Daftar Isi
Kelaparan di Gaza makin parah akibat blokade total penjajah Israel. Jalur Gaza terkepung total. Dunia kembali menyaksikan krisis kemanusiaan paling memilukan abad ini. Kondisi rakyat Gaza makin memburuk dari hari ke hari. Mereka terisolasi dari bantuan, dan dihujani rudal tanpa henti oleh penjajah Zionis Israel.
Kemanusiaan dan Empati non-Muslim
Seluruh kaum kafir suku Quraisy, dari berbagai marga, pada bulan Syawal tahun 7 Kenabian bersepakat untuk memboikot secara total marga bani Hasyim dan bani Muthallib, sampai kedua marga tersebut rela menyerahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada suku kafir Quraisy untuk dibunuh.
Mereka menulis surat kesepakatan pemboikotan total tersebut dan menggantungkannya di dinding Ka’bah.
Akibat pemboikotan tersebut, kaum muslimin beserta bani Hasyim dan bani Muthallib hidup terpencil, diblokade, dan diboikot secara ekonomi dan sosial, di Syi’b Abi Thalib, sebuah lembah di luar Kota Makkah. Blokade total itu membuat kaum muslimin mengalami kelaparan, kehausan, kesakitan, dan penderitaan hebat selama 3 tahun lamanya.
Di tengah boikot total tersebut, terdapat beberapa gelintir orang kafir Quraisy yang masih memiliki hati nurani, peri kemanusiaan, dan empati kepada kaum muslimin. Secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi, mereka mengirimkan bahan makanan sesuai kemampuan mereka pada malam gelap gulita kepada kaum muslimin yang terboikot.
Segelintir orang kafir Quraisy tersebut adalah Hisyam bin Amru dari marga bani Amir bin Luay, Zuhair bin Abi Umayyah al-Makhzumi dari marga bani Makhzum (marganya Abu Jahal), Muth’im bin Adi, Abul Bakhtari bin Hisyam, Zam’ah bin al-Aswad, dan Hakim bin Hizam (keponakan Khadijah binti Khuwailid) dari marga bani Asad.
Keenam tokoh kafir Quraisy tersebut bersepakat untuk menentang surat kesepakatan pemboikotan kaum muslimin. Pada bulan Muharram tahun 10 Kenabian, keenam orang itu bersepakat untuk memprotes kesepakatan pemboikotan kaum muslimin.
Baca juga: 5 Langkah Rasulullah dalam Membangun Masyarakat Islam di Madinah
Mereka pun melakukan thawaf tujuh kali mengelilingi Ka’bah. Lalu Zuhair bin Abi Umayyah al-Makhzumi tampil sebagai juru bicara mereka. Ia berdiri di hadapan seluruh orang kafir Quraisy yang sedang berada di depan Ka’bah.
Zuhair dengan berani dan lantang menyuarakan protes,
يَا أَهْلَ مَكَّةَ، أَنَأْكُلُ الطَّعَامَ وَنَلْبَسُ الثِّيَابَ، وَبَنُو هَاشِمٍ هَلْكَى لَا يُبَاعُ وَلَا يُبْتَاعُ مِنْهُمْ، وَاَللَّهِ لَا أَقْعُدُ حَتَّى تُشَقَّ هَذِهِ الصَّحِيفَةُ الْقَاطِعَةُ الظَّالِمَةُ.
“Wahai penduduk Makkah! Apakah kita bebas makan dan bebas memakai pakaian, sementara bani Hasyim dibiarkan binasa, karena tidak boleh menjual barang maupun membeli barang dari mereka? Demi Allah, aku tidak akan duduk, sampai surat kesepakatan pemboikotan yang zalim ini disobek-sobek.”
Abu Jahal Amru bin Hisyam al-Makhzumi, tentu saja sangat marah dengan pernyataan Zuhair bin Abi Umayyah al-Makhzumi tersebut. Bagaimana orang yang satu marga dengan dirinya berani-beraninya membela Muhammad, bani Hasyim, dan bani Muthalib?
Abu Jahal pun membantahnya dengan mengatakan,
كَذَبْتَ وَاللَّهِ لَا تُشَقُّ.
“Engkau telah berkata dusta. Demi Allah, surat kesepakatan pemboikotan ini tidak akan pernah disobek-sobek.”
Maka para tokoh kafir Quraisy lainnya yang memiliki hati nurani, peri kemanusiaan, dan empati kepada kaum muslimin tampil untuk membantah Abu Jahal. Zam’ah bin al-Aswad tampil dan berkata,
أَنْتَ وَاللَّهِ أَكْذَبُ، مَا رَضِينَا كِتَابَهَا حَيْثُ كُتِبَتْ.
“Demi Allah, engkaulah yang lebih berdusta. Kami tidak rela dengan surat pemboikotan ini sejak ia ditulis.”
Lalu Abul Bakhtari bin Hisyam tampil dan berkata,
صَدَقَ زَمْعَةُ، لَا نَرْضَى مَا كُتِبَ فِيهَا، وَلَا نُقِرُّ بِهِ.
“Zam’ah telah berkata benar. Kami tidak rela dengan isi surat pemboikotan ini dan kami tidak menyetujuinya.”
Lalu Muth’im bin Adi tampil dan berkata,
صَدَقْتُمَا وَكَذَبَ مَنْ قَالَ غَيْرَ ذَلِكَ، نَبْرَأُ إلَى اللَّهِ مِنْهَا، وَمِمَّا كُتِبَ فِيهَا.
“Kalian berdua telah berkata benar dan orang yang berkata selain ini berarti telah berkata dusta. Kami berlepas diri dari surat pemboikotan ini dan isinya.”
Lalu Hisyam bin Amru dari Bani Amir bin Luay pun tampil dan menguatkan pernyataan rekan-rekannya. Melihat “keroyokan” dan kekompakan enam orang tersebut, Abu Jahal hanya bisa berkomentar,
هَذَا أَمْرٌ قُضِيَ بِلَيْلِ تُشُوْوِرَ فِيْهِ بِغَيْرِ هَذَا الْمَكَانِ.
“Tampaknya ucapan kalian ini adalah perkara yang telah kalian putuskan sejak tadi malam. Kalian pasti telah memusyawarahnya di tempat lain sebelumnya.”
Karena protes orang-orang yang masih memiliki nurani dan peri-kemanusiaan tersebut, kaum kafir Quraisy pun memeriksa kembali surat kesepakatan pemboikotan yang digantungkan di dinding Ka’bah. Ternyata surat tersebut telah robek-robek karena dimakan rayap. Demikianlah, atas kuasa Allah Ta’ala, pemboikotan terhadap kaum muslimin pun berakhir. (Ibnu Hisyam, as-Sirah an-Nabawiyyah, Juz II hlm. 28—29; Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, ar-Rahîq al-Makhtûm, hlm. 112—113)
Di antara pelajaran yang bisa dipetik dari kisah sejarah tersebut adalah bahwa sebagian kaum kafir Quraisy pada zaman jahiliah masih memiliki hati nurani, peri kemanusiaan, dan empati kepada kaum muslimin yang notabenenya berbeda agama dengan mereka.
Kelaparan di Gaza: Bencana Kemanusiaan Abad Ini
Jumlah Korban dan Blokade Total Penjajah Zionis
Penjajah zionis Israel dalam agresi militernya terhadap Jalur Gaza, terhitung sejak 8 Oktober 2003 hingga 21 Juli 2025, tercatat telah membunuh sedikitnya 59.029 warga Palestina. Demikian laporan Stasiun TV Al-Jazeera mengutip data dari Kementerian Kesehatan Palestina dan Kantor Media Pemerintahan Gaza pada hari Senin, 21 Juli 2025.
Sejumlah lembaga riset Amerika menyebutkan sekitar 330.000 warga Gaza berstatus hilang dan sampai saat ini tidak ditemukan jasadnya karena terkubur di bawah reruntuhan bangunan di Gaza.
Penjajah zionis Yahudi tidak berhenti dalam membombardir Jalur Gaza dari darat dan udara. Menurut laporan PBB, hampir 90% wilayah Gaza saat ini menjadi “zona militer” bagi mesin-mesin pembunuh militer penjajah zionis Yahudi.
Di samping pembantaian oleh militer penjajah zionis, rakyat Gaza harus menghadapi bencana kelaparan yang dibuat oleh penjajah zionis Yahudi, dengan dukungan Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara pro zionis lainnya. Sejak 2 Maret 2025, Israel menutup seluruh jalur masuk ke Gaza, menghentikan pengiriman makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan.
Serangan biadab yang masif oleh mesin-mesin perang penjajah zionis Israel tersebut diikuti oleh blokade total terhadap Jalur Gaza. Penjajah zionis Israel mengepung dan memblokade Jalur Gaza dari darat, laut, dan udara. Tidak ada bantuan kemanusiaan berupa makanan, minuman, pakaian, maupun obat-obatan yang bisa sampai ke tangan penduduk Jalur Gaza.
Dampak Blokade: Bencana Kelaparan di Gaza
Materi Khutbah Jumat: Tunjukkan Solidaritas Palestina Setiap Hari
Salah satu dampak dari blokade total penjajah zionis ini, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina, adalah tak kurang dari 600.000 anak-anak Gaza terancam mengalami cacat permanen. Ini akibat tiadanya obat-obatan dan vaksin sebagai dampak dari blokade total tersebut.
Media massa internasional menyebut kelaparan yang melanda rakyat Gaza akibat blokade total penjajah zionis Yahudi tersebut dengan istilah famine.
Famine dalam bahasa Inggris, atau bencana kelaparan dalam bahasa Indonesia, adalah situasi kekurangan pangan yang parah di suatu wilayah, menyebabkan kekurangan gizi akut dan kematian massal akibat kelaparan dan penyakit yang menyertainya.
Bencana kelaparan ditandai dengan kekurangan pangan yang ekstrem, tingkat malnutrisi yang tinggi, dan peningkatan angka kematian.

Kejahatan Bertopeng Bantuan: Tragedi Gaza Humanitarian Foundation
Penjajah zionis Yahudi dengan dukungan Amerika Serikat menyutradarai pembentukan sebuah lembaga berkedok kemanusiaan, bernama Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Lembaga “kemanusiaan” buatan penjajah zionis Yahudi itu pura-pura membagikan bantuan makanan di Gaza Utara.
GHF beroperasi sejak 26 Mei 2024. Puluhan ribu rakyat Gaza yang kelaparan berdesak-desakan dan mengantre untuk mendapatkan bantuan di titik-titik yang telah disiapkan oleh GHF.
Ternyata tentara penjajah zionis Yahudi dan tentara bayaran Amerika Serikat menembaki mereka dengan peluru tajam sehingga menambah jumlah korban gugur dan cedera di kalangan rakyat Gaza.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap bahwa lebih dari seribu warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan zionis Israel saat mencoba mendapatkan bantuan makanan di titik-titik yang ditentukan oleh GHF. Sungguh kebiadaban yang tidak ada bandingannya lagi.
Laporan terbaru Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Population Fund = UNFPA) pada pekan ketiga bulan Juli 2025 mengungkapkan bahwa sekitar 55.000 perempuan di Gaza saat ini sedang hamil, di tengah memburuknya kondisi kemanusiaan dan kesehatan akibat perang yang terus berlangsung serta blokade yang mencekik.
Ribuan di antara mereka diperkirakan akan melahirkan pada bulan depan, sementara rumah sakit kekurangan pasokan dasar, peralatan medis, dan tenaga kesehatan. Ruang bersalin berada di bawah tekanan luar biasa.
UNFPA mencatat sedikitnya 11.000 ibu hamil di Gaza terancam kelaparan dan malnutrisi akut, sebuah kondisi yang membahayakan nyawa mereka dan bayi yang dikandung, serta meningkatkan risiko komplikasi serius saat kehamilan dan persalinan.
Organisasi ini mendesak tindakan internasional yang segera untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil, serta menjamin akses terhadap layanan kesehatan dan gizi minimum bagi mereka dan bayi mereka.

Anomali Rezim Arab Tetangga atas Kelaparan di Gaza
Sungguh disayangkan, pemerintah negara-negara Arab yang berbatasan langsung dengan Jalur Gaza, khususnya Republik Arab Mesir dan Kerajaan Hasyimiyah Yordania, menutup mata atas seluruh penderitaan jutaan penduduk Palestina di Jalur Gaza.
Sejak 8 Oktober 2023 hingga hari ini, pemerintah kedua negara Arab terdekat tersebut tidak mengirimkan bantuan kemanusiaan apa pun untuk penduduk muslim Gaza. Tidak makanan, tidak minuman, tidak pakaian, dan tidak pula obat-obatan.
Yang lebih parah adalah, umat Islam dari berbagai penjuru dunia mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa makanan, minuman, pakaian, dan obat-obatan untuk penduduk Jalur Gaza. Sayangnya, ribuan ton bantuan kemanusiaan tersebut terhenti di gudang-gudang Mesir dan Yordania.
Sebagian besar bantuan tersebut tidak bisa disalurkan kepada penduduk Jalur Gaza, akibat pemerintah Mesir dan Yordania menutup rapat perbatasannya. Pemerintah kedua negara Arab terdekat tersebut tidak mau membuka perbatasannya dengan Jalur Gaza, dan tidak mengizinkan pengiriman bantuan-bantuan tersebut mencapai Jalur Gaza.
Lâ ḥaula wa lâ quwwata illâ billâh. Ḥasbunallâhu wa ni’mal wakîl.Sungguh, sikap pemerintah Mesir dan Yordania tersebut adalah pengkhianatan terhadap nasib penduduk Gaza yang tertindas dan terblokade. Perbuatan pemerintah kedua negara Arab tersebut berarti mendukung invasi militer dan blokade total penjajah zionis Isriwil terhadap jutaan penduduk Palestina di Jalur Gaza.
Perbuatan pemerintah kedua negara Arab tersebut adalah kejahatan besar, pertanda hilangnya peri kemanusiaan dan peri keadilan. Sama sekali tidak mencerminkan kewajiban ukhuwah Islamiyyah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Perilaku pemerintah kedua negara Arab terdekat tersebut sama jahatnya dengan kebiadaban penjajah zionis Isriwil.
Perilaku pemerintah kedua negara Arab tersebut berarti bentuk persekongkolan dengan penjajah zionis Isriwil, untuk membunuh dan melenyapkan penduduk Jalur Gaza secara pelan-pelan. Persekongkolan jahat tersebut berarti bentuk kerja sama dalam perbuatan dosa dan aniaya.
Padahal Allah melarang keras hal itu dalam firman-Nya,
وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan janganlah kalian tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan aniaya!” (QS. Al-Maidah: 2)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisahkan siksa api neraka untuk manusia tidak berperi kemanusiaan, yang mengurung seekor kucing sampai mati kelaparan.
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ، لَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَسَقَتْهَا، إِذْ حَبَسَتْهَا، وَلَا هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ.
“Seorang wanita disiksa oleh Allah karena ia mengurung seekor kucing sampai mati kelaparan. Akibatnya, wanita itu masuk neraka. Wanita itu tidak memberi makanan maupun minuman kepada kucingnya yang ia kurung. Ia juga tidak membiarkan kucingnya memakan serangga tanah.”(HR. Al-Bukhari no. 3482; HR. Muslim no. 2242)
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ مِنْ جَرَّاءِ هِرَّةٍ لَهَا، أَوْ هِرٍّ، رَبَطَتْهَا فَلَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا، وَلَا هِيَ أَرْسَلَتْهَا تُرَمْرِمُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ حَتَّى مَاتَتْ هَزْلًا.
“Seorang wanita masuk neraka gara-gara seekor kucing miliknya. Ia mengikat kucingnya tanpa memberinya makanan. Ia juga tidak membiarkan kucingnya memakan serangga tanah sehingga kucing itu mati karena kelaparan.” (HR. Muslim no. 2619)
Inilah hukuman Allah Ta’ala terhadap seorang wanita yang mengurung seekor kucing, tanpa memberinya makanan dan minuman, sampai akhirnya kucing tersebut mati kelaparan dan kehausan.
Tentunya dosa ikut memblokade Jalur Gaza, yang mengakibatkan lebih dari 2 juta penduduk Palestina kelaparan, kehausan, tanpa tempat tinggal, tanpa obat-obatan, dan tanpa keamanan jauh lebih besar dari dosa wanita yang mengurung seekor kucing saja sampai mati.
Maka hendaklah pemerintah Negara Mesir dan Negara Yordania berintrospeksi, dan menyesali persekongkolan jahat mereka dengan penjajah zionis Isriwil. Bukalah lebar-lebar pintu perbatasan wilayah mereka dengan wilayah Jalur Gaza, agar bantuan kemanusiaan bisa sampai kepada jutaan penduduk muslim Gaza yang tertindas.
Semoga Allah Ta’ala membukakan pintu kesadaran dan petunjuk-Nya kepada pemerintah kedua negara Arab tersebut agar mereka peduli terhadap nasib jutaan warga muslim Gaza yang tertindas.
Solidaritas Dunia untuk Gaza
Kapal Kemanusiaan
Seluruh dunia saat ini melihat bencana kelaparan di Gaza. Nyawa 2,1 juta jiwa rakyat Gaza berada di ambang kematian. Setiap hari puluhan warga meninggal karena kelaparan di Gaza yang kian mengkhawatirkan.
Badan mereka tinggal tulang dan kulit, tiada lagi daging. Para reporter di Gaza bertahan hidup selama beberapa hari dengan hanya meneguk segelas air putih dan mencicipi garam. Sungguh sangat mengenaskan.
Kini masyarakat dunia bergerak untuk aksi solidaritas Gaza. Kapal Kemanusiaan Handalah berangkat dari Galipolli, Italia Selatan pada 13 Juli 2025 menuju Gaza. Di atas kapal itu terdapat sembilan belas aktivis kemanusiaan dan dua wartawan Al-Jazeera.
Para aktivis kemanusiaan tersebut berasal dari Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Italia, Spanyol, Swedia, Norwegia, Maroko, Palestina, Turki, dan Australia.
Baca juga: Mengapa Baitul Maqdis Tidak Kunjung Merdeka?
Di antara para aktivis tersebut terdapat tujuh aktivis Amerika Serikat. Antara lain, Jacob Berger, seorang aktivis Yahudi anti-Zionis dan Bob Suberi, veteran tentara Yahudi. Ketujuh aktivis tersebut mengeluarkan seruan kemanusiaan kepada Donald Trump.
Ada aktivis muslim, ada pula aktivis Kristen dan Katolik. Ada dr. Yipeng Ge, dokter keturunan China berkewarganegaraan Kanada. Ada juga Vigdis Bjorvand, nenek berusia 70 tahun dari Norwegia, seorang aktivis HAM yang mengabdikan dirinya di kapal sebagai juru masak.
Aksi dan Seruan Global Hentikan Blokade dan Bencana Kelaparan di Gaza
Kota-kota besar di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, Irlandia, Belgia, Spanyol, Italia, dan banyak negara Eropa lainnya menyaksikan puluhan ribu demonstran yang menyuarakan dukungannya untuk rakyat di Gaza.
Masyarakat internasional mencanangkan hari Kamis (24 Juli 2025) sebagai “hari puasa”, dan keesokan harinya Jumat (25 Juli 2025) sebagai “hari aksi sedunia untuk solidaritas Gaza”. Seruannya adalah hentikan blokade dan kelaparan yang menimpa rakyat Gaza.

Apa yang Sudah Kita Lakukan?
Itulah sekelumit cerita tentang sebagian kecil usaha masyarakat dunia, yang mayoritasnya nonmuslim, untuk aksi solidaritas Gaza.
Seruan Aksi Sosial, Politik, dan Digital
Pertanyaan besar yang harus diajukan kepada diri kita saat ini adalah, usaha serius seperti apa yang sudah kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita di Gaza dan Tepi Barat?
Sudahkah kita mendorong kepala negara, menteri luar negeri, dan duta besar kita di Mesir dan Yordania untuk menekan kedua pemerintah itu agar mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza?
Sudahkah kita menyisihkan sebagian uang, makanan, minuman, pakaian, dan obat-obatan kita untuk dikirim ke sana?
Sudahkah kita menggunakan media sosial kita untuk menyuarakan nasib rakyat di Gaza?
Sudahkah kita menggunakan ilmu kita, pengetahuan kita, dan jabatan kita untuk mengedukasi umat Islam tentang gentingnya bencana kelaparan di Gaza?
Peringatan Keras dari Allah
Ingatlah, Allah Ta’ala telah memberikan teguran keras dalam firman-Nya,
فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ (11) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ (12) فَكُّ رَقَبَةٍ (13) أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ (14) يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ (15) أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ (16)
“Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
(yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
atau memberi makan pada hari kelaparan,
(kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
atau orang miskin yang sangat fakir.” (QS. Al-Balad: 11—16)
Ingatlah, Allah Ta’ala telah mengisahkan sebab-sebab seorang manusia dicampakkan ke dalam Neraka Saqar. Allah Ta’ala berfirman,
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (43) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (44)
“‘Apakah yang memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?’
Mereka menjawab,‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Muddatstsir: 42—44)
Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan petunjuk, kesadaran, kemauan, dan kemampuan kepada kita semua untuk terlibat aktif dalam aksi-aksi solidaritas Gaza dan Palestina.
Semoga Allah senantiasa menyelamatkan rakyat Gaza dan Palestina dari kebiadaban penjajah zionis Yahudi dan antek-anteknya. Semoga Palestina (Baitul Maqdis) segera merdeka dan bencana kelaparan di Gaza segera berakhir. (Yasir Abdul Barr/dakwah.id)
Penulis: Yasir Abdul Barr