materi khutbah jumat hikmah dalam kisah Bilal bin Rabah-dakwah.id

Materi Khutbah Jumat: Hikmah Berharga dalam Kisah Bilal bin Rabah

Terakhir diperbarui pada · 6,132 views

Materi Khutbah Jumat
Hikmah Berharga dalam Kisah Bilal bin Rabah

Oleh: Sodiq Fajar

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

 

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ini ada di akhir tulisan

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ:

 

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala, Rabb Semesta Alam. Atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya. Terutama, nikmat iman dan Islam yang tertancap kuat dalam diri kita hingga detik ini.

Allah subhanahu wata’ala telah mengaruniai kita dengan hati untuk mengimani. Allah subhanahu wata’ala mengaruniai kita dengan akal untuk berpikir, merenungi setiap ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah. Sehingga terserap berbagai hikmah dan pelajaran. Sehingga, tumbuhlah buah keimanan kita kepada Allah subhanahu wata’ala, Rabb Pencipta Alam Semesta.

Shalawat serta salam tak henti-henti kita haturkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, serta kepada seluruh generasi terbaik yang telah memperjuangkan kejayaan Islam di muka bumi ini.

Kami wasiatkan kepada diri kami dan saudara-saudaraku sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Dengan melaksanakan setiap amaran serta menjauhi larangan yang telah termaktub dalam syariat Islam ini.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ

Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya.” (QS. Ay-Syura: 13)

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Pernahkah Anda mendengar kisah seorang pahlawan dari kalangan budak yang berhasil membunuh mantan majikannya?

Dialah Bilal. Bilal bin Rabah. Seorang budak yang kulit tubuhnya hitam. Tapi memiliki gelar yang tak mungkin mampu kita raih. Yaitu gelar radhiyallahu ‘anhu. Dia adalah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu  adalah seorang budak. Majikannya bernama Umayah bin Khalaf.

Siapa Umayah bin Khalaf? Dia adalah salah satu tokoh kafir Quraisy. Cintanya kepada berhala luar biasa. Bencinya kepada Islam luar biasa.

Kebenciannya terhadap Islam menggiring dirinya untuk menyiksa Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu, karena Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu  telah menyatakan diri untuk masuk Islam.

Namun, Allah subhanahu wata’ala Maha Penolong. Seluruh rasa sakit karena penyiksaan itu terbayarkan ketika perang Badar berkecamuk. Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu berhasil membunuh mantan majikannya dalam peperangan heroik itu.

 

4 Hikmah dalam Kisah Bilal bin Rabah radhiyallahi ‘anhu

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ada banyak hikmah dan pelajaran luar biasa di setiap episode kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu.

Pada kesempatan khutbah Jumat kali ini, mari kita selami beberapa kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu tersebut.

1.   Tegar menghadapi Ujian di Jalan Allah subhanahu wata’ala

Tentu kita semua masih ingat dengan kisah Bilal bin Rabah radhiyalahu ‘anhu ketika ia masuk Islam.

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, dalam sebuah riwayat al-Hakim (3/284) dan Abu Na’im dalam kitab Al-Hilyah (1/149),

Orang yang pertama kali menyatakan keislamannya ada tujuh, yaitu Rasulullah, abu bakar, Amar, ibunya Ammar yaitu Sumayah, Bilal, dan Miqdad.

Allah memberi perlindungan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melalui perantara pamannya. Allah melindungi abu bakar melalui perantara kaumnya.

Sedangkan untuk sisanya mereka semua tidak memiliki perlindungan karena mereka dari kalangan orang-orang yang lemah sehingga orang-orang kafir berbuat semena-mena terhadap mereka.

Termasuk Bilal bin Rabah. Orang-orang kafir ini tidak menyiksa Bilal bin Rabah seperti mereka menyiksa yang lainnya, tetapi mereka menyiksanya dengan cara diikat leher dan tangannya, lalu diarak keliling di sekitar Kakbah kemudian ia diserahkan kepada anak-anak untuk dijadikan mainan. Meski demikian, di saat penyiksaan sedang berlangsung, Bilal tak henti-hentinya berkata, “Ahad, Ahad.”

Siapa yang menyiksa Bilal dengan cara yang sangat keji seperti ini? Dia adalah sosok kafir Quraisy, Umayah bin Khalaf.

Alhamdulillah. Bilal bin Rabah adalah sosok sahabat yang sangat teguh pendirian. Meskipun ini berasal dari kalangan budak yang derajat sosialnya dianggap hina oleh manusia saat itu, tapi Allah muliakan ia dengan iman.

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Dalam kondisi siksaan yang begitu berat, Allah tolong sahabat Bilal melalui perantara Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu yang membebaskan beliau dari perbudakan.

Seperti inilah jalan iman. Seperti inilah jalan juang mempertahankan iman. Iman itu tidak selalu identik dengan hal-hal yang menyenangkan dan kenyamanan. Justru dengan ikrar iman inilah, kita menyatakan diri siap untuk menjadi hamba Allah yang taat dalam kondisi aman maupun dalam kondisi sulit.

 

2.  Selalu taat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Mari kita simak kisah Bilal bin Rabah yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabarani dalam kitab Al-Mu’jam Al-Kabir (1/341) berikut ini.

Suatu ketika sahabat Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu berniat untuk menyiapkan jamuan bila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang.

Benar saja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun datang. Sahabat Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu  telah menyiapkan kurma.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya,

مَا هَذَا يَا بِلَالُ

Apa ini, Bilal?”

Ia menjawab, “Ini kurma yang telah aku siapkan, wahai Rasulullah.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda,

وَيْحَكَ يَا بِلَالُ، أَوَمَا تَخَافُ أَنْ يَكُونَ لَهُ بُخَارٌ فِي النَّارِ؟ أَنْفِقْ يَا بِلَالُ، وَلَا تَخْشَ مِنْ ذِي الْعَرْشِ إِقْلَالًا

Celakalah kamu, wahai Bilal. Apa engkau tidak takut jika harta ini nanti menjadi asap neraka? Sedekahkanlah ini, wahai Bilal! Jangan takut engkau dengan kemiskinan di hadapan (Allah) Pemilik Arsy ini.”

Mari perhatikan. Apa yang salah dengan Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu  ketika ia berniat baik untuk menjamu kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?

Tentu tidak ada yang salah. Dan itu sah-sah saja.

Artikel Pendidikan: Membangun Karakter Anak dengan Metode Berkisah

Namun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih menginginkan Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu  untuk menyedekahkan hartanya.

Sahabat Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu  pun taat terhadap perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut. Dan ketaatan terhadap perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah bentuk ketaatan terhadap syariat Islam.

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Inilah wujud kualitas ketaatan sahabat Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu  kepada Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya yang wajib untuk kita teladani.

Seperti apa pun bentuk perintah Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya, tak ada kata tapi untuk menaatinya.

Sebagai buah dari ketaatan Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu  tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang di lain hari dengan kabar yang tak akan pernah terjadi pada diri kita sampai kapan pun.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اشْتَاقَتِ الْجَنَّةُ إِلَى ثَلَاثَةٍ عَلِيٍّ وَعَمَّارٍ وَبِلَالٍ

Surga telah merindukan tiga orang; yaitu Ali, Ammar, dan Bilal.” (HR. Ibnu Asakir dalam Tarikh Damsyiq, 10/451)

3.  Selalu sabar dan istiqamah dalam melazimi amal saleh

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu  tak pernah lepas dari karakter sosok sahabat yang sabar dan istiqamah.

Satu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terheran-heran dengan sosok sahabat Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu. Di waktu Subuh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam langsung menghampiri Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu dan bertanya,

يَا بِلَالُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلَامِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الجَنَّةِ

Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal utama apa yang telah kamu kerjakan dalam Islam, sebab aku mendengar di hadapanku suara sandalmu dalam surga.”

Artikel Fikih: Hukum Mandi Jumat itu Sebenarnya Sunnah atau Wajib, sih?

Bilal pun menjawab,

أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا، فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ، إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ

Tidak ada amal yang utama yang aku sudah amalkan kecuali bahwa jika aku bersuci (berwudhu) pada suatu kesempatan malam atau pun siang melainkan aku selalu shalat dengan wudhu tersebut disamping shalat wajib.” (HR. Al-Bukhari no. 1149)

Masyaallah. Inilah keutamaan yang didapat oleh sahabat Bilal bin Rabah. Semangatnya dalam beramal saleh, membuat dirinya untuk selalu menjaga diri dalam keadaan suci.

4.  Tetap tegar dalam iman dan amal saleh meski kehilangan orang yang dicintai-Nya

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Tidak ada seorang pun sahabat yang merasa tidak kehilangan dengan wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Semuanya merasa sangat kehilangan. Semuanya sangat bersedih.

Apalagi Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu . Ia adalah orang yang pertama kali mengumandangkan Azan di atas atap Kakbah. Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu adalah muazin pertama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Rasa cinta Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu  kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggunung tinggi. Ia sangat kehilangan dengan wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Begitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali ke pangkuan Rabbnya, saat itu waktu shalat telah tiba, maka berdirilah Bilal untuk mengumandangkan azan. Saat itu Nabi sudah dikafani namun belum dimakamkan.

Saat ia hendak mengucapkan Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah, ia serasa tercekik, dan suaranya tidak keluar dari kerongkongan.

Maka sontak, semua kaum muslimin yang ada pada saat itu menangis, dan mereka semua tenggelam dalam kesedihan.

Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu menangis. Ia teringat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kemudian setelah tiga hari sejak hari itu, Bilal Kembali mengumandangkan azan. Setiap kali ia sampai pada kalimat Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah, ia menangis.

Artikel Adab: 9 Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Hari Jumat

Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu teringat lagi dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu sangat rindu bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dan menangislah semua orang yang mendengar kumandang azan Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu saat itu.

Inilah azan terakhir Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu di hadapan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Akhirnya Bilal meminta kepada Khalifah Abu Bakar untuk mengizinkannya agar tidak mengumandangkan azan lagi. Ia ingin berpindah ke negeri Syam untuk beribadah dan berjihad di sana.

Abu Bakar menjadi ragu dalam memberikan izin kepada Bilal. Maka Bilal pun berkata kepada khalifah, “Jika engkau telah membeliku untuk kepentingan dirimu, maka tahanlah aku. Jika engkau telah memerdekakan aku, maka biarkanlah aku sesuai kehendak Allah Yang telah membuatmu memerdekakan aku.”

Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, aku tidak berniat membelimu, kecuali karena Allah! Aku tidak memerdekakanmu kecuali di jalan-Nya.”

Kemudian Bilal berkata, “Aku tidak akan mengumandangkan azan untuk siapa pun setelah Rasulullah wafat.”

Abu Bakar berkata, “Engkau berhak untuk itu.”

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Sedemikian besar rasa cinta Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu kepada kekasihnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga membuat Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu tak kuasa menahan tangis ketika mengumandangkan azan.

Meski demikian, sahabat Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu berusaha teguh dan tegar untuk terus beramal saleh di balik kerinduannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Akhirnya ia pergi ke Syam. Ia menghabiskan umurnya di sana dengan berbagai amal saleh dan jihad melawan musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala.

Semoga Allah subhanahu wata’ala merahmati Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu, seluruh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan seluruh kaum muslimin di alam ini.

Saudaraku, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Demikian materi khutbah Jumat tentang hikmah dalam beberapa kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu. Semoga Allah subhanahu wata’ala selalu menjaga kita untuk senantiasa istiqamah meniti jalan lurus yang telah diperjuangkan oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan generasi-generasi terbaik setelahnya. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة

Download PDF Materi Khutbah Jumat dakwah.id Hikmah Berharga dalam Kisah Bilal bin Rabah di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *