Materi Khutbah Jumat Kuatkan Tsiqah kepada Allah di masa wabah-dakawah.id

Materi Khutbah Jumat: Kuatkan Tsiqah kepada Allah di Masa Wabah

Terakhir diperbarui pada · 13,773 views

Materi Khutbah Jumat
Kuatkan Tsiqah kepada Allah di Masa Wabah

Oleh: Ust. Abdul Halim Tri Hantoro

 

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي بِيَدِهِ الْإِفْنَاءُ وَالْإِنْشَاءُ، وَالْإِمَاتَةُ وَالْإِحْيَاءُ، وَالسَّرَاءُ وَالضَّرَّاءُ، وَالْعَافِيَةُ وَالْبَلَاءُ، وَالدَّاءُ وَالدَّوَاءُ، وَيَدَاهُ مَبْسُوْطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُوْ الْعِزَّةِ وَالْكِبْرِيَاءِ، يَفْعَلُ مَا يُرِيْدُ، وَيَحْكُمُ مَا يَشَاءُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلِهُ، وَمُصْطَفَاهُ وَخَلِيْلُهُ، إِمَامُ الْأَنْبِيَاءِ، وَصَفْوَةُ الْأَصْفِيَاءِ، وَرُمْزُ الصِّدْقِ وَالْوَفَاءِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارِكَ عَلَيْهِ، وَعَلَى صَحَابَتِهِ الْبَرَرَةِ الْأَتْقِيَاءِ، وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

فَاتَّقُوْا اللهَ مَعَاشِرَ الْمُؤْمِنِيْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى، فَالْمُؤْمِنُ قويٌّ بِتَقْوَاهُ، غَنِيٌّ بِإِيْمَانِهِ، ثَابِتٌ بِيَقِيْنِهِ، رَاقٍ بِأَخْلَاقِهِ، سَمْحٌ بِتَعَامُلِهِ، رَفِيْعٌ بِتَوَاضُعِهِ، ﴿فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾ التغابن: 16

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala yang di tangan-Nya kehidupan dan kematian, kebahagiaan dan kesedihan, keselamatan dan kecelakaan. Maha suci Allah subhanahu wata’ala yang kedua tangan-Nya senantiasa terbentang untuk memberi nikmat kepada hamba yang dikehendaki.

Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jalan beliau yang lurus hingga hari kiamat.

Bertakwalah kalian kepada Allah subhanahu wata’ala, karena orang beriman itu kuat dengan takwanya, kaya dengan imannya, kokoh dengan keyakinannya, lembut dengan akhlaknya, lapang dengan interaksinya dan mulia dengan ketawadhuannya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوْقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. At-Taghabun: 16)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Di masa-masa yang penuh dengan musibah dan bencana seperti sekarang ini, masih banyak kita jumpai saudara-saudara kita yang berada dalam kebingungan kepada siapa harus meminta bantuan dan pertolongan.

Walhasil, banyak manusia yang justru bergantung kepada makhluk-makhluk. Bukan kepada Pencipta makhluk, Allah subhanahu wata’ala.

Jika kita telah Yakin Allah lah Rabb Yang Mahakuasa dan Mahapencipta, kenapa kita justru meminta bantuan dan pertolongan kepada makhluk yang tak memiliki kuasa dan tak mampu mencipta?

Materi Khutbah Jumat: Cara Menghentikan Cobaan Berat dari Allah

Fenomena ini mengarahkan kita untuk memeriksa kembali kualitas keimanan masing-masing.

Benarkah kita telah yakin seratus persen terhadap kuasa Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Pencipta, Maha Pemelihara, Maha Menghidupkan, Maha Mematikan, dan Maha Kuasa atas segala sesuatu?

Benarkah kita telah percaya seratus persen bahwa hanya Allah subhanahu wata’ala yang Maha Kaya, Maha Memberi Rezeki, Maha Menyembuhkan yang sakit, Membuat bahagia yang sedang sedih, Maha Menolong orang yang tertimpa musibah?

Keyakinan dan kepercayaan yang sepenuhnya kepada Allah subhanahu wata’ala inilah yang disebut dengan Tsiqah Billah, Tsiqah kepada Allah subhanahu wata’ala.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Cara yang paling mudah untuk meningkatkan kualitas Tsiqah kepada Allah subhanahu wata’ala adalah dengan menyelami kisah hamba-hamba Allah subhanahu wata’ala yang beriman yang telah mendahului kita.

Hamba-hamba Allah subhanahu wata’ala yang paling baik kualitas Tsiqah kepada Allah adalah para Nabi ‘alaihimussalam.

 

Potret Tsiqah Kepada Allah dalam Kehidupan Para Nabi

Mari renungi beberapa kisah berikut ini.

Setelah lelah melakukan perjalanan yang sangat jauh, Nabi Ibrahim khalilullah pergi meninggalkan istri dan anaknya, Ismail, yang masih menyusu kepada ibundanya, Hajar, di sebuah lembah yang tiada air dan pepohonan, tiada kehidupan melainkan suara hembusan angin gurun sahara yang bertiup kencang.

Sementara itu, Nabi Ibrahim kembali berjalan meninggalkan keluarganya menuju Syam untuk mendakwahi kaumnya.

Sang Istri Hajar bergegas menghampiri lalu bertanya, “Apakah Allah subhanahu wata’ala yang memerintahkanmu berbuat demikian ini?”

Ibrahim menjawab, “Ya.”

Hajar kembali menjawab, “Kalau begitu pastilah Dia (Allah) tidak akan menelantarkan kita.”

Sungguh indah sikap percaya kepada skenario Allah subhanahu wata’ala, dan alangkah menakjubkannya sikap taslim (pasrah) terhadap ketentuan Allah subhanahu wata’ala.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Nabiyullah Yusuf ‘alaihissalam pernah dikhianati oleh saudara-saudaranya. Ia dimasukkan ke dalam sumur. Ia dihalangi oleh saudara-saudaranya dari mendapatkan kasih sayang kedua orangtuanya. Setelah itu, ia diuji dengan dijebak di dalam istana kerajaan, lalu dipenjarakan dengan penuh tekanan.

Namun, setelah berlalu masa kepedihan sekian tahun lamanya, raja memanggilnya kemudian menjadikannya pembesar bangsa Mesir. Jadilah Yusuf manusia terpandang, dan manusia banyak yang berebut untuk mencari perhatian dan kecintaannya.

Kisah lainnya, betapa takutnya ibunda Musa akan bayinya dari ancaman tentara kerajaan Firaun yang akan membunuh setiap bayi laki-laki. Maka ia pun menghanyutkan bayi kecil Musa ke sungai sebagaimana dititahkan kepadanya.

Materi Khutbah Jumat: 9 Pengaruh Maksiat Terhadap Kehidupan Seseorang

Maka sungai pun membawanya menuju rumah atau istana orang yang paling ditakutinya. Supaya kelak sang bayi Musa menjadi sebab tumbangnya kekuasaan zalim Firaun yang didukung oleh para kroninya yakni Haman dan Qarun.

Kisah lainnya, Maryam binti Imran mengadukan akan kepedihannya dalam mengandung calon bayi yang akan dia lahirkan tanpa ayah, ia berkata:

فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا

“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata, ‘Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan’.” (QS. Maryam: 23)

Dan ternyata bayi yang dilahirkannya adalah bayi seorang Nabi mulia Isa ‘alaihissalam yang akan menerangi dunia dengan cahaya iman.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Nabi kita tercinta Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah mengalami ujian besar. Beliau ditinggal mati istri tercintanya, Khadijah radhiyallahu ‘anha, dan juga pamannya yang senantiasa membela di tahun yang sama. Hingga akhirnya masa kesedihan itu dikenal dengan istilah ‘Amul Huzni (tahun kesedihan).

Beliau pernah dilempari kotoran binatang tepat di atas pundaknya saat sujud di hadapan Kakbah. Beliau tidak membalas. Beliau pun menyendiri di dalam gua untuk mengadukan semua duka dan laranya dalam berdakwah.

Lalu setelah itu keluarlah beliau dari ‘khalwatnya’ untuk menyambut hari-hari penuh kemenangan dan kemuliaan.

Kaum muslimin pernah mengalami kesulitan ketika melangsungkan perdamaian dengan kaum musyrikin, yang dikenal dengan Sulhul Hudaibiyah. Hingga Umar pun sempat protes dengan mengatakan, “Kenapa kita harus berikan kehinaan agama ini kepada mereka?”

Peristiwa ini sempat menjadikan perseteruan antara kaum muslimin satu dengan lainnya. Maka tatkala kekalutan mendera mereka, turunlah malaikat Jibril dengan membawa pesan gembira dari Rabbul ‘Alamin,

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” (QS. Al-Fath: 1)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kisah para Nabi di atas, sangat jelas menggambarkan betapa kuat keimanan para Nabi kepada Allah subhanahu wata’ala.

Maka, melalui mimbar khutbah Jumat pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib nasehatkan kepada diri khatib dan kepada jamaah sekalian untuk selalu menempa diri dalam rangka meningkatkan kualitas Tsiqah kepada Allah subhanahu wata’ala.

Tsiqah kepada Allah subhanahu wata’ala, bahwa segala sesuatu berada di dalam genggaman tangan-Nya.

قُلْ إِنَّ الأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّه

Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya segala urusan itu di tangan Allah.’” (QS. Ali Imran: 154)

Tsiqah kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Dialah Dzat Yang Maha Mengatur segala sesuatu. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.” (QS. Yasin: 82)

Tsiqah kepada Allah subhanahu wata’ala, Dialah Allah yang memberikan kekuasaan bagi siapa saja yang dikehendaki, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,

قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا ۖ إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

Musa berkata kepada kaumnya, ‘Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.’” (QS. Al-A’raf: 128)

Tsiqah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan meyakini segala perkara akan kembali kepada Allah, sebagai firman-Nya:

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۗ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ

Dia (Allah) mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.” (Qs. Al-Hajj: 76)

Materi Khutbah Jumat: 10 Tanda Lemahnya Iman

Tsiqah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan meyakini Dialah Allah yang memiliki bala tentara yang berada di langit dan juga di bumi, sebagaimana Firman Allah subhanahu wata’ala,

وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

Dan milik Allah bala tentara langit dan bumi. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al-Fath: 7)

Tsiqah kepada Allah subhanahu wata’ala, bahwa Dialah Dzat yang Mahaperkasa lagi kuat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia Mahakuat, Mahaperkasa.” (QS. Asy-Syura’: 19)

Tsiqah kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Dialah Dzat yang Maha perkasa untuk memaksa kepada semua makhluk,

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ ۚ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Katakanlah (Muhammad), ‘Siapakah Rabb langit dan bumi?’ Katakanlah, ‘Allah.’ Katakanlah, ‘Pantaskah kamu mengambil pelindung-pelindung selain Allah, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?’ Katakanlah, ‘Samakah orang yang buta dengan yang dapat melihat? Atau samakah yang gelap dengan yang terang? Apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?’ Katakanlah, ‘Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia Rabb Yang Maha Esa, Mahaperkasa.’ (QS. Ar-Ra’du: 16)

Demikian khutbah Jumat yang dapat kami sampaikan pada siang hari ini, semoga pesan dan nasehat dalam materi khutbah Jumat kali ini dapat menjadi pelecut dalam meningkatkan kualitas Tsiqah kepada Allah pada diri kita masing-masing.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

 

KHUTBAH KEDUA 

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي مَنَّ عَلَيْنَا بِشَرِيْعَةِ الْإِسْلَامِ، وَأَشْهَدُ ألَّا إلهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُوْ الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِمْ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

فَقَالَ تَعَالىَ اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللهم أعِزَّ الإسلامَ والمسلمينَ، اللهم أعِزَّ الإسلامَ والمسلمينَ، اللهم أعِزَّ الإسلامَ والمسلمينَ، واجعل هذا البلدَ آمِنًا مطمئنًا، وسائرَ بلاد المسلمين رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ * وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ * وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Download PDF Materi Khutbah Jumat di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

Mahasiswa pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Surakarta. Konsentrasi di bidang Tafsir, Hadits dan Tazkiyah. Penikmat kitab Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Kitab hadits Shahih Fadhailul A'mal karya Syaikh Ali Bin Nayif Asy-Syahud, kitab Madarijus Salikin Manazil Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Aktif mengajar di beberapa kajian tafsir, hadits, dan kajian umum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *