Khutbah Jumat Singkat: Merawat Alam Bagian dari Iman

Materi Khutbah Jumat
Merawat Alam Bagian dari Iman

Pemateri: Amir Sahidin, M.Ag.
(Peneliti Centre for Islamic and Occidental Studies [CIOS] UNIDA Gontor)

Kaum muslimin rahimakumullah

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wata’ala atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita, terutama nikmat iman, Islam, dan kesehatan, sehingga kita dapat hadir di masjid ini untuk menunaikan shalat Jumat secara berjamaah.

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga hari kiamat.

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sebenar-benar takwa. Karena sesungguhnya, sebaik-baik bekal menuju akhirat adalah takwa.

Kaum muslimin rahimakumullah

Krisis lingkungan hidup saat ini, seperti perubahan iklim, polusi, penggundulan hutan, dan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam, sungguh telah menjadi ancaman serius bagi kelangsungan makhluk hidup dan keseimbangan alam.

Di sisi lain Islam tidak hanya mengajarkan ibadah ritual seperti shalat dan puasa, tetapi juga mengharuskan kita untuk menjaga hubungan harmonis dengan sesama makhluk, termasuk hewan, tumbuhan, dan alam semesta. Oleh karena itu, menjaga dan merawat alam bukan sekadar tanggung jawab sosial, melainkan juga merupakan bagian dari perintah agama.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih-nya, hadits no. 35,

اَلْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ.

“Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama adalah ucapan ‘lā ilāha illallāh’, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.”

Baca juga: Wahabi Lingkungan: Antara Sinisme, Distorsi, dan Etika Islam Atas Bumi

Hadits ini menunjukkan bahwa keimanan memiliki banyak tingkatan. Jika sekadar menyingkirkan gangguan dari jalan saja sudah termasuk bagian dari iman, maka menjaga kelestarian lingkungan dan alam tentu lebih utama sebagai bukti nyata keimanan seseorang.

Seandainya setiap orang memiliki keimanan seperti ini saja, niscaya jalan-jalan akan bersih, lingkungan terawat, dan alam menjadi tempat yang nyaman untuk dihuni.

Demikian pula jika para pemimpin dan pejabat memiliki kesadaran iman seperti ini, niscaya negeri ini akan terjaga dari kerusakan, fasilitas umum terpelihara, dan kebijakan yang dibuat pun tidak akan merusak alam.

Kaum muslimin rahimakumullah

Pertama: Mulai dari Diri Sendiri

Kesadaran untuk menjaga dan merawat alam harus dimulai dari diri sendiri. Untuk itu, mari kita biasakan hidup bersih dan peduli terhadap alam dan lingkungan. Islam mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, dan menjaga alam adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai khalifah di muka bumi ini.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 30,

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ 

“Dan (ingatlah) ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat,‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’”

Ayat ini menegaskan bahwa manusia diberikan mandat langsung oleh Allah subhanahu wata’ala untuk mengelola bumi ini dengan amanah dan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, umat Islam memikul kewajiban moral dan spiritual untuk menjaga keseimbangan alam, baik di darat, laut, maupun di udara.

Sebaliknya, berbagai kerusakan alam dan lingkungan yang terjadi hingga saat ini, pada dasarnya merupakan akibat dari ulah manusia itu sendiri.

Dengan tegas Allah subhanahu wata’ala mengingatkan kita dalam Surat ar-Rum ayat 41,

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ  

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Ayat ini menjadi peringatan keras agar kita sadar, bertobat, dan memperbaiki sikap kita terhadap alam. Maka, mari kita tumbuhkan kesadaran untuk merawat alam tersebut dalam diri kita ini.

Kaum muslimin rahimakumullah

Kedua: Mulai dari Sekarang

Setelah menyadari bahwa merawat alam adalah bagian dari iman dan tanggung jawab, maka selanjutnya marilah segera bertindak. Jangan menunda kebaikan dan jangan menunggu orang lain memulainya. Tanggung jawab ini tidak cukup hanya diyakini dalam hati, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan, hadits riwayat al-Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad halaman 168, dan hadits riwayat Ahmad no. 12981,

‌إِنْ ‌قَامَتِ ‌السَّاعَةُ وَفِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا.

“Jika kiamat telah tiba sementara di tangan salah seorang dari kalian ada bibit tanaman, lalu ia mampu untuk tidak meninggalkannya hingga menanamnya, maka hendaklah ia menanamnya.”

Materi Khutbah Jumat: Membangun Karakter Mukmin yang Kuat

Hadits ini menunjukkan bahwa Islam mendorong umatnya untuk tetap berbuat kebaikan kepada alam, bahkan dalam situasi yang paling genting sekalipun. Untuk itu, marilah kita mulai dari sekarang, dan jangan kita tunda-tunda.

Kaum muslimin rahimakumullah

Akhirnya, marilah kita senantiasa menjadi pribadi-pribadi yang sadar akan peran kita sebagai seorang muslim dan khalifah Allah di bumi. Mari kita merawat bumi ini mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang ini.

Demikianlah khutbah Jumat tentang membangun kesadaran untuk merawat alam. Semoga Allah subhanahu wata’ala memberi kita kekuatan untuk menjadi penjaga alam yang amanah, dan semoga bumi ini menjadi tempat yang layak bagi generasi ini dan generasi setelah kita nanti.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

Download PDF Materi Khutbah Jumat
Merawat Alam Bagian dari Iman
di sini

Semoga bermanfaat!

Anda ingin mendapat kiriman update materi khutbah
& artikel dakwah.id melalui WhatsApp?