materi khutbah jumat dakwah.id menjaga memuliaan wanita kewajiban kita

Khutbah Jumat: Menjaga Kemuliaan Wanita Kewajiban Kita

Terakhir diperbarui pada · 3 views

Materi Khutbah Jumat
Menjaga Kemuliaan Wanita Kewajiban Kita

Pemateri: Ustadz Hafizh Nizham

ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ، ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ، وَقَدَّرَ فَهَدَىٰ، وَأَكْرَمَ ٱلْإِنسَانَ وَرَفَعَ قَدْرَهُ، وَجَعَلَ لِلْمَرْأَةِ مَكَانَةً سَامِيَةً فِي ٱلْإِسْلَامِ.

نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ ٱللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ اُوْصِيْنِي نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

أَمَّا بَعْدُ: قَالَ ٱللَّهُ تَعَالَىٰ: ﴿ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا ٱلْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ ٱتَّقُوا ٱللَّهَ ﴾ [ٱلنِّسَاءُ: ١٣١]

Jamaah Jumat rahimakumullah

Pada kesempatan khutbah kali ini, marilah kita merenungkan bersama tentang salah satu nilai agung dalam ajaran Islam, yaitu bagaimana Islam begitu memuliakan kaum wanita. 

Karena di zaman sekarang ini, kita menyaksikan fenomena yang sangat memprihatinkan. Banyak wanita yang mengalami kezaliman dalam berbagai bentuk. Ada yang direndahkan martabatnya, dieksploitasi kehormatannya, ditelantarkan hak-haknya sebagai istri, bahkan tak sedikit yang menjadi korban kekerasan oleh kaum lelaki.

Karenanya, pada khutbah ini kita akan bersama-sama menadaburi kemuliaan wanita yang menjadi kewajiban kita dalam menjaganya.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Hukuman bagi yang Menodai Kemuliaan Wanita

Wanita itu mulia lagi berharga. Tidak ada yang merendahkan wanita kecuali mereka yang imannya kepada Allah bermasalah. Karena, tiada Dzat yang lebih mengasihi kaum wanita kecuali adalah Allah, dan Allah menitahkan kita untuk berlemahlembut kepada wanita.

Oleh karena itulah Allah banyak menurunkan firman-Nya ke permukaan bumi demi menjaga kaum wanita ketika mereka disakiti, dan itu tidak hanya sekali tetapi berkali-kali.

Pernah terjadi sebuah peristiwa pada zaman Nabi, ada seorang lelaki yang mengangkat tangannya lalu memukul istrinya. Allah pun langsung menegur dengan kalam-Nya Surat an-Nisa ayat 34,

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ

Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri).”

Ayat ini menegaskan bahwa peran seorang lelaki dijadikan oleh Allah sebagai sosok yang seharusnya menjadi tameng, bukan justru menjadi penindas yang melukai perempuan.

Di akhir ayat pun Allah menutup Surat an-Nisa ayat 34 ini dengan seuntai kalimat yang memuat pesan ancaman kepada seluruh kaum pria di penjuru dunia,

 إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Dalam tafsir Liyaddabbarū Āyātih, penutup ini mengandung makna peringatan yang sangat serius. Allah mendeklarasikan sekalipun wanita tampak lemah di hadapan laki-laki, tidak berkekuatan untuk melakukan perlawanan, tetapi Allah Maha Tinggi lagi Maha Kuasa untuk membela mereka. Dia sangat mampu memberikan balasan pedih kepada siapa pun yang berbuat zalim terhadap setiap perempuan.

Karena itulah para sahabat itu sampai ketakutan apabila mereka tak sengaja menyakiti wanita.

Sahabat Ibnu Umar berkata, “Pada masa Nabi, kami menjaga diri dari terlalu berlebihan dalam berbicara dan bersenda gurau dengan istri kami karena kami khawatir akan turun wahyu yang menegur kami.”

Allah subhanahu wataala tidak akan pernah menutup mata dari kezaliman seorang anak adam yang menyakiti makhluk Allah bernama wanita.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Memuliakan Wanita Adalah Misi Kenabian

Tahukah kita bahwa tidak ada syariat yang lebih sayang kepada kaum wanita kecuali adalah syariatnya Allah.

Itulah mengapa ketika Nabi Muhammad berkhutbah di haji Wada’, yang waktunya singkat dan terbatas, sehingga beliau harus memilih pelajaran terpenting dari yang paling penting, dan terbesar dari yang paling besar, penggalan kalimat yang disampaikan Nabi di hadapan manusia adalah tentang jangan menyakiti kaum wanita.

Nabi bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi nomor 1163,

أَلَا وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

Sungguh, berbuat baiklah kalian terhadap kaum wanita (perlakukanlah mereka dengan sebaik-baiknya).”

Syariat Nabi itu datang untuk mengangkat martabat dan hak perempuan setinggi-tingginya.

Karena pada masa jahiliah sebelum datangnya risalah kenabian, masyarakat di berbagai penjuru bumi memandang perempuan sebagai barang, bukan sebagai manusia. Mereka memperlakukan wanita selayak hewan ternak. Perempuan pada zaman itu dianggap sebagai aib, diperlakukan dengan hina.

Seorang ayah dapat menjual anak perempuannya, membunuh, dan menguburnya hidup-hidup dan itu dilegalkan oleh hukum yang berlaku sebagai sesuatu yang lumrah karena wanita dituding sebagai pembawa sial.

Artikel Tabayun: Benarkah Umar bin Khattab Mengubur Putrinya Hidup-Hidup?

Makanya jika seorang ayah diberi kabar kelahiran anaknya adalah perempuan dan bukan laki-laki, wajahnya seketika menghitam menahan amarah dan malu, ia lalu bersembunyi dari kaumnya dan akan menanggung kutukan seumur hidup atau mengubur putrinya hidup-hidup.

Kaum musyrik pun menganggap bodoh siapa pun yang mengikuti pendapat wanita. Bahkan jika mereka ingin meremehkan suatu pendapat, mereka mengolok-oloknya dengan ucapan, “Itu hanya pendapat wanita.”

Akan tetapi, turunlah rahmat Allah yang dihadiahkan untuk seluruh manusia. Firman-Nya menegaskan bahwa kaum wanita adalah makhluk Allah yang berharga dan tidak boleh diperlakukan dengan kasar.

Inilah mengapa Rasulullah senantiasa men-zoom in urusan kaum wanita, beliau menjadi sosok yang penuh penyayang terhadap mereka.

Dikisahkan dalam hadits riwayat al-Bukhari nomor 6149 dan Muslim nomor 2323 bahwa suatu hari, Nabi pernah berada dalam sebuah perjalanan. Saat itu ada seorang pemuda bernama Anjasyah yang bertugas menggiring unta-unta dengan melantunkan nyanyian pengiring (hadw), yang membuat unta berjalan lebih ringan dan cepat.

Ketika mendengar itu, Nabi bersabda kepada Anjasyah,

وَيْحَكَ يَا أَنْجَشَةُ، رُوَيْدَكَ سَوْقًا بِالقَوَارِيرِ

Hati-hati wahai Anjasyah, pelan-pelanlah jika sedang mengawal gelas (piala) kaca.”

Nabi menyebut kaum wanita dengan “gelas kaca”, karena kelembutan mereka diibaratkan seperti kaca: indah, halus, namun mudah pecah sehingga dijaga dengan sangat hati-hati.

Karenanya, Nabi pun menegur Anjasyah yang melantunkan syair-syair pengiring unta yang dapat membuat unta berjalan lebih cepat. Dan ini bisa membuat penunggangnya terguncang dan letih. Maka, Nabi melarang Anjasyah mempercepat laju unta, karena ada perempuan yang ikut dalam rombongan dan khawatir wanita terganggu oleh guncangan keras, bahkan berisiko jatuh atau celaka.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Laki-Laki Wajib Memuliakan Wanita

Allah subhanahu wataala menciptakan laki-laki lebih kuat dari perempuan, agar kita kaum lelaki menjadi tempat berlindung bagi mereka.

Seorang suami, Allah berikan tanggung jawab nafkah di atas pundaknya di mana istrinya berada dalam naungannya, tetapi istri bukanlah bawahannya.

Seorang suami adalah pemimpin, tetapi suami bukanlah tuan yang bisa berlaku sesuka hati pada istrinya.

Sebaik-baik umat Nabi dari kalangan lelaki bukanlah orang yang paling banyak puasanya, bukan pula yang paling khusyuk shalatnya, walaupun keduanya adalah amalan utama. Tetapi, lelaki yang paling baik dari umatnya Nabi adalah sebagaimana yang disabdakan oleh beliau sendiri. 

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

خِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ

Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik pada istrinya.” (HR. At-Tirmidzi, 3/466)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Contoh Kemuliaan Wanita

Allah itu mengangkat derajat kemuliaan wanita, sampai pintu surga pun diletakkan di bawah kaki seorang ibu.

Dalam hadits riwayat an-Nasai nomor 3104 disebutkan bahwa seorang sahabat pernah datang menghadap Nabi dan meminta izin ikut berjihad. Rasulullah tak langsung mengizinkan walaupun jihad adalah puncak ibadah, beliau justru bertanya, “Apakah kamu mempunyai ibu?” 

Sahabat tersebut menjawab, “Iya.” 

Rasulullah kemudian bersabda,

 فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

Tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.”

Allah subhanahu wataala juga memuliakan kedudukan kaum wanita, sampai sengatan api neraka yang tidak bisa dipadamkan oleh air lautan pun tak sanggup menyentuh orang tua-orang tua yang berlaku amanah pada anak perempuannya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, hadits riwayat al-Bukhari No. 1352 dan yang lainnya, 

مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ

Siapa yang diuji (dikaruniai) dengan kehadiran anak perempuan, maka anak itu akan menjadi tameng baginya di neraka.”

Jamaah Jumat rahimakumullah

Allah Selalu Menjaga Kemuliaan Wanita

Islam itu sangat memuliakan wanita, maka kewajiban memberi nafkah kepada anak, bahkan dirinya sendiri tak dibebankan di atas pundak wanita, tapi tugas memberi nafkah sepenuhnya adalah kewajiban suaminya atau ayahnya.

Islam memuliakan wanita, maka Islam menggugurkan kewajiban shalat fardhu lima waktu dalam sehari secara berjamaah di masjid, tapi pahala yang mereka dapatkan dari shalat di rumah sebanding dengan pahala kaum adam yang shalat berjamaah di masjid.

Islam memuliakan wanita, maka penghormatan mahar harus diserahkan seorang lelaki kepada wanita saat hendak menjalin ikatan suci pernikahan dan bukan kaum wanita yang memberikan mahar kepada lelaki.

Islam memuliakan wanita, maka derajatnya tiga kali lebih mulia dalam sabda Rasulullah, “Ibumu, ibumu, ibumu, baru kemudian bapakmu.” Sehingga, dosa durhaka dan pahala berbakti kepada ibu tiga kali lipat lebih besar daripada dosa durhaka dan pahala berbakti kepada bapak.

Artikel Fikih: Perempuan Shalat Jumat di Rumah, Apa Boleh?

Islam memuliakan wanita, maka Islam memberikan predikat “lelaki terburuk” adalah untuk laki-laki yang buruk perlakuannya pada istrinya.

Islam memuliakan wanita, maka Islam tak memberatkan kewajiban jihad yang penuh pengorbanan dan keletihan kepada jiwa mereka yang penuh kelembutan dan rasa kasih sayang.

Islam memuliakan wanita, maka Islam mengistirahatkan wanita dari kewajiban ibadah saat siklus bulanan haidh datang.

Islam memuliakan wanita, maka siapa pun yang hanya sekedar menuduh mereka melakukan perbuatan zina dengan lisannya, syariat memberlakukan hukum cambuk sebanyak delapan puluh kali di tubuhnya, dipertontonkan di depan publik, dan kesaksian ucapan penuduh juga tidak akan diterima selamanya karena tuduhannya berusaha menodai kemuliaan mereka.

Islam memuliakan wanita, maka siapa saja hamba Allah yang meregang nyawa ketika menjaga kehormatan wanita dari ulah tangan dan niat jahat manusia, maka ia meninggal dalam keadaan mulia di sisi-Nya.

Materi Khutbah Jumat: Birrul Walidain Sepanjang Hayat

Islam memuliakan wanita, bahkan saat wanita sudah meninggal dunia, Islam memberlakukan kain kafannya lebih banyak daripada kain kafan kaum pria dengan lima lembar untuk menjaga kemuliaan dan kehormatan mereka meski telah wafat dan berkelindan dalam tanah.

Siapa pun yang berbuat zalim terhadap kaum hawa, baik saudarinya, putrinya, orang asing dari kalangan wanita, apalagi menyakiti ibunya sendiri, sesungguhnya ia telah berhadapan langsung dengan Dzat yang Maha Perkasa, yaitu adalah Allah.

Demikian materi khutbah Jumat tentang kemuliaan wanita dalam Islam yang dapat khatib sampaikan. Mari kita muliakan kaum wanita sebagaimana yang Allah dan Nabi-Nya perintahkan.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.

اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَالْهَرَمِ، وَالْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْغِنَى، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْفَقْرِ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.

اَللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ، بَدِيْعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا، اَللَّهُمَّ ارْبِطْ عَلَى قُلُوْبِهِمْ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمِ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Download PDF Materi Khutbah Jumat
Menjaga Kemuliaan Wanita Kewajiban Kita
di sini

Semoga bermanfaat!

Anda ingin mendapat kiriman update materi khutbah
& artikel dakwah.id melalui WhatsApp?

Topik Terkait

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading