materi khutbah jumat tunjukkan solidaritas palestina setiap hari dakwah.id

Materi Khutbah Jumat: Tunjukkan Solidaritas Palestina Setiap Hari

Terakhir diperbarui pada · 63 views

Materi Khutbah Jumat
Tunjukkan Solidaritas Palestina Setiap Hari
Pemateri: Ustadz Yasir Abdul Barr

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِل فَلا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ، وَ يَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أُوصِيكُمْ وَ إِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ.

قَالَ الله ُسُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ.

وَقَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala

Pada hari yang mulia ini, dalam majelis yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri pribadi dan kepada seluruh jamaah untuk senantiasa memupuk, merawat, mempertahankan, dan meningkatkan ketakwaan kita. Marilah kita senantiasa menghiasi diri dengan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, di mana pun kita berada, kapan pun kita berada, dan dalam kondisi apa pun kita berada.

Sebab, takwa adalah sebaik-baik bekal untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam al-Quran Surat al-Baqarah ayat 197,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

Dan hendaklah kalian mencari bekal! Sesungguhnya, sebaik-baik bekal adalah takwa.”

Jamaah shalat Jumat yang diberkahi Allah

Allah Ta’ala memiliki banyak cara dan sarana untuk menegur kita, hamba-Nya yang lemah dan banyak dosa. Salah satu cara Allah menegur kita adalah Allah menggerakkan sebagian hamba-Nya untuk melakukan amal kebajikan, yang membangunkan kita dari tidur panjang kita dan menggugah kita untuk mengikuti jejak langkahnya.

Pada awal Mei 2025, sebuah kapal kecil bernama Conscien, bagian dari armada kebebasan Freedom Flotila, berlayar dari Eropa. Kapal itu berisi kurang lebih tiga puluh relawan kemanusiaan dari berbagai penjuru dunia. Mereka berlayar dengan membawa bantuan kemanusiaan semampunya, mencoba untuk menembus blokade penjajah Zionis Yahudi terhadap umat di Jalur Gaza.

Ketika berada di perairan internasional dekat Malta, dua pesawat drone penjajah Zionis Yahudi mengebom kapal kemanusiaan tersebut sehingga tenggelam. Para relawan kemanusiaan tersebut telah berusaha semampu mereka, namun Allah belum menghendaki kesuksesan, karena hikmah-hikmah agung yang Allah rahasiakan.

Sebulan setelah peristiwa itu, pada tanggal 1 Juni 2025 sebuah kapal kecil melanjutkan usaha pertama tersebut. Kapal kecil yang membawa bantuan kemanusiaan semampunya itu diberi nama Madleen, diambil dari nama seorang wanita Gaza yang menjadi nelayan di laut demi menghidupi keluarganya.

Madleen berpenumpang dua belas orang relawan dari berbagai negara di dunia. Mereka berlayar dari Catania, Italia Selatan.

Pada hari ketiga, 3 Juni 2025, beberapa pesawat drone yang diduga kuat milik penjajah Zionis Yahudi mulai membuntuti dan meneror seluruh penumpang Madleen. Namun, seluruh penumpang Madleen telah membulatkan tekad, siap menghadapi risiko apa pun, demi bisa menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk umat di Jalur Gaza.

Pada hari kesembilan, 9 Juni 2025, pada waktu dini hari yang gelap di perairan internasional, angkatan laut penjajah Zionis Yahudi menyerbu kapal Madleen. Seluruh penumpangnya ditangkap dan ditawan. Kapalnya disita dan diseret ke Pelabuhan Asdod, wilayah pendudukan penjajah Zionis Yahudi.

Tiga hari setelah peristiwa itu, sebanyak empat orang penumpang kapal Madleen dipaksa untuk menandatangani surat deportasi, dan akhirnya dideportasi secara paksa oleh penjajah Zionis Yahudi. Salah satunya adalah Greta Thunberg, seorang remaja putri, berkewarganegaraan Swedia, baru berusia 22 tahun, dan kebetulan seorang nonmuslim.

Delapan penumpang lainnya menolak penandatanganan surat deportasi sehingga mereka dijebloskan ke penjara dengan segala bentuk siksaan fisik dan mental. Kegigihan delapan relawan kemanusiaan itu menyebabkan penjajah Zionis Yahudi memindahkan mereka dari satu penjara ke penjara lainnya, dalam sel isolasi yang sangat tidak manusiawi.

Sekitar sepekan setelah itu, lima orang di antara mereka dideportasi secara paksa. Di antara mereka terdapat Rima Hassan, seorang wanita keturunan Palestina, berkewarganegaraan Prancis, sekaligus seorang anggota Parlemen Eropa mewakili Negara Perancis.

Seorang lainnya bernama Thiago Avila, warga Negara Brazil, beragama Katolik, yang rela meninggalkan istri dan anak perempuannya yang baru berusia 6 bulan.

Baca juga: Mengapa Baitul Maqdis Tidak Kunjung Merdeka?

Nasib ketiga penumpang lainnya masih menjadi tanda tanya. Kemungkinan besar, siksaan fisik dan mental untuk mereka lebih berat lagi. Setelah dunia internasional ramai melakukan aksi dukungan untuk para relawan kemanusiaan Kapal Madleen, barulah ketiga sandera itu dibebaskan oleh penjajah Zionis Yahudi.

Satu dari tiga orang aktivis kemanusiaan itu adalah Mark van Renes, seorang warga Negara Belanda, beragama Kristen, sekaligus nakhoda dari kapal yang disita oleh penjajah Zionis Yahudi.

Sungguh luar biasa, pasca penangkapan, pemenjaraan, penyiksaan, dan pendeportasian, para aktivis kemanusiaan itu justru semakin aktif dalam melakukan aksi-aksi dukungan solidaritas Palestina.

Greta Thunberg memelopori aksi solidaritas Palestina, yang diikuti oleh 150.000 warga di Stockholm, ibukota Swedia. Aksinya sampai dikata-katai “wanita pemarah” oleh Presiden Donald Trump. Namun, Thuberg membalasnya dengan menegaskan bahwa Palestina membutuhkan lebih banyak “wanita pemarah” lagi. Diam, menurutnya, adalah pertanda matinya kemanusiaan.

Di Prancis, Rima Hassan dengan wajah selalu senyum dan semangat membara mengikuti aksi-aksi solidaritas Palestina bersama puluhan ribu penduduk. Kalimat pertamanya setelah bebas adalah, “Saya sampaikan kepada Israel satu kata saja, bahwa kapal kemanusiaan berikutnya telah siap berlayar, dan kami namakan kapal itu Handhalah.”

Mungkinkah terinspirasi dari nama sahabat Handhalah bin Amir al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, si pengantin baru yang gugur sebagai syahid di Perang Uhud sebelum sempat melakukan mandi wajib?

Di Brasil, sambil memperlihatkan beberapa luka akibat penyiksaan tentara penjajah Zionis Yahudi, Thiago Avila mengajak masyarakat untuk melakukan aksi-aksi solidaritas Palestina. Ia menyerukan pemerintah Brasil untuk menghentikan hubungan diplomatik dengan penjajah Zionis Yahudi. Ia selalu menjadi bintang dalam aksi-aksi solidaritas Palestina bersama puluhan ribu rakyat Brasil.

Sang nahkoda Mark van Rennes, yang dibebaskan paling akhir, mengisahkan berbagai penyiksaan yang dialaminya di sel isolasi penjajah Zionis Yahudi. Namun, ia menegaskan bahwa nasibnya masih jauh lebih baik dari 10.000 tahanan muslim Palestina yang mendekam di penjara-penjara Zionis Yahudi.

Mark van Rennes tidak menyesal sama sekali kehilangan kapalnya. Ia mengikuti aksi-aksi solidaritas Palestina. Dan kita tahu, bahwa Belanda termasuk Negara Eropa Barat dengan mayoritas penduduknya solid mendukung Palestina.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala

Benar, bahwa kapal kemanusiaan Madleen tidak pernah sampai di Pantai Gaza. Namun, pesan yang disampaikan oleh ke-12 relawan kemanusiaan tersebut sama sekali tidak gagal. Pesan mereka telah sampai, tidak saja kepada 2 juta umat Islam dan Kristen di Jalur Gaza, namun juga kepada seluruh umat manusia di seluruh penjuru dunia.

Aksi heroik ke-12 orang relawan kemanusiaan, dari berbagai latar belakang suku, bangsa, bahasa, daerah, dan agama itu sukses membangunkan rasa kemanusiaan di hati sanubari umat manusia.

Tak lama setelah penangkapan, pemenjaraan, penyiksaan, dan pendeportasian mereka oleh penjajah Zionis Yahudi, seluruh dunia bergolak dan bangkit. Lebih dari 30.000 relawan kemanusiaan dari seluruh penjuru dunia mencanangkan gerakan Global March to Gaza pada tanggal 15 sampai dengan 18 Juni 2025.

Puluhan ribu umat Islam dari Afrika Barat, sejak dari Mauritania, Maroko, Tunisia, Aljazair, dan Libya melakukan konvoi darat menuju gerbang perbatasan Rafah sampai ke Jalur Gaza. Ribuan aktivis kemanusiaan dari berbagai penjuru dunia terbang ke Bandara Internasional Kairo, untuk turut ambil bagian dalam aksi kemanusiaan tersebut. Mereka bergerak, untuk mendesak rezim Mesir membuka pintu Gerbang Rafah, agar bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Jalur Gaza.

Kita semua mengetahui bahwa rezim Libya Timur pimpinan diktator militer Jendral (purn) Khalifah Haftar, dan rezim militer Mesir, menahan, memblokade, dan menggagalkan gerakan Global March to Gaza.

Namun, kegagalan itu tidak bisa membendung arus kesadaran penduduk planet bumi untuk semakin lantang bersuara, dan semakin gigih berusaha, untuk membantu umat di Jalur Gaza. Terbukti, negeri jiran Malaysia mencanangkan gerakan seribu kapal kemanusiaan menuju Gaza.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala

Salah satu pelajaran penting dari pengalaman kapal kemanusiaan Madleen adalah betapa para relawan kemanusiaan dari berbagai penjuru dunia semakin sungguh-sungguh berusaha untuk membantu umat di Gaza. Sosok-sosok hebat, seperti Greta Thunberg, Thiago Avila, dan Mark van Renes adalah cara Allah menampar muka kita, dan menggedor nurani kita.

Lihatlah! Mereka adalah orang-orang nonmuslim, yang tidak memiliki ikatan agama yang sama, ikatan nasab darah yang sama, dan ikatan pernikahan dengan umat Islam di Gaza. Tetapi, mereka rela mempertaruhkan nyawa, harta, tenaga, pikiran, dan waktu mereka untuk umat di Gaza.

Lantas, bagaimana dengan kita, sesama umat Islam yang memiliki ikatan akidah yang sama, ukhuwan islamiyyah dan imaniyah yang sama, dengan umat Islam di Gaza? Sudahkah kita mempertaruhkan nyawa, harta, tenaga, waktu, dan pikiran kita untuk melakukan usaha-usaha yang sama?

Di mana klaim ukhuwah Islamiyyah itu? Di mana klaim cinta Masjid al-Aqsha itu? Di mana klaim peduli Palestina itu? Di mana perjuangan pembebasan Baitul Maqdis itu dalam hati kita, ucapan kita, dan aksi nyata kita? Masihkah kita memiliki rasa malu? Ataukah, rasa kemanusiaan sekalipun telah hilang dari nurani kita?

Baca juga: Maryam, Perempuan Suci Penjaga Baitul Maqdis

Allah Ta’ala telah memberikan teguran keras kepada kita. Itu pertanda, Allah masih menginginkan kebaikan untuk kita. Itu pertanda, Allah masih berkenan untuk melimpahkan ampunan dan kasih sayang-Nya kepada kita.

Tentu saja, ampunan Allah dan kasih sayang-Nya bukanlah bonus gratisan belaka. Ingatlah, ampunan Allah dan kasih sayang-Nya dilimpahkan kepada orang-orang yang peduli kepada agama-Nya dan umat-Nya yang tertindas.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda, hadits riwayat Muslim no. 2699 dan Ahmad no. 7427,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ.

Barang siapa meringankan sebuah kesusahan hidup duniawi dari diri seorang mukmin, niscaya Allah akan meringankan untuknya sebuah kesusahan hidup pada hari kiamat.

Barang siapa memudahkan urusan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia maupun akhirat.

Barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia maupun akhirat.

Allah senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba tersebut menolong saudaranya.”

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala

Ulama-ulama dan mubaligh-mubaligh kita telah memperingatkan bahwa saat ini merupakan era thufan al-wa’yi, atau badai kesadaran. Banyak umat Islam di tanah air tercinta yang belum sadar sepenuhnya tentang persoalan Palestina.

Banyak umat Islam di tanah air tercinta yang masih menjadi “korban” propaganda media massa mainstream yang pro penjajah Zionis Yahudi. Banyak pula umat Islam di tanah air yang merasa telah selesai menunaikan kewajiban di pundaknya, setelah menyumbangkan sekian rupiah dalam aksi peduli Palestina.

Saat ini merupakan saat-saat kritis bagi umat Islam di Jalur Gaza secara khusus, dan Palestina secara umum. Setiap hari korban gugur dan cedera berat semakin bertambah di Jalur Gaza maupun Tepi Barat. Amerika dan Zionis Yahudi telah menjadikan kelaparan sebagai senjata pembunuhan massal baru di Jalur Gaza.

Sementara, Perang Iran-“Israel” mendapatkan publikasi luar biasa di media massa mainstream, untuk menutup-nutupi genosida di Jalur Gaza dan penutupan Masjid al-Aqsha di Kota al-Quds.

Materi Khutbah Jumat: Membela Palestina Bukti Keimanan Kita

Kondisi umat Islam di Jalur Gaza maupun Tepi Barat semakin memburuk. Para dokter relawan kemanusiaan menegaskan kekurangan nutrisi menjadi bencana paling mengerikan bagi anak-anak di Jalur Gaza. Sekitar 35 rumah sakit di Jalur Gaza telah hancur oleh bombardir biadab mesin perang penjajah Zionis Yahudi.

Diperkirakan lebih dari 330.000 warga Jalur Gaza hilang, karena tertimbun oleh reruntuhan bangunan. Sementara korban gugur yang terdata sudah melebihi angka 60.000 jiwa.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala

Marilah kita aktif berdoa, berbicara, dan berbuat apa yang kita mampu untuk meringankan sebagian kecil penderitaan saudara-saudara kita di Palestina.

Janganlah kita diam saja, tidak berbicara dan tidak berbuat apa-apa. Akibatnya, kita termasuk dalam golongan yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, hadits riwayat Ahmad no. 16368 dan Abu Daud no. 4884, yang artinya,

Tiada seorang pun yang membiarkan seorang muslim berada dalam situasi kehormatannya diinjak-injak dan harga dirinya dilecehkan, melainkan Allah Ta’ala akan membiarkan dirinya saat ia berada dalam kondisi senang mendapatkan pertolongan-Nya.

Sebaliknya, tiada seorang pun yang menolong seorang muslim yang berada dalam situasi harga dirinya dilecehkan dan kehormatannya diinjak-injak, melainkan Allah Ta’ala akan menolong dirinya saat ia berada dalam kondisi senang mendapatkan pertolongan-Nya.”

Marilah kita akhiri khutbah singkat pada siang hari ini dengan memanjatkan shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dan berdoa kepada Allah Ta’ala dengan hati yang tulus berserah diri kepada-Nya.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan petunjuk, kesadaran, kemauan, dan kemampuan kepada kita semua untuk terlibat aktif dalam aksi-aksi bela Palestina, mewujudkan keimanan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan aktif menyuarakan solidaritas Palestina.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيم، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.  أَمَّا بَعْدُ…

فَيَا عِبَادَ اللهِ… أُوصِيكُمْ وَ إِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ سَادَاتِنَا أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِىٍّ، وَارْضَ عَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وَتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيَن.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِينَ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَالْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِكَ وَالْمُرَابِطِينَ فِي سَبِيلِكَ فِي غَزَّةَ وَالضَّفَةِ الْغَرْبِيَّةِ وَفِلَسْطِينَ عَامَّةً وَفِي لُبْنَانَ وَفِي سُورِيَّةَ وَفِي الْيَمَنِ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ. اللًّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُعَزَّرًا. اللَّهُمَّ فُكَّ قَيْدَ أَسْرَانَا وَأَسْرَ الْمُسْلِمِينَ ورُدَّهُمْ إِلَى أَهْلِهِمْ سَالِمِينَ آمِنِينَ.

رَبَّنَا لَا تُزٍغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. أَقِيمُوا الصَّلَاةَ.

Download PDF Materi Khutbah Jumat
Tunjukkan Solidaritas Palestina Setiap Hari
di sini

Semoga bermanfaat!

Anda ingin mendapat kiriman update materi khutbah
& artikel dakwah.id melalui WhatsApp?

Topik Terkait

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading