Khutbah Jumat Singkat II Mei 25 - Mengungkap Keutamaan Bulan Haram - dakwah id

Materi Khutbah Jumat: Mengungkap Keutamaan Bulan Haram

Terakhir diperbarui pada · 566 views

Materi Khutbah Jumat
Mengungkap Keutamaan Bulan Haram

Pemateri: Ustadz Adib Fattah Suntoro, M.Ag.

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ أَوْلِيَائِهِ بِأَنْوَارِ الْوِفَاقِ، وَرَفَعَ قَدْرَ أَصْفِيَائِهِ فِي الْأَفَاقِ، وَطَيَّبَ أَسْرَارَ الْقَاصِدِيْنَ بِطِيْبِ ثَنَائِهِ فِي الدِّيْنِ وَفَاقَ، وَسَقَى أَرْبَابَ مُعَامَلَاتِهِ مِنْ لَذِيْذِ مُنَاجَتِهِ شَرَابًا عَذْبَ الْمَذَاقِ، فَأَقْبَلُوْا لِطَلَبِ مَرَاضِيْهِ عَلَى أَقْدَامِ السَّبَاقِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ السَّبَاقِ، صَلَاةً وَسَلَامًا اِلَى يَوْمِ التَّلَاقِ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً صَفَا مَوْرِدُهَا وَرَاقَ، نَرْجُوْ بِهَا النَّجَاةَ مِنْ نَارٍ شَدِيْدَةِ الْاَحْرَاقِ، وَأَنْ يَهُوْنَ بِهَا عَلَيْنَا كُرْبُ السِّيَاقِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفَ الْخَلْقِ عَلَى الْاِطْلَاقِ، اَلَّذِيْ أُسْرِيَ بِهِ عَلَى الْبَرَاقِ، حَتَّى جَاوَزَ السَّبْعَ الطِّبَاقِ.

أَمَّا بَعْدُ،

أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Di antara nikmat agung yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah dengan adanya bulan-bulan haram, bulan-bulan yang memiliki kemuliaan yang tinggi dan diliputi dengan keberkahan. Bulan-bulan ini merupakan momentum yang penuh dengan peluang untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal ibadah.

Tentu saja, bagi seorang Muslim, bulan haram bukan hanya sekadar perubahan kalender atau waktu yang berlalu begitu saja. Bulan haram adalah kesempatan emas untuk menghidupkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita, baik dalam hubungan kita dengan Allah subhanahu wataala maupun dengan sesama umat manusia.

Bulan haram memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam ajaran Islam. Dalam Surah at-Taubah ayat 36, Allah berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ

Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan,(sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu).

Baca juga: Kenapa Disebut Bulan Muharam?

Dalam tafsir Jami al-Bayan an Tawil Ay al-Quran jilid 11 halaman 444, Imam ath-Thabari, menafsirkan bahwa larangan menzalimi diri dalam ayat tersebut secara khusus merujuk pada empat bulan haram, karena Allah telah mengagungkan kehormatan waktu-waktu itu.

Beliau menegaskan bahwa dosa di bulan-bulan ini lebih berat, dan amal saleh lebih besar pahalanya. Tafsiran ini juga menjadi peringatan agar umat Islam tidak mengikuti jejak kaum musyrikin yang mengubah-ubah kesucian bulan haram demi kepentingan duniawi.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Lalu apa saja empat bulan haram itu?

Dalam sebuah hadits riwayat al-Bukhari no. 3197, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَات وَالْأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ، الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ.

Sesungguhnya zaman telah kembali seperti keadaannya pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, di antaranya terdapat empat bulan yang haram (suci), tiga di antaranya berturut-turut: Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram, serta (satu lagi) Rajab Mudhar, yang terletak antara Jumadil (Akhir) dan Syaban.”

Melalui ayat dan hadits tersebut kita ketahui bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan empat bulan haram sebagai waktu yang sangat mulia dan penuh keutamaan, yang tidak boleh dinodai dengan kezaliman dan maksiat.

Maka, pada khutbah Jumat yang penuh berkah ini, marilah kita renungkan bersama keutamaan dan pelajaran agung yang terkandung dalam empat bulan haram tersebut. Semoga dengan perenungan tersebut mampu menumbuhkan motivasi dalam diri kita untuk melejitkan iman dan takwa.

Keutamaan Empat Bulan Haram

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Pertama: Keutamaan Bulan Haram Dzulqa`dah

Bulan haram yang pertama yaitu bulan Dzulqa’dah. Dzulqa’dah, merupakan bulan ke-11 dalam kalender hijriah. Ia adalah bulan pertama dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah.

Dalam Lisan al-Arab, jilid 3 halaman 357, Ibnu Manzhur menyebutkan bahwa dinamakan “Dzulqa’dah” karena masyarakat Arab dahulu kala biasa berdiam di tempat tinggalnya dan berhenti dari peperangan, sebagai bentuk penghormatan terhadap kesuciannya.

Bahkan dalam kitab al-Mishbāḥ al-Munīr fī Gharīb al-Sharḥ al-Kabīr karya Ahmad ibn Muqri’ al-Fayūmī, di jilid 1 halaman 107, disebutkan bahwa nama ini juga terkait dengan “القُعْدان” atau anak unta, sebagai simbol ketenangan dan persiapan menghadapi musim haji.

Semua ini menunjukkan bahwa bulan Dzulqa’dah sejak dulu adalah momen untuk menahan diri, menundukkan hawa nafsu, dan menata hati.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Di antara keistimewaan bulan Dzulqa’dah adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah melaksanakan umrah sepanjang hidupnya kecuali di bulan ini.

Dalam sebuah hadits riwayat al-Bukhari, no. 1779, sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melakukan empat kali umrah, semuanya terjadi pada bulan Dzulqa’dah kecuali yang dilaksanakan bersama dengan ibadah haji beliau.

Anas berkata,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan empat umrah—semuanya pada bulan Dzulqa’sudah, kecuali umrah yang bersamaan dengan hajinya: (1) umrah dari Hudaibiyah, (2) umrah pada tahun berikutnya, (3) umrah dari Ji’ranah ketika beliau membagikan harta rampasan Perang Hunain, dan (4) satu umrah bersamaan dengan hajinya.”

Materi Khutbah Jumat: Bulan Dzulqa’dah Momentum Perubahan

Hadits ini menjadi pelajaran penting bagi kita bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memilih bulan Dzulqa’dah—salah satu bulan haram—untuk menunaikan ibadah umrah. Hal ini menunjukkan betapa beliau memuliakan waktu-waktu yang dimuliakan oleh Allah.

Maka selayaknya kita pun menjadikan bulan ini sebagai momentum untuk memperbanyak amal, menjauhi dosa, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kesungguhan.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Kedua: Keutamaan Bulan Haram Dzulhijjah

Bulan kedua dari empat bulan haram yang Allah muliakan adalah bulan Dzulhijjah. Bulan ini bukan bulan biasa. Sejak masa sebelum Islam, tepatnya sekitar tahun 412 Masehi pada masa Kilab bin Murrah—leluhur kelima Rasulullah shallallahu alaihi wasallam —nama Dzulhijjah telah digunakan karena pada bulan inilah ibadah haji dilaksanakan.

Allah subhanahu wataala menyebut bulan ini sebagai bagian dari asyhur malūmāt—bulan-bulan yang ditetapkan untuk pelaksanaan ibadah haji—sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 197,

اَلْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ

Haji itu (dilaksanakan) pada bulan-bulan yang telah ditentukan.”

Rangkaian bulan ini dimulai dari Syawal, lalu Dzulqa’dah, dan berpuncak pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Puncaknya terjadi pada tanggal 9 Dzulhijjah, yakni Hari Arafah—hari di mana para jamaah haji wukuf di Padang Arafah, dan hari yang sangat agung bagi umat Islam.

Kemudian disusul dengan tanggal 10 Dzulhijjah yang kita kenal sebagai Hari Raya Idul Adha, hari di mana kaum muslimin menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim dan keikhlasan Nabi Ismail ‘alaihimassalam.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Keutamaan bulan Dzulhijjah, terutama di sepuluh hari pertamanya telah dijelaskan oleh Rasulullah dengan sangat gamblang.

Yaitu dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu dan dicantumkan dalam Shahihul Jami karya Syaikh al-Albani no. 1133, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

أَفْضَلُ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَيَّامُ الْعَشْرِ.

Hari yang paling utama di dunia adalah sepuluh hari (di awal bulan) Dzulhijjah.”

Para ulama menjelaskan bahwa salah satu sebab utama yang paling jelas dari keutamaan hari-hari ini adalah karena pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah terkumpul berbagai jenis ibadah utama secara bersamaan, yaitu ibadah shalat, puasa, sedekah, dan ibadah haji. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari (2/534).

Bahkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah bisa dibandingkan dengan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam Majmu Fatawa jilid 25 halaman 254, Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah ditanya tentang mana yang lebih utama antara sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Beliau menjawab,

“Sepuluh awal bulan Dzulhijjah di siang hari lebih utama dari sepuluh hari di siang akhir bulan Ramadhan, dan sepuluh hari di malam-malam bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam di bulan Dzulhijjah.”

Penjelasan para ulama ini menjadi motivasi bagi kita untuk tidak menyia-nyiakan keutamaan hari-hari tersebut dengan memperbanyak amal saleh dan meningkatkan kualitas ibadah kita.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Ketiga: Keutamaan Bulan Haram Muharram

Adapun bulan ketiga dari rangkaian bulan haram, yaitu bulan Muharam. Pada masa jahiliah, bulan Muharram dikenal dengan nama Mutamir, sementara nama al-Muharram saat itu digunakan untuk bulan Rajab.

Setelah Islam datang, bulan ini dinamakan al-Muharram karena merupakan salah satu dari empat bulan haram, yaitu bulan-bulan suci yang dilarang untuk berperang di dalamnya. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menyebut bulan Muharam dengan istilah Syahrullah atau “bulan Allah.”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, hadits riwayat Muslim no. 1163,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ الله الْمُحَرَّمِ.

Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharam.”

Penyebutan “Syahrullah” menunjukkan bahwa bulan ini memiliki keistimewaan khusus di sisi Allah subhanahu wataala. Istilah ini merupakan bentuk penyandaran nama bulan kepada Allah sebagai tanda pemuliaan dan pengagungan terhadap Muharam.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Lalu amalan apa yang dianjurkan untuk kita kerjakan di bulan yang mulia ini? Di antara amal saleh yang sangat dianjurkan di bulan Muharam adalah puasa Asyura, yakni puasa pada tanggal 10 Muharam.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, dalam hadits riwayat Muslim no. 1162, “Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”

Bahkan, Nabi juga berniat berpuasa sehari sebelumnya, yaitu tanggal 9 Muharam—yang dikenal dengan puasa Tasu’a—agar berbeda dengan kaum Yahudi.

Maka para ulama, seperti Imam Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad, menganjurkan puasa dua hari sekaligus: tanggal 9 dan 10 Muharam, sebagai bentuk kesungguhan kita dalam meneladani Nabi dan menghidupkan sunah di bulan yang mulia ini.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Keempat: Keutamaan Bulan Haram Rajab

Adapun bulan haram yang terakhir, dan satu-satunya bulan haram yang letaknya tidak berurutan yaitu bulan Rajab. Bulan Rajab memiliki nama yang berasal dari kata “رجوب” (rajub) yang berarti penghormatan dan pembesaran.

Bulan ini juga dikenal dengan sebutan Rajab Mudhar, karena suku Mudhar selalu menetapkannya pada waktunya dan tidak mengubahnya, berbeda dengan suku-suku Arab lain yang mengubah bulan mereka berdasarkan kebutuhan perang mereka.

Tidak hanya mulia karena termasuk bulan haram, namun bulan Rajab juga menyimpan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah umat Islam. Pada 27 Rajab, terjadi Isra’ dan Mi’raj, perjalanan malam Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang memerintahkan kita untuk melaksanakan shalat.

Tanggal 10 Rajab juga menjadi saksi Perang Tabuk, serta wafatnya Raja Najasyi dalam keadaan Muslim. Di bulan yang sama, Imam Syafi’i wafat pada 30 Rajab, dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada 25 Rajab. Selain itu, pada 27 Rajab, Shalahuddin al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis. Peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut menjadikan bulan ini semakin istimewa.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Meskipun tidak ada amalan khusus yang disyariatkan pada bulan Rajab seperti puasa Arafah di Dzulhijjah atau puasa Asyura di Muharram, bulan ini tetap memiliki keutamaan yang perlu kita hormati.

Artikel Fikih: Memuliakan Bulan Rajab Sesuai Tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah

Rajab adalah salah satu bulan haram, yang artinya bulan yang penuh berkah dan dilipatgandakan pahala bagi setiap amal kebaikan yang dilakukan. Oleh karena itu, meski tidak ada amalan khusus, kita dianjurkan untuk menyemarakkan bulan ini dengan meningkatkan ibadah, baik itu shalat, puasa sunah, dzikir, atau amal saleh lainnya.

Selain itu, kita juga harus berusaha untuk menjauhi segala dosa dan kemaksiatan, agar dapat meraih keberkahan bulan ini.

Semoga kita dapat memanfaatkan setiap detik di bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya, sebagai wujud ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wataala.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Demikian materi khutbah Jumat yang telah saya sampaikan tentang keutamaan bulan haram yang jumlahnya empat: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Marilah kita menjadikan bulan-bulan ini sebagai momentum untuk lebih banyak beribadah, memperbanyak doa, dan menjauhi perbuatan yang mendekatkan kita pada dosa.

Ingatlah, bahwa setiap amal baik yang kita lakukan dalam bulan-bulan ini akan mendapat ganjaran yang berlipat ganda, dan setiap dosa yang kita hindari akan mendatangkan keberkahan. Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja tanpa kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk meraih keridhaan Allah.

Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk memperbaiki diri, menghindari segala dosa, dan senantiasa menjaga hati kita dalam kebaikan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.

أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيمًا.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.

اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Download PDF Materi Khutbah Jumat
Mengungkap Keutamaan Bulan Haram
di sini

Semoga bermanfaat!

Anda ingin mendapat kiriman update materi khutbah
& artikel dakwah.id melalui WhatsApp?

Topik Terkait

Adib Fattah

Mahasiswa Program Kaderisasi Ulama (PKU) UNIDA Gontor, Jawa Timur.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading