Materi Khutbah Jumat Pembuka dan Penghalang Pintu Rezeki dakwah.id

Materi Khutbah Jumat Pembuka dan Penghalang Pintu Rezeki

Terakhir diperbarui pada · 4,137 views

Materi Khutbah Jumat
Pembuka dan Penghalang Pintu Rezeki

Pemateri: Nofriyanto, M.Ag

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ ذِيْ النِّعَمِ الْكَثِيْرَةِ وَالْآلَاءِ، اَلْغَنِيُّ اَلْكَرِيْمُ اَلْوَاسِعُ اَلْعَطَاءُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُوْ اْلأَسْمَاءِ الْحُسْنَى وَالصِّفَاتِ الْكَامِلَةِ اْلعُلْيَا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمُصْطَفَى وَخَلِيْلُهُ اَلْمُجْتَبَى، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الكِرَامِ النُّجَبَاءِ، وَعَلَى أَتْبَاعِهِمْ فِيْ هَدْيِهِمْ اَلْقَوِيْمُ إِلَى يَوْمِ الْمِيْعَادِ وَالْمَأْوَى، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا، أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَقُوْا اللهَ تَعَالَى حَقَّ التَّقْوَى وَرَاقِبُوْهُ فِيْ السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَقَالَ تَعَالَى:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ.

وَقَالَ: وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.

وَقَالَ تَعَالَى عَنْ أَهْلِ الْكِتَابِ: وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ. وَيَقُوْلُ تَعَالَى:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ.

 

Maasyiral Muslimin sidang shalat Jumat rahimakumullah

Diskursus tentang rezeki merupakan isu yang paling hangat dan paling disukai oleh kebanyakan orang. Bukan hanya dibicarakan oleh umat Islam, nonmuslim dari Yahudi, Nasrani, Majusi, dan agama-agama lain turut serta dalam memperbincangkannya.

Hal tersebut tidaklah mengherankan karena memang ia merupakan tabiat dari kemanusiaan. Sebagaimana sejatinya dalam Islam problem seputar rezeki merupakan isu serius yang dibahas dalam ajarannya.

Bukti akan itu semua tercantum dalam berbagai firman-Nya,

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hūd: 6)

Allah shubhanahu wataala telah memerintahkan segenap hamba-Nya untuk berkelana ke seluruh penjuru bumi demi meraih rezeki yang telah ditentukan bagi mereka,

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk: 15)

وَاٰخَرُوْنَ يَضْرِبُوْنَ فِى الْاَرْضِ يَبْتَغُوْنَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ ۙ

dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah.” (QS. Al-Muzzammil: 20)

Sebab sejatinya manusia memang tabiatnya suka berkeluh kesah, khawatir, resah gundah gulana, maka dari itu Rabbul Izzati menenangkan dan menghibur mereka dari segala macam perasaan negatif tersebut dengan keyakinan dan ultimatum-Nya bahwa perkara rezeki adalah hak prerogatif-Nya dan semua berada di bawah kekuasaan-Nya.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzāriyāt: 56)

Selaku muslim sejatinya kita harus bisa memaknai dengan benar dan membedakan antara sabab dan musabab dari perkara rezeki ini.

Allah Azza wa Jalla sejatinya yang mentakdirkan sebab-sebab datangnya rezeki bagi manusia dan menundukkannya bagi mereka. Adapun amal perbuatan, usaha dan perniagaan misalnya, hanyalah sebagai sebab atau wasilah untuk meraih rezeki yang sudah ditakdirkan-Nya.

Dan menyamakan sebab dengan musabbab dalam satu maqom dan manzilah merupakan perkara yang keliru dan salah dalam agama Islam. Sehingga sudah selayaknya seorang muslim meyakini bahwa Allah-lah Sang Maha Pemberi Rezeki. Dan Dia telah menentukan sebab-sebab (wasilah) untuk meraihnya.

Tugas kita selaku hamba hanya mengusahakan sebab-sebab tersebut sembari diiringi dengan keyakinan bahwa Allah-lah yang Maha Pemberi Rezeki dan Maha Pengatur.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Di antara hal terpenting yang harus kita ketahui dari sunatullah dalam masalah rezeki ini, yaitu Allah telah menentukan sebab-sebab bertambah dan melimpahnya berkah rezeki hamba.

Dan di sisi yang lain Dia pun telah menentukan sebab-sebab berkurang dan hilangnya keberkahan rezeki hamba. Apa saja sebab-sebab penghalang dan penyebab hilangnya rezeki dan keberkahannya?

 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Sebab Penghalang Pintu Rezeki

Sejatinya, sebab-sebab penghalang pintu rezeki seorang hamba dan keberkahannya itu banyak bentuknya. Terlihat dari banyaknya para ahli ilmu yang telah menulis tentang itu agar menjadi perhatian dan peringatan guna mereka terhindar dari akibat buruk darinya. Adapun sebab-sebab terpenting ialah,

Pertama, berbuat zina

Para ulama sepakat bahwa perbuatan zina memiliki dampak buruk bagi pelakunya baik di dunia maupun di akhirat. Dampak buruk tersebut antara lain, menyebabkan pelakunya fakir turun menurun, menjadikan pelakunya gundah gulana, dan terputusnya pintu rezeki.

Hal ini sesuai dari peringatan Allah dalam firman-Nya,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاۤءَ سَبِيْلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isrā`: 32)

Dan juga hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam,

Hendaknya kalian menjaui perbuatan zina, karena akan mengakibatkan empat hal yang merusak, yaitu menghilangkan kewibawaan dan keceriaan wajah, menghalangi pintu rezeki (mengakibatkan kefakiran), mengundang kutukan Allah, dan menyebabkan kekal dalam neraka.” (Mujam al-Ausat, ath-Thabrani, No. 7092)

Kedua, maraknya perniagaan dan muamalah ribawi

Besarnya ancaman Allah terhadap para pelaku riba yang tidak mau berhenti darinya sungguh terlihat dari ultimatum perang yang Allah kumandangkan melalui firman-Nya,

فَأْذَنُوْا بِحَرْبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۚ

Maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 279)

dan juga melalui hadits Nabi-Nya,

Apabila perbuatan zina dan riba telah merajalela di suatu kaum (daerah) maka sungguh mereka telah menantang azab Allah atas diri mereka.” (Al-Mujam al-Kabir, ath-Thabarani, No. 460)

Ancaman dan azab Allah inilah yang tidak lain merupakan salah satu penghalang pintu rezeki seorang hamba.

Ketiga, sumpah palsu

Yang dimaksud darinya ialah sumpah palsu seseorang yang dengan sadar dan sengaja ia lakukan. Biasanya hal ini dilakukan oleh para pedagang untuk melariskan dagangannya.

Terkai hal ini Islam telah mewanti-wanti akibat buruk darinya yang akan menimpa pelakunya di dunia dan di akhirat.

Salah satunya peringatan dari baginda Nabi melalui haditsnya,

Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak dilihat dan tidak disucikan oleh-Nya, serta mereka akan mendapatkan siksa yang pedih,”

Rasulullah mengulangi sabda beliau itu tiga kali. Kemudian Abu Dzar berkata, “Sungguh mereka adalah orang-orang yang sia-sia dan merugi. Siapakah mereka wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab,

Orang yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki, orang yang mengungkit-ungkit kebaikan yang diberikannya, dan orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim No. 106)

Sebagaimana juga akibat buruk lainnya dari sumpah palsu ini, yaitu menghilangkan keberkahan. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

Sumpah itu melariskan dagangan dan menghilangkan keberkahan.” (HR. Abu Dawud No. 2897)

Telah banyak riwayat yang menjelaskan betapa para salaf ash-shalih berhati-hati dalam hal bersumpah, meskipun sumpahnya jujur dan betul.

Sebut saja beliau Abu Hanifah rahimahullah senantiasa bersedekah satu dinar dari setiap kali sumpah yang jujur dan betul yang keluar dari mulutnya. Lalu bagaiamana gerangan akibat buruk yang akan diterima pelakunya jika sumpah yang keluar dari mulut adalah sumpah yang dusta penuh kebohongan? Maadzallah.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Adapun sebab selanjutnya, yaitu

Keempat, berbohong dan berlaku curang dalam jual beli

Selain ia merupakan penghalang dan penghilang keberkahan rezeki seseorang, berbohong dan curang juga merupakan tanda dari sifat-sifat kekufuran dan kemunafikan.

Terkait hal ini larangan Islam telah jelas bahwa perbuatan curang seperti menyembunyikan aib barang dagangan dari pembeli adalah haram.

Hal ini sesuai dengan peringatan baginda Nabi melalui haditsnya,

Dua orang yang melakukan jual beli sama-sama memiliki hak khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual beli) selama mereka belum berpisah dari majelisnyadalam satu riwayat, hingga keduanya berpisah.

Apabila mereka berdua jujur dan menampakkan cacat dagangannya maka jual beli mereka akan diberkahi Allah, namun jika mereka berbohong dan menyembunyikan cacatnya maka Allah hilangkan keberkahan dari keduanya.” (HR. Al-Bukhari No. 1968)

Kelima, menyembunyikan barang

Kelima, menyembunyikan barang dengan niat memonopoli jual beli demi meraih untung sebesar-besarnya. Perbuatan tersebut mendapat ancaman yang sangat nyata dari baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam,

Barang siapa menimbun makanan atas kaum muslimin, maka Allah akan menghukumnya dengan penyakit kusta dan kebangkrutan.” (HR. Ibnu Majah No. 2146)

 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Sebab Pembuka Pintu Rezeki

Jika tadi disebutkan oleh khatib berdasarkan apa yang tercantum dalam al-Quran dan hadits shahih terkait penyebab hilang dan berkurangnya berkah rezeki, maka selanjutnya khatib akan menjelaskan sebab-sebab bertambah dan melimpah ruahnya keberkahan rezeki seorang hamba, antara lain yaitu

Pertama, istigfar dan taubat.

Kedua, mendermakan harta dalam kebajikan.

Ketiga, senang bersilaturahmi.

Keempat, bertakwa kepada Allah dan senantiasa merasa diawasi oleh-Nya.

Kelima, melaksanakan haji dan umrah.

Keenam, bertawakal kepada Allah dan senantiasan berprasangka baik kepada ketentuan-Nya.

Ketujuh, menyibukkan diri dengan beribadah kepada Allah dan menghindari perbuatan yang sia-sia.

Kedelapan, berbuat baik kepada fakir miskin.

Kesembilan, berserah diri kepada ketentuan dan hukum Allah.

Kesepuluh, menjaga shalat wajib yang lima waktu disertai dengan memperbanyak dzikir dan syukur kepada-Nya.

Kesebelas, bangun di pagi hari dan datang di awal waktu serta bersegera dalam mencari rezeki.

Kedua belas, menikah bagi siapa saja yang ingin terhindar dari perbuatan keji dan haram.

Ketiga belas, senantiasa jujur dalam perbuatan dan perkataan dalam jual beli. Wallahul Mustaan wa Waffaqanaa ilaa aqwam Thariq.

Demikianlah khutbah Jumat tentang sebab-sebab yang menjadi penghalang dan pembuka pintu rezeki seorang hamba yang bisa khatib sampaikan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan bekal yang baik bagi  kehidupan keseharian kita, Ammin Ya Rabbal Alamin Ya Mujibas Saailin.

 

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلهِ الْغَفُوْرِ التَّوَّابِ، اَلْكَرِيْمِ الْوَهَّابِ؛ خَلَقَ الْخَلْقَ وَدَبَّرَهُمْ، وَكَفَلَ أَقْوَاتَهُمْ وَأَرْزَاقَهُمْ، نَحْمَدُهُ عَلَى مَا أَعْطَى، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا أَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ؛ تَبَارَكَ اِسْمُهُ، وَتَعَالَى جَدُّهُ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ بَعَثَهُ اللهُ تَعَالَى بِالدِّيْنِ اْلمُبَارَكِ الَّذِيْ عَمَّتْ بَرَكَتُهُ الْأَرْضَ جَمِيْعًا،

أَمَّا بَعْدُ: فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ؛ فَجُمَاعُ الْخَيْرِ فِيْ ظِلَالِهَا، وَأُسُّ السَّعَادَةِ فِيْ تَحْقِيْقِهَا، وَطَرِيْقُ الْجَنَانِ يَمُرُّ عَبْرَ تَمَثُّلِ مَدْلُوْلِهَا، قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

هَذَا وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُوْا عَلَيْهِ وَسَلِمُوْا تَسْلِيْمًا. وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا.

الَلَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ: أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلَيٍ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِيْنَ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ ارْفَعِ البَلَاءَ عَنِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ احْقِنْ دِماءَ الُمسْلِمِيْنَ، وَاحْفَظْ عَلَيْهِمْ دِيْنَهُمْ وَأَمْنَهُمْ وَأَعْرَاضَهُمْ وَأَمَوَالَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ اكْفِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ شَرَّ الْأَشْرَارِ وَكَيْدَ الْفُجَّارِ،

اللَّهُمَّ وَلِّ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ خِيَارَهُمْ وَاكْفِهِمْ شِرارَهُم يَا ربَّ الْعَالَمِينَ، اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَهْلَ دِيْنَكَ اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِهِمْ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اللَّهُمَّ أَنْزِلْ بِهِمْ بَأسَكَ الَّذِيْ لَا يُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ،

اللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ الْأَوْطَانِ وَالدَّوْرِ، وَاصْرِفْ عَنَّا اْلفِتَنَ وَالشُّرُوْرَ، وَأَصْلِحْ لَنَا الْأَئِمَّةَ وَوُلَاةَ الْأُمُوْرِ، اللَّهُمَّ وَفِقْ وُلَاةَ أَمْرِنَا بِتَوْفِيْقِكَ وَأَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ وَاجْعَلْهُمْ مِنْ أَنْصَارِ دِيْنِكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، اللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ بِطَانَةَ الصَّلَاحِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ، وَأَبْعِدْ عَنْهُمْ أَهْلَ الزَّيْغِ وَاْلفَسَادِ،

اللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَنَا وَأَرَادَ دِيْنَنَا وَبِلَادَنَا بِسُوْءٍ اللَّهُمَّ فَأَشْغِلْهُ بِنَفْسِهِ وَاجْعَلْ كَيْدَهُ فِيْ نَحْرِهِ وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْراً عَلَيْهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الَّذِيْنَ انْتَقَلُوْا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ رَحْمَةً وَاسِعَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَأَفِضْ عَلَيْهِمْ مِنْ خَيْرِكَ وَرِضْوَانِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَ اسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ.

اُذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ.

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Download PDF Materi Khutbah Jumat Singkat dakwah.id
Pembuka dan Penghalang Pintu Rezeki di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Nofriyanto, M.Ag

Dosen Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UNIDA GONTOR, Direktorat Islamisasi UNIDA GONTOR, Alumni Program Kaderisasi Ulama Gontor angkatan VII, Konsentrasi bidang pemikiran Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *