khutbah jumat terbaru lima penyebab rusaknya hati dakwah.id

Khutbah Jumat Terbaru 5 Penyebab Rusaknya Hati

Terakhir diperbarui pada · 5,585 views

Khutbah Jumat Terbaru
5 Penyebab Rusaknya Hati

Pemateri: Sodiq Fajar

*) Link download file PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَعَلَى كُلِّ مَنِ اقْتَفَى أَثَرَهُ، وَاسْتَمْسَكَ بِسُنَّتِهِ وَسَارَ عَلَى طَرِيْقَتِهِ، وَانْتَهَجَ نَهْجَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

وَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لاَ تَعْمَى الأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى القُلُوبُ الَتِي فِي الصُّدُورِ

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kami wasiatkan kepada diri kami juga kepada jamaah sekalian dengan wasiat takwa. Mari perbaiki kembali kualitas takwa kita dengan sepenuh ikhtiar dan tawakal. Semoga Allah subhanahu wata’ala meletakkan kita di shaf hamba-hamba-Nya yang menempati surga Firdaus tertinggi.

Sebagai seorang muslim, kita yakin dengan sepenuh hati bahwa iman itu dapat bertambah dan berkurang.

Kualitas iman bertambah dengan melaksanakan amal ketaatan. Artinya hari-hari kita penuhi dengan aktivitas takwa. Sebaliknya, kualitas iman akan berkurang dengan melakukan kemaksiatan.

Semakin sering kita melakukan dosa dan maksiat, tanpa ada upaya untuk bertobat, maka bisa jadi cepat atau lambat iman kita akan menyusut bahkan tercabut tanpa bekas dari dalam diri kita.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Sebagai seorang muslim, kita yakin bahwa dalam diri kita terdapat segumpal darah yang disebut dengan hati. Prinsip dalam Islam, hati itu memiliki karakter mudah berubah-ubah.

Hati manusia memiliki peran yang sangat penting. Kita meyakini, jika hati kita dalam kondisi baik dan sehat, maka baik dan sehat pula seluruh jasad ini. Jika hati kita dalam kondisi rusak, maka rusak pula seluruh jasad ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, sebagaimana termaktub dalam riwayat imam al-Bukhari dan Muslim,

إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ

Apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut.”

Mari sejenak kita perhatikan hadits tersebut. Dari hadits tersebut kita mendapatkan faedah yang sangat penting. Jika hati bisa sehat dan baik, beraarti hati bisa rusak dan sakit.

Jika hati bisa rusak, berarti ada penyebab-penyebab yang mengakibatkan hati menjadi rusak.

Penyebab rusaknya hati inilah yang perlu kita waspadai sebagai ikhtiar kita dalam merawat hati supaya tetap dalam kondisi sehat dan baik.

5 Penyebab Rusaknya Hati

Pertama: Bergaya Hidup Mewah

Bergaya hidup mewah adalah salah satu penyebab rusaknya hati.

Bergaya hidup mewah adalah kebiasaan orang zalim di sepanjang zaman. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Hud ayat 116,

وَاتَّبَعَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مَآ اُتْرِفُوْا فِيْهِ وَكَانُوْا مُجْرِمِيْنَ

Dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan. Dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.”

Bergaya hidup mewah telah menyebabkan seseorang takabur di hadapan Allah subhanahu wata’ala dan makhluk-Nya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Saba’ ayat 35,

وَقَالُوْا نَحْنُ اَكْثَرُ اَمْوَالًا وَّاَوْلَادًاۙ وَّمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ

Dan mereka berkata, ‘Kami memiliki lebih banyak harta dan anak-anak (dari pada kamu) dan kami tidak akan diazab.’”

Allah subhanahu wata’ala telah berjanji akan menyesatkan orang yang bergaya hidup mewah ketika di dunia dan membinasakan mereka kelak di akhirat.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat al-Isra’ ayat 16,

وَاِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا تَدْمِيْرًا

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu).”

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Saba’ ayat 37,

وَمَآ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ بِالَّتِيْ تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفٰىٓ اِلَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًاۙ

Dan bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,” 

Kedua: Sifat Munafik

Pengertian Nifak adalah perbuatannya menyelisihi perkataan, yang disembunyikan menyelisihi dengan yang ditampakkan. Orang yang terjangkit penyakit nifak disebut dengan orang munafik.

Sifat munafik adalah penyakit yang sangat kronis. Keberadaannya selalu membawa keburukan. Sifat munafik adalah salah satu penyakit yang menjadi penyebab rusaknya hati.

Sifat munafik menjadi penghalang seseorang dari perbuatan baik. Orang yang terjangkit penyakit sifat munafik ini akan kehilangan banyak kebaikan.

Ibnu Abi Mulaikah rahimahullah berkata, sebagaimana termaktub dalam kitab Shahih al-Bukhari jilid 1 halaman 18,

Aku mengenal tiga puluh orang dari sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Semuanya sangat mengkhawatirkan jika diri mereka terdapat sifat munafik.”

Mengapa para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam begitu takut dengan sifat munafik?

Karena sifat munafik ini akan melahirkan banyak sekali sifat-sifat buruk dalam diri seseorang.

Orang yang terjangkit sifat munafik ia akan menjadi sombong, angkuh, berani mempermainkan ayat-ayat Allah subhanahu wata’ala, melecehkan kaum muslimin, menghalangi orang lain dari berbuat baik, bahkan ikut membantu orang-orang kafir dalam memerangi kaum muslimin.

Ketiga: Menuruti Hawa Nafsu dan Syahwat

Kenapa Allah subhanahu wata’ala membekali manusia dengan syahwat? Karena syahwat menjadi pelengkap manusia dalam mencapai maslahat-maslahat selama hidup di dunia ini.

Syahwat itu sendiri bukanlah suatu keburukan jika tidak melebihi batas kadarnya. Jika seseorang menggunakannya untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat, maka itu menjadi baik. Namun jika seseorang menggunakannya untuk selain itu, maka keburukanlah yang akan ia dapatkan.

Namun, menuruti hawa nafsu dan syahwat melebihi batas kadarnya ternyata menjadi penyebab rusaknya hati seseorang.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat al-Kahfi ayat 28,

وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا

Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.”

Tersebab mengikuti hawa nafsu dan syahwat, akhirnya timbul perselisihan dan perpecahan. Tersebab mengikuti hawa nafsu dan syahwat, akhirnya timbul kesesatan dan penyimpangan.

Keempat: Ambisi Kekuasaan

Salah satu penyebab rusaknya hati adalah ambisi kekuasaan. Ambisi kekuasaan adalah penyakit yang dapat menggerogoti sehatnya hati.

Seseorang yang berambisi pada kekuasaan akan kehilangan keikhlasan dalam beramal. Ia hanya akan melakukan kebaikan jika hal itu mendukung dirinya untuk mendapat kekuasaan.

Ia akan lebih sibuk mencari aib orang lain kemudian menjatuhkannya agar tidak berkompetisi dengan dirinya dalam meraih kekuasaan.

Ia akan berani menggadaikan apa pun demi meraih kekuasaan dan kedudukan, tidak peduli apakah itu jalan yang halal atau jalan yang haram.

Bahkan dalam tataran yang lebih ekstrem, ambisi terhadap kekuasaan telah mematikan hati sehingga ia bahu-membahu dengan orang-orang kafir untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin.

Kelima: Cinta Dunia

Penyebab rusaknya hati yang terakhir adalah cinta dunia atau hubbud dunya. Bagaimana cinta dunia dapat mengakibatkan rusaknya hati?

Cinta dunia adalah sebab seseorang terjatuh dalam kekafiran. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat an-Nahl ayat 106 dan 107,

… وَلٰكِنْ مَّنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗوَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ () ذٰلِكَ بِاَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا عَلَى الْاٰخِرَةِۙ

“… tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan mereka akan mendapat azab yang besar. Yang demikian itu disebabkan karena mereka lebih mencintai kehidupan di dunia daripada akhirat, …”

Cinta dunia juga mengakibatkan hati lalai dari mengingat Allah subhanahu wata’ala sehingga ia menjadi malas beramal saleh.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat al-Kahfi ayat 28,

وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا

“… dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.”

Banyak sekali akibat buruk yang ditimbulkan dari penyakit cinta dunia. Sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mewanti-wanti umatnya agar tidak terjatuh pada penyakit cinta dunia dan takut mati.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Demikian materi khutbah Jumat tentang penyebab rusaknya hati yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini.

Selain dari lima penyebab di atas, masih banyak lagi penyebab rusaknya hati sebagaimana telah dijelaskan oleh banyak ulama dalam tulisan-tulisan mereka.

Semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa meneguhkan hati kita untuk selalu beribadah dan taat kepada-Nya. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ كَانُوْا يَعْدِلُوْنَ: أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَليٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا رَخَاءً وَسَائْرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّنَا بِحُبِّكَ وَمَحَبَّةِ لِقَائِكَ، وَلَا تَذُلُّنَا بِحُبِّ الدُّنْيَا وَكُرْهِ لِقَائِكَ، وَأَخْرِجْ هَذِهِ الْأُمَّةَ مِنْ حَبَائِلِ أَنْفُسِهَا وَالشَّيَاطِيْنِ، وَرَدِّهَا إِلَى دِيْنِهَا مَرَدًّا جَمِيْلاً.

اللَّهمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَعَزِيْمَةَ الرُّشْدِ وَشُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا وَنَسْأَلُكَ مِن خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْإِخْلَاصَ فِي الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى آلَائِهِ وَنِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Download PDF Materi Khotbah Jumat Singkat dakwah.id
5 Penyebab Rusaknya Hati di sini:

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *