materi khutbah idul fitri bahasa indonesia Kebersamaan Keluarga dan Jaminan Allah dakwah.id

Khutbah Idul Fitri: Kebersamaan Keluarga dan Jaminan Allah

Terakhir diperbarui pada · 888 views

Khutbah Idul Fitri 1445 H
Kebersamaan Keluarga dan Jaminan Allah

Pemateri: Ustadz Naufal Masunika
Ketua yayasan Griya Keluarga Sakinah

*) Link download file PDF materi khutbah untuk print ada di akhir tulisan.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. نَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،

أَمَّا بَعْدُ،

أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:

يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.

اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Segala puji bagi Allah Rabb Pemilik semesta alam. Hanya kepada Allah kita memohon dengan rahmat-Nya agar menghimpunkan kita termasuk ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang shalih dan mentaati-Nya serta tiada mendurhakai-Nya. Aamin yaa Rabbal alamiin.

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا

Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, syuhada, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa’: 69)

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersama keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti petunjuknya hingga akhir zaman.

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS. Al-Ahzab: 21)

Indahnya Kebersamaan

Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah!

Di pagi yang cerah ini kita bersama-sama berbondong-bondong menuju masjid dan tanah lapang seraya mengagungkan asma Allah dan menghidupkan syiar Islam, setelah selama sebulan penuh kita menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Maka, dengan memuji keagungan dan kemuliaan Allah subhanahu wata’ala selayaknya kita banyak bersyukur karena bisa berkumpul kembali dan menikmati momen kebersamaan dengan orang-orang yang kita cintai, dengan penuh keceriaan, kehangatan dan kedamaian.

Saat makan sahur, ifthar (berbuka puasa) bersama, shalat tarawih berjamaah dan berbagai aktivitas ibadah lainnya.

Taqabbalallahu minna wa minkum, semoga Allah menerima amalan kita semuanya. Semoga Allah menjadikan kita insan yang semakin bertakwa dan seusai Ramadhan bisa istiqamah dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya.Aamiin.

اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah!

Kebersamaan keluarga dalam sebuah rumah-tangga adalah dambaan setiap insan dan hal itu sangat memberikan makna yang dalam bagi kualitas kehidupan kita.

Apalah artinya berkeluarga, bila terpisah oleh jarak, waktu dan tempat. Sehingga momen seperti ini menjadi sangat berharga khususnya bagi para pejuang nafkah yang bekerja di luar kota, yang bertemu keluarganya sepekan sekali, diistilahkan dengan PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad).

Atau yang berada di perantauan, sehingga bisa bertemunya menunggu momen Idul Fitri setahun sekali. Bahkan pekerja migran di luar negeri yang terkadang baru bisa mengunjungi keluarganya setelah beberapa tahun kemudian.

Di sinilah kita merasa bahwa kebersamaan keluarga begitu mahal nilainya. Sehingga mereka yang mendapatkan ujian ‘ketidakbersamaan’ perlu merenungkan kembali, bagaimana akan mempraktikkan apa yang dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bagaimana Nabi menyayangi anak-anaknya, mengusap kepalanya dan mengecup keningnya. Beliau sering mencium putrinya Fatimah Az-Zahra, bahkan ketika ia telah beranjak dewasa. Beliau juga pernah menggendong cucunya Umamah binti Abi Al-Ash saat sedang shalat.

Beliau juga bermain kuda-kudaan dengan cucunya yang lain Hasan dan Husein. Saat Umar datang menyaksikannya berkata, “Wahai anak-anak, alangkah indah tungganganmu.”

Lalu dijawab Nabi, “Alangkah indahnya para penunggangnya”.

Beliau pun menikmati kebersamaan dengan semua istri-istrinya, menyediakan waktu untuk melihat atraksi tarian tombak yang diperagakan anak-anak Habasyah, beradu lari dengan istrinya, murajaah bacaan al-Quran bersama, berkisah, dst.

Beliau juga sering mendatangi satu per satu istri-istrinya setiap pagi dan sore. Setelah syuruq, beliau mendatangi rumah istri-istrinya, menyalaminya serta mendoakannya satu persatu.

Usai melaksanakan shalat Ashar pun beliau menemui istri-istrinya, kemudian mendekat kepada salah seorang dari istrinya. Artinya, beliau duduk bercengkerama dengan istri-istrinya dan menginap di salah satu istri yang memang saat itu gilirannya.

Akankah kita mengaku lebih sibuk dari Nabi shalallahu alaihi wasallam, sedangkan beliau selain sebagai suami dan kepala keluarga, beliau juga kepala pemerintahan, seorang hakim yang memutus perkara, seorang muallim yang berdakwah, guru yang mengajarkan ilmu dan panglima perang.

Beliau juga menjadi bagian dari warga masyarakat, membantu tetangga yang kesulitan dan memenuhi undangan mereka. Begitu seterusnya.

Pernyataan ini diakui langsung oleh istrinya ibunda Khadijah radhiyallahu ‘anha setelah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menerima wahyu pertama di Gua Hira.

Beliau berkata, “Sekali-kali tidak, demi Allah! Allah tidak akan merendahkanmu selama-lamanya. Sebab Engkau menyambung silaturahmi, menjamu tamu dan menolong orang-orang yang dilanda musibah.”

Seorang sosiolog Amerika sampai dibuat terkagum-kagum terhadap pribadi agung Nabi dan berkesimpulan, “Lelaki seperti ini adalah lelaki yang benar”.

Begitu pun ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika ditanya tentang hal apa yang paling mempesona dari diri Nabi, dengan terisak menahan tangis dan dengan suara lirih beliau mengatakan, ‘kana kullu amrihi ajaba, semua perilakunya menakjubkan.

Rezeki Dicukupi & dalam Jaminan Allah

اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah!

Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ، إِنْ ‌عَاشَ ‌رُزِقَ ‌وَكُفِيَ، ‌وَإِنْ ‌مَاتَ أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ: مَنْ دَخَلَ بَيْتَهُ فَسَلَّمَ، فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ

Tiga kelompok orang, mereka semua mendapatkan jaminan dari Allah. Ketika hidup (di dunia), mereka dijamin rezekinya dan dicukupi. Jika mereka mati, maka Allah akan masukkannya ke dalam Surga. (Tiga orang tersebut di antaranya adalah) Siapa yang mengucapkan salam ketika masuk rumah, maka dia mendapat jaminan Allah. (HR. Abu Daud No. 631)

Maka, beruntunglah orang-orang yang selalu bisa bertemu dengan keluarganya, mengucapkan salam, berwajah sumringah dan berbagi kedamaian, karena Allah akan mencukupi rezekinya dan kelak Allah memberikan jaminan surga kepadanya. Begitu pun mendapatkan rezeki di negeri sendiri juga merupakan salah satu kunci kebahagiaan,

أَرْبَعُ خِصَالٍ مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ: أَنْ تَكُونَ زَوْجَتُهُ صَالِحَةً، وَوَلَدُهُ أَبْرَارًا، ‌وَخُلَطَاؤُهُ ‌صَالِحِينَ، وَمَعِيشَتُهُ فِي بَلَدِهِ

Ada empat hal yang menjadi kebahagiaan seseorang yaitu: memiliki istri yang shalihah, anak-nak yang berbakti, teman-teman yang shalih, dan rezekinya berada di negerinya (tempat tinggalnya) sendiri.” (HR. Ad-Dainuri No. 541, hadits dhaif).

Kebersamaan di Negeri Akhirat

اَلله ُاَكْبَرُ اَلله ُاَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah!

Kerinduan menikmati momen kebersamaan ternyata tidak hanya di kehidupan dunia, namun juga dirindukan penghuni alam barzakh.

Dikutip dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Bara’ bin Azib radhiyallahu anhu, bahwa ruh orang-orang beriman setelah melewati ujian malaikat Munkar dan Nakir, ketika diperlihatkan kepadanya pertama kali tempat kembalinya di surga dan diluaskan kuburannya sejauh mata memandang, ia pun berkata,

رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي

Ya Rabb, segerakanlah datangnya hari kiamat sehingga aku dapat berkumpul kembali dengan keluargaku dan hartaku.”(HR. Ahmad No. 18534)

Kenangan kebersamaan yang terpatri kuat di dunia itu semakin menjadi-jadi saat ia memasuki Jannah. Menurut sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan itu berdasarkan penjelasan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disebutkan, bahwa, ketika seseorang masuk surga, maka ia bertanya-tanya tentang bagaimana keadaan kedua orang tuanya, istrinya, dan juga anak-anaknya.

Maka dikatakan, “Sesungguhnya mereka masih belum dapat mencapai derajatmu.”

Dan laki-laki itupun berkata, “Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku (ini) telah beramal (bukan hanya) untuk diriku, (namun) juga untuk mereka.”

Kemudian Allah memerintahkan agar mereka dihubungkan(digabungkan) bersamanya.

Allah berfirman,

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thur: 21)

Maka, sempurnalah kebahagiaan keluarga orang-orang yang beriman. Para penghuni surga itu bisa mempratikkan kembali kenangan di dunia. Dengan bertelekan di atas dipan, lalu duduk berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-cakap dan menceritakan keadaan mereka di dunia.

فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَآءَلُونَ

Lalu sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain sambil bercakap-cakap.”(QS. As-Saffat: 50)

Sebagaimana dijanjikan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang bersabda,

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ 

Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya.” (HR Muslim No. 1151)

Inilah perkara yang indah dan membahagiakan, yakni ketika kita bisa makan bersama keluarga saat berbuka di dunia dan kebahagiaan saat kita bisa memandang wajah Allah di Surga, sedangkan di samping kita ada istri, anak-anak, dan juga orang tua kita.

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ. إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23) Wallahul musta’an

Marilah kita akhiri khutbah Idul Fitri ini dengan sejenak menundukkan kepala, menghadirkan hati dengan penuh kerendahan, takut, tawaduk, dan penuh harap memohon kepada Allah, Zat yang kepada-Nya kita mengadu dan minta pertolongan.

Kita berdoa untuk kebaikan dunia akhirat, untuk kepentingan diri kita sendiri, keluarga, dan kaum muslimin seluruhnya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ، وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ، وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنْ اليَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلَّ شَرٍّ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ. وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ. وَنَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لَنَا خَيْرًا.

اللَّهُمَّ احْفَظْنَا بِالإِسْلاَمِ قَائِمًا وَاحْفَظْنَا بِالإِسْلاَمِ قَاعِدًا وَاحْفَظْنَا بِالإِسْلاَمِ رَاقِدًا وَلاَ تُشْمِنَا بِنَا عَدُوَّا وَلَا حَاسِدًا، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ كُلِّ خَيْرٍ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ كُلِّ شَرٍّ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ النَّعِيْمَ المُقِيْمَ الَّذِيْ لَنَا يَحُوْلُ وَلاَ يَزُوْلُ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ النَّعِيْمَ يَوْمَ العِيْلَةِ وَالأَمْنَ يَوْمَ الخَوْفِ. اللَّهُمَّ إِنَّا عَاِئذٌ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أَعْطَيْتَنَا وَشَرِّ مَا مَنَعْتَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ.

الَلَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ لَنَا فِيْ عَاقِبَةِ الأُمْورِ، الَلَّهُمَّ اجْعَلْ آخِرَ مَا تُعْطِيْنَا مِنَ الخَيْرِ رِضْوَاِنكَ وَالدَّرَجَاتُ العُلىَ مِنْ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ.

اللَّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَحْيِنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا مَفْتُوْنِيْنَ. اللَّهُمَّ قَاتِلِ الكَفَرَةَ وَالَّذِيْنَ يُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ، وَاجْعَلْ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ. اللَّهُمَّ قَاتِلِ الكَفَرَةَ الَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْكِتَابَ إِلَهَ الحَقِّ.

أَللَّهُمَّ أَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. أَللَّهُمَّ شَطِّطْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامُهُمْ وَقَلِّلْ عَدَدَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Download PDF Materi Khutbah Idul Fitri dakwah.id
Kebersamaan Keluarga dan Jaminan Allah
di sini:

Semoga bermanfaat!

Pilihan materi khutbah Idul Fitri lannya dapat Anda temukan di sini:

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *