khutbah jumat pentingnya keberadaan ulama di tengah umat dakwah.id

Materi Khutbah Jumat Pentingnya Keberadaan Ulama di Tengah Umat

Terakhir diperbarui pada · 3,717 views

Materi Khutbah Jumat
Pentingnya Keberadaan Ulama di Tengah Umat

Oleh: Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

 

 

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي عَلَّمَ الْقُرْآنَ وَخَلَقَ الْإِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ

أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فَقَالَ تَعَالَى:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَإنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد

 

Segenap pujian dan rasa syukur ke hadirat yang Maha Sempurna Allah subhanahu wata’ala. Yang telah mengajarkan Al-Quran, menciptakan manusia, mengajarkan petunjuk dan mengajarkan manusia segala hal yang tidak diketahuinya.

Allah berfirman,

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!’” (QS. Al-Baqarah: 31)

Shalawat dan Salam semoga tercurah untuk baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keluarga dan para sahabatnya. Semoga keselamatan juga Allah curahkan untuk umatnya yang selalu berpegang teguh kepada ajarannya.

Bertakwalah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sebenar-benar takwa, dengan cara tunduk dan patuh terhadap segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.(QS. Ali Imran: 102)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Allah subhanahu wata’ala memberi amanah kepada para Nabi untuk menuntun umat menuju kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat, mengeluarkan manusia dari kegelapan dan kehancuran, menyelamatkan umat dari kebodohan dan kesesatan, dan yang paling penting adalah menyampaikan amanat risalah dari Allah kepada segenap manusia.

Setelah fase nabi selesai yang ditandai dengan diutusnya nabi terakhir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tugas-tugas mulia tersebut selanjutnya diemban oleh para ulama.

Imam Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa orang yang berilmu atau ulama adalah orang yang beramal dengan ilmu yang ia tahu dan amalannya sesuai dengan ilmunya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Sesungguhnya para ulama adalah para pewaris Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham. Yang mereka wariskan adalah ilmu. Siapa yang mengambil warisan itu berarti ia mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud No. 3641; HR. At-Tirmidzi No.2682)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ulama pewaris nabi memiliki kedudukan yang tinggi. Mereka adalah para saksi Allah di muka bumi yang mengakui kebenaran dan menyampaikannya kepada segenap manusia; bahwa tidak ada yang berhak untuk diibadahi selain Allah.

Ulama adalah orang yang takut kepada Allah karena mereka adalah orang yang paling mengenal-Nya dibandingkan yang lain. Mereka mengetahu janji Allah untuk para wali-Nya dan ancaman Allah untuk para musuh-Nya.

Allah berfirman,

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ

Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacammacam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (QS. Fathir: 28)

Para ulama juga adalah orang yang paling tahu tentang perkara-perkara keburukan dan kebaikan serta jalan-jalan yang akan menghantarkan kepada keduanya.

Allah berfirman,

ثُمَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ يُخْزِيْهِمْ وَيَقُوْلُ اَيْنَ شُرَكَاۤءِيَ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تُشَاۤقُّوْنَ فِيْهِمْ ۗقَالَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ اِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوْۤءَ عَلَى الْكٰفِرِيْنَۙ

Kemudian Allah menghinakan mereka pada hari Kiamat, dan berfirman, ‘Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang yang beriman)?’” Orang-orang yang diberi ilmu berkata, ‘Sesungguhnya kehinaan dan azab pada hari ini ditimpakan kepada orang yang kafir.’” (QS. An-Nahl: 27)

 

5 Urgensi Keberadaan Ulama di Tengah Umat

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Keberadaan ulama di tengah-tengah umat sangatlah penting. Terlebih kondisi di zaman sekarang ini yang banyak sekali fitnah dan ujian.

Peran penting ulama umat ini setidaknya dapat kita pahami dari lima sisi berikut ini.

Pertama: Ulama adalah penuntun umat menuju jalan keselamatan

Banyak manusia mencari kebahagiaan dan keselamatan pada hal-hal yang sifatnya duniawi. Orientasi kebahagiaan dan keselamatan terpaku pada kepemilikan materi selama hidup di dunia.

Orang beriman memiliki orientasi yang lebih jauh dari itu. Orientasi kebahagiaan dan keselamatan kaum beriman adalah kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Sebagaimana doa yang selalu dilantunkan,

رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Allah, berikanlah kebaikan dalam kebaikan hidup kami di dunia, dan berikan juga kebaikan dalam kehidupan akhirat kami serta selamatkan kami dari siksa neraka.”

Para ulama memiliki peran penting dalam menuntun umat manusia agar orientasi hidup mereka benar dan sesuai dengan fitrah.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah: 24)

Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya I’lamul Muwaqqi’in (1/8) menganalogikan betapa pentingnya peran ulama dalam menuntun umat ke jalan keselamatan dengan kalimat yang sangat indah berikut ini.

فَهُمْ فِي الْأَرْضِ بِمَنْزِلَةِ النُّجُومِ فِي السَّمَاءِ،

Kedudukan para ulama di bumi bagaikan bintang-bintang di langit.”

بِهِمْ ‌يَهْتَدِي ‌الْحَيْرَانُ ‌فِي ‌الظَّلْمَاءِ،

Dengan adanya mereka orang-orang yang kebingungan arah dalam kegelapan mendapatkan petunjuk.

وَحَاجَةُ النَّاسِ إلَيْهِمْ أَعْظَمُ مِنْ حَاجَتِهِمْ إلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ،

Maka kebutuhan manusia terhadap para ulama lebih besar dari pada kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman.”

وَطَاعَتُهُمْ أَفْرَضَ عَلَيْهِمْ مِنْ طَاعَةِ الْأُمَّهَاتِ وَالْآبَاءِ بِنَصِّ الْكِتَابِ،

Ketaatan manusia kepada para ulama lebih wajib dari ketaatan mereka kepada ibu bapak berdasarkan dalil dari al-Quran.

 

Kedua: Ulama adalah rujukan umat dalam menghadapi problematika kehidupan

Problematika umat Islam dewasa ini terus bergulir seakan tak ada habisnya. Semakin bertambah populasi manusia, semakin luas persebaran keberadaan kaum muslimin, dan semakin maju perkembangan teknologi, menyisakan banyak permasalahan kontemporer. Baik terkait masalah akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak.

Mereka membutuhkan tempat untuk bertanya, tempat untuk mengadu dan mendapatkan solusi syar’i.

Maka para ulama lah yang pantas dijadikan rujukan dalam mencari solusi segala permasalahan dalam hidup.

Allah berfirman sebagaimana terdapat dalam dua surat yakni An-Nahl ayat 43 dan Al-Anbiya’ ayat 7:

فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ

Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

Jika mereka tidak berada di tengah-tengah kita, lalu kepada siapa umat ini akan bertanya dan meminta fatwa?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ ‌الْعِلْمَ ‌سَيُقْبَضُ ‌وَتَظْهَرُ ‌الْفِتَنُ حَتَّى يَخْتَلِفَ الِاثْنَانِ فِي الْفَرِيضَةِ لَا يَجِدَانِ مِنْ يَقْضِي بِهَا

Sesungguhnya ilmu senantiasa akan berkurang sedangkan kekacauan akan muncul hingga ada dua orang yang akan berselisih pendapat tentang (wajib atau tidaknya) suatu kewajiban, dan keduanya tidak mendapatkan orang yang dapat memutuskan antara keduanya.” (HR. Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak No. 7950)

Ketiga: Ulama adalah orang yang paling mengerti soal halal-haram dan haq-batil

Perkara halal haram dalam Islam merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena Islam adalah agama yang telah gamblang dan jelas petunjuknya akan kedua hal di atas.

Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan nasehat:

إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ، وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ، وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ

Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas, antara keduanya ada perkara yang samar-samar yang tidak banyak diketahui oleh manusia. Barang siapa menjauhi perkara samar maka dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya dan barang siapa terjerumus ke dalam perkara samar maka ia telah terjerumus dalam perkara yang haram.” (HR. Muslim)

Demikian halnya perkara haq dan batil, ia merupakan sunnatullah yang tidak akan berubah di alam ini. Kemenangan dan akhir yang baik (menyenangkan) adalah milik al-Haq (kebenaran) beserta para pembelanya.

Adapun yang batil, semua kesesatan, apa pun bentuknya, pasti akan lenyap baik cepat atau lambat. Allah berfirman dengan memberikan perumpamaan antara haq dan batil,

كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ەۗ فَاَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاۤءً ۚوَاَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَرْضِۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ

Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang benar dan yang batil. Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.” (QS. Ar-Ra’du: 17)

Namun, perkara halal-haram dan perkara haq-batil ini ternyata masih banyak yang belum diketahui oleh kebanyakan manusia.

Di sisi lain, banyak dari manusia yang tidak mengerti bagaimana cara mengenali halal-haram dan perkara haq-batil.

Satu-satunya jalan untuk mengenali perkara-perkara tersebut adalah dengan bertanya kepada para ulama. Sebab, hanya ulama yang paling mengerti perkara halal-haram dan perkara haq-batil.

Merekalah yang paling mampu memahami al-Quran dan as-Sunnah serta ijmak ulama sebagai sumber utama dalam memutuskan hukum suatu perkara.

Jika di tengah-tengah kita tidak ada ulama, lalu kepada siapa lagi kita akan bertanya tentang halal-haram atau tentang perkara haq dan batil?

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Keempat: Ulama adalah pemimpin dalam dakwah

Ulama tidak hanya memiliki peran sebagai tempat bertanya ketika umat membutuhkan penyelesaian dengan ilmu syar’i, atau tempat menimba ilmu bagi para awam yang ingin mengerti atau mendalami ajaran Islam.

Ulama juga mengemban amanah menyampaikan peringatan dan kabar gembira dalam bingkai dakwah serta amar makruf nahi mungkar kepada umat.

Karena sejatinya tuntutan ilmu setelah memelajari dan mengamalkan adalah mendakwahkannya, kemudian bersabar di atas jalan tersebut.

Allah berfirman,

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ

Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)

Amanah dakwah yang diemban oleh para ulama merupakan jihadul kalimah yakni jihad naratif dengan lisan melalui ceramah, diskusi ilmiah, atau juga dengan tulisan berupa artikel dakwah, makalah, buku, dan semisalnya.

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan, jihad kalimah termasuk sebaik-baik jihad.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Umamah, bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟

Wahai Rasulullah, apakah jihad yang paling utama itu?”

Beliau menjawab,

كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ ذِي سُلْطَانٍ جَائِرٍ

Perkataan yang haq (benar) di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Ibnu Majah No. 4012)

Dengan bekal kedalaman pemahamannya terhadap al-Quran dan as-Sunnah, ulama adalah sosok yang paling memiliki otoritas dalam menyampaikan kebenaran di hadapan siapa pun. Mulai dari masyarakat awam, hartawan, bangsawan, pemangku jabatan, hingga penguasa pemerintahan.

Jadi, ulama akan selalu berusaha dalam menjaga dominasi kebenaran dan mengikis serta melenyapkan kebatilan yang berserakan di tengah masyarakat.

Jika tidak ada ulama di tengah-tengah kita, siapa lagi yang akan mendakwahkan kebenaran?

 

Kelima: Ulama adalah benteng umat dari kehancuran

Tatanan umat itu suatu saat bisa rusak ataupun hancur sebagaimana suatu saat bisa baik dan kuat.

Umat akan hancur dunia akhirat ketika mereka sudah terbelenggu dengan hawa nafsu mereka. Tenggelam dalam berbagai kenikmatan duniawi, berbuat sesuka hati tanpa peduli dengan syariat Islam, kewajiban ditinggalkan, kemungkaran menjadi kebiasaan, praktik riba meraja lela, masjid-masjid dihancurkan.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَذَرُوْا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبٰوٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 278)

فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا فَأْذَنُوْا بِحَرْبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۚ وَاِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوْسُ اَمْوَالِكُمْۚ لَا تَظْلِمُوْنَ وَلَا تُظْلَمُوْنَ

Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 279)

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.’” (QS. Ibrahim: 7)

وَاِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا تَدْمِيْرًا

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu).” (QS. Al-Isra’: 16)

Siapa yang dapat membentengi umat dari kehancuran ini?

Ulama.

Keberadaan ulama ahli ilmu di tengah-tengah kita, dapat menjadi wasilah terhindarnya umat ini dari kehancuran.

Ulama yang akan membimbing kita ke jalan yang benar. Ulama yang akan menasihati kita ketika kita berbuat kekeliruan, dosa, dan maksiat. Ulama yang akan mengajak kita ke jalan yang makruf dan mencegah kita dari jalan yang mungkar.

Tanpa keberadaan ulama di tengah-tengah kita, hancurlah kita. Tiada lagi orang yang akan menasihati dan mengingatkan kita.

Imam Abu Hamid al-Ghazali menyebutkan perkataan al-Hasan dalam kitabnya Ihya’ Ulumid Din,

‌لَوْلَا ‌الْعُلَمَاءُ ‌لَصَارَ ‌النَّاسُ ‌مِثْلَ ‌الْبَهَائِمِ.

Jika bukan karena keberadaan ulama, sungguh manusia akan menjadi seperti binatang.” (Ihya’ Ulumid Din, Abu Hamid al-Ghazali, 1/11)

Imam Ibnul Mubarak jauh-jauh hari telah memperingatkan,

‌مَنِ ‌اسْتَخَفَّ ‌بِالعُلَمَاءِ ذَهَبتْ آخِرَتُهُ

Barang siapa meremehkan keberadaan ulama, lenyaplah kebahagiaannya di akhirat kelak.” (Siyar A’lam an-Nubala’, Imam Adz-Dzahabi, 8/408)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Demikian materi khutbah Jumat tentang pentingnya keberadaan ulama di tengah-tengah umat yang dapat kami sampaikan.

Semoga Allah Ta’ala mengaruniai kita dengan keberadaan para ulama yang dapat menuntun kita ke jalan kebahagiaan dan keselamatan. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA 

أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

 

 

Download PDF Materi Khutbah Jumat dakwah.id
Pentingnya Keberadaan Ulama di Tengah Umat
di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

 

Materi Khutbah Jumat Sebelumnya:
Materi Khutbah Jumat: 5 Sebab Kehancuran Umat

 

Topik Terkait

Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

Mahasiswa pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Surakarta. Konsentrasi di bidang Tafsir, Hadits dan Tazkiyah. Penikmat kitab Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Kitab hadits Shahih Fadhailul A'mal karya Syaikh Ali Bin Nayif Asy-Syahud, kitab Madarijus Salikin Manazil Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Aktif mengajar di beberapa kajian tafsir, hadits, dan kajian umum.

0 Tanggapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *