Kultum Ramadhan Terbaru:

Nofriyanto, M.Ag

Dosen Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UNIDA GONTOR, Direktorat Islamisasi UNIDA GONTOR, Alumni Program Kaderisasi Ulama Gontor angkatan VII, Konsentrasi bidang pemikiran Islam

2 Tanggapan

IJIN copy ustadz

Silakan ustadz, dengan tetap mencantumkan dakwah.id sebagai sumber. Barakallah fikum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *