materi Khutbah Jumat Karena Bertobat Jadi Kuat Memikul Derita Berat-dakwah.id

Khutbah Jumat: Karena Bertobat Jadi Kuat Memikul Derita Berat

Terakhir diperbarui pada · 3,153 views

Materi Khutbah Jumat
Karena Bertobat, Jadi Kuat Memikul Derita Berat

Oleh: Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

 

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir artikel.

الحَمْدُ لله الوَاحِدِ الأَحَدِ، الفَرْدُ الصَّمَدُ، الّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mari kita senantiasa memuji Allah Ta’ala, Dzat yang Maha menerima tobat, atas segala macam kenikmatan yang diberikan kepada kita semua, baik iman, Islam dan juga kesehatan.

Shalawat dan salam semoga tercurah untuk baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada para istri beliau, para sahabat, dan segenap umatnya yang berpegang teguh kepada Islam sampai akhir zaman.

Mari kita semua berusaha untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah ‘azza wajalla di mana saja kita berada. Berusaha dengan maksimal melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Sesungguhnya setan adalah menjadi musuh yang nyata bagi manusia, karena itu sudah seharusnya manusia juga menjadikannya sebagai musuh.

Allah berfirman,

اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّا اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَه لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Karena siapa pun yang tidak menjadikan setan sebagai musuhnya, maka setan tersebut akan menghiasi tindakan dosa yang dilakukannya agar manusia mau menjadi pengikutnya dan kawannya di neraka.

Di antara cara setan menghiasi tindakan dosa manusia adalah dengan membisikkan kepadanya keinginan untuk bertobat setelah ia berbuat maksiat, akan tetapi pada akhirnya ia pun enggan bertobat.

Maka ingatlah para hamba Allah, ini adalah jebakan setan untuk menjerumuskan manusia.

Allah berfirman,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ

Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (QS. Fathir: 5)

Al-Imam Ibnu Katsir menukil perkataan Ibnu Abbas tentang ayat di atas, sekali-kali janganlah kamu biarkan setan menipu kalian dan memalingkan kalian dari mengikuti utusan-utusan Allah dan membenarkan kalimah-kalimah-Nya. Karena sesungguhnya setan itu pada hakikatnya adalah penipu, pendusta, dan pembual.

Oleh karena itu, hendaklah kita sebagai orang-orang yang beriman untuk mewaspadai tipuan setan ini, yakni tenggelam di dalam kemaksiatan gara-gara mengikuti tipuan setan berupa keinginan untuk bertobat setelah melakukannya, akan tetapi justru ia tidak bisa bertobat setelahnya. Karena Allah telah membuat penghalang antara dirinya dengan pintu tobat tersebut, wal ‘iyyadzu billah.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Jika seseorang dikuasai hawa nafsu yang mengajaknya untuk berbuat dosa, maka segeralah ia bertobat, minta ampun kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena hawa nafsu jahat adalah bala tentara iblis.

Hendaknya ia mencari apa yang menyebabkan dirinya tersungkur dalam dosa. Kemudian memutus dan menghentikan sebab yang mendorongnya untuk berbuat dosa.

Kembalilah kepada Allah dengan cara berdoa secara jujur. Ikhlas dan sungguh-sungguh. Niscaya Allah akan menerimanya.

Sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri,

Dahulu pada masa sebelum kalian, ada seseorang yang membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi. Maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib (ahli ibadah).

Lalu ia mendatangi rahib tersebut dan berkata, ‘Jika ada orang yang membunuh 99 jiwa, apa tobatnya bisa diterima?’

Rahib pun menjawab, ‘Tidak.’

Lalu orang tersebut membunuh rahib itu sehingga genap sudah dia membunuh 100 nyawa.

Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi. Lalu ia ditunjukkan kepada seorang yang alim. Lalu dia berkata, ‘Jika ada orang telah membunuh 100 jiwa, apakah masih ada pintu tobat untuknya?’

Orang alim itu pun menjawab, ‘Ya. Siapakah yang menghalanginya untuk bertobat? Pergilah ke daerah ini karena di sana terdapat sekelompok orang yang menyembah Allah Ta’ala. Maka sembahlah Allah bersama mereka dan janganlah kembali ke daerahmu yang dulu, karena daerah tersebut adalah daerah yang jelek.’

Laki-laki ini lantas pergi menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut. Ketika sampai di tengah perjalanan, maut menjemputnya. Maka terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat azab.

Malaikat rahmat berkata, ‘Orang ini pergi untuk bertobat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah.’

Sedangkan malaikat azab berkata, ‘Sesungguhnya orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun.’

Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai juru damai.

Malaikat ini berkata, ‘Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju, pen.), daerah yang jaraknya lebih dekat, maka daerah tersebut yang berhak atas orang ini.’

Mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan teryata orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Oleh karena itu, ruhnya dibawa oleh malaikat rahmat.” (HR. Al-Bukhari no. 3211; HR. Muslim no. 4967)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Seorang hamba yang punya keinginan kuat untuk bertobat dari dosanya, maka pastilah ia akan menemui ujian, halangan, rintangan, juga kepedihan yang tidak ringan. Sebagaimana ia mendapatkan kemudahan, kelezatan, dan kesenangan ketika sedang dalam kemaksiatan.

Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Setiap orang yang bertobat, di awal tobatnya akan merasakan tekanan dan pukulan dalam hatinya. Perasaan sedih, gelisah, sempit, gundah gulana karena meninggalkan sesuatu yang telah disenanginya dan dirinya telah bergantung kepadanya.”

Materi Khutbah Jumat: 4 Bekal Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Maka orang yang bertobat harus bersabar menahan derita itu. Dia harus menahan pahitnya obat untuk bisa mendapatkan kesembuhan.

 

4 Alasan Bertobat Membuat Hamba Menjadi Kuat Menghadapi Derita

Ada beberapa alasan yang menjadikan seorang hamba yang bertobat dan kembali kepada Allah subhanahu wata’ala mampu menahan dan memikul derita saat ia bertobat. Di antaranya:

 

Pertama: Dengan Bertobat, Pintu Kecintaan Allah Kepadanya Terbuka Lebar

Kembali kepada Allah dari kemaksiatan merupakan sebab datangnya kecintaan Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Kecintaan Allah merupakan sebesar-besar nikmat dan seagung-agung karunia atas seorang hamba. Rasa cinta kepada Allah akan menjadikan seseorang menjadi hamba yang sukses, penolong agama yang bertakwa, dan kelompok Allah yang menang.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Kedua: Tobat Adalah tanda bahwa Allah akan memberinya kebaikan.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan dalam kitabnya Al-Wabil Ash-Shayyib,

“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan bukakan untuknya pintu kerendahan diri, perasaan tidak berdaya, selalu bersandar hatinya kepada Allah Ta’ala dan terus-menerus merasa butuh kepada-Nya. Ia memeriksa aib-aib dirinya, kebodohan yang ada padanya dan kezalimannya.

Di samping itu, ia menyaksikan dan menyadari betapa luas karunia, ihsan, rahmat, kedermawanan, dan kebaikan Rabbnya serta kekayaan dan keterpujian diri-Nya.

Oleh karena itu, orang yang benar-benar mengenal (Allah) akan meniti jalannya menuju kepada Allah di antara kedua sayap (sikap) ini. Dia tidak mungkin meniti jalan hidupnya (dengan baik) kecuali dengan keduanya. Ketika salah satu dari kedua belah sayap itu hilang, maka dia bagaikan seekor burung yang kehilangan salah satu sayapnya.”

Artikel Sejarah Islam: Uighur Turkistan Timur Sebagai ‘Tunas Peradaban’ (Cradle of Civilizations)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah juga pernah menjelaskan, “Orang yang mengenal Allah adalah orang yang berjalan menuju kepada Allah dengan mengingat-ingat karunia Allah (musyahadatul minnah) dan memeriksa aib diri dan amalnya (muthala’atu ‘aibin nafsi wal ‘amal).”

Dan sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam hadits shahih dari Syaddad (dan Buraidah) radhiyallahu ‘anhuma,

سَيِّدُ الْاِسْتِغْفارِ أَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ،إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

Sesungguhnya Istighfar yang paling baik adalah seseorang hamba mengucapkan, ‘Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perjanjian dengan-Mu dan janji dari-Mu, sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.” (HR. Al-Bukhari)

 

Ketiga: Dengan Bertobat, Seorang Hamba Akan Merasakan Kehidupan Baru.

Hamba yang telah bertobat akan merasakan mulianya hidup dalam ketaatan, dan akan merasakan hinanya hidup dalam kemaksiatan.

Ia akan bisa merasakan kebahagiaan setelah menelan pahitnya kecelakaan, akan merasakan tumakninah dalam hati, kebahagiaan dalam diri, kelapangan dadanya. Ingatlah bahwa Allah akan merasa senang dan bangga dengan hamba-Nya yang bertobat.

Dalam sebuah hadits disebutkan,

عَنْ أَبي حمزةَ أَنس بِنِ مَالِكٍ الأَنْصَارِيِّ خَادِمِ رسولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: للهُ أَفْرَحُ بِتَوبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلى بَعِيرِهِ وَقَدْ أَضَلَّهُ في أَرْضٍ فَلاةٍ

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sungguh Allah lebih gembira dengan  tobat hambanya, yang mana hamba tersebut  jatuh dari ontanya, dan ia telah kehilangan ontanya pada tanah yang luas.” (Muttafaqun Alaihi)

Dalam hadits lain disebutkan,

للهُ أَشَدُّ فَرَحَاً بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضٍ فَلاةٍ، فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا، فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطجَعَ في ظِلِّهَا وَقَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إَذْ هُوَ بها قَائِمَةً عِنْدَهُ، فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ، اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدي وَأَنَا رَبُّكَ، أَخْطَاءَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ

Sungguh Allah lebih gembira dengan tobat salah seorng dari kalian tatkala ia bertobat kepada-Nya, dibandingkan dengan kegembiraan seseorang yang berada di atas tunggangannya di suatu tanah yang luas, lalu tunggangannya tersebut lepas, sedangkan makanan dan minumannya pada tunggangannya tersebut. ia pun putus asa untuk mendapatkan ontanya. Maka ia mendatangi suatu pohon dan berbaring dibawah naungan pohon tersebut dan ia sungguh telah berputus asa. Di tengah keadaan itu, ternyata ontanya telah ada berdiri didekatnya. Segera iapun mengambil tali ontanya seraya berkata lantaran sangat gembira (“wahai Allah kamu adalah hambaku dan aku adalah Rabb-mu) keliru berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Keempat: Jika Kembali Maksiat, Masih Ada Lagi Pintu Tobat

Tobat seorang hamba tidaklah menutup pintu tobat berikutnya ketika hamba kembali terjerumus ke dalam dosa.

Karena jiwa dan hati manusia terus bergolak, terkadang berada di atas ketaatan dan terkadang tenggelam dalam kemaksiatan. Maka jangan pernah berhenti bertobat karena Allah tidak berhenti mengampuni hamba-Nya.

Materi Khutbah Jumat: Waspadalah Terhadap Kaum Perusak Agama Islam!

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا اِنَّه هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.’” (QS. Az-Zumar: 53)

Ibnu Katsir di dalam tafsirnya Al-Qur’an Al-Azhim menjelaskan, “Seorang hamba tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, betapapun besar dosa-dosanya, karena sesungguhnya pintu rahmat dan pintu tobat itu luas.”

Syaikh Sayyid Quthb di dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Ayat ini menyeru kepada harapan, optimisme, cita-cita dan kepercayaan akan ampunan Allah pada saat manusia berputus asa dan patah arang, ia mendengar seruan kasih sayang dan sapaan kelembutan Allah.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Demikian Materi Khutbah Jumat tentang tobat yang dapat kami sampaikan pada hari yang sangat mulia ini. Semoga Allah Ta’ala membimbing kita untuk senantiasa berada di atas jalan keridhaan-Nya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ لله وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة

 

 

 

 

Download PDF Materi Khutbah Jumat Ulama Pewaris Nabi Jangan Dizalimi di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

Mahasiswa pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Surakarta. Konsentrasi di bidang Tafsir, Hadits dan Tazkiyah. Penikmat kitab Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Kitab hadits Shahih Fadhailul A'mal karya Syaikh Ali Bin Nayif Asy-Syahud, kitab Madarijus Salikin Manazil Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Aktif mengajar di beberapa kajian tafsir, hadits, dan kajian umum.

0 Tanggapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *