Mencari Malam Lailatul Qadar dari Rumah-dakwah.id

Mencari Lailatul Qadar dari Rumah

Terakhir diperbarui pada · 3,325 views

Artikel yang berjudul “Meraih Lailatul Qadar dari Rumah” ini adalah artikel ke-14 dari serial artikel #MadrasahRamadhan

 

Allah memilih bulan Ramadhan sebagai bulan yang penuh keutamaan; sayyidus syuhur di antara dua belas bulan lainnya. Salah satu sebab diistimewakannya bulan Ramadhan adalah karena di dalamnya Allah menyelipkan sebuah malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.

Begitulah Allah memberikan keistimewaan dan keutamaan di antara ciptaannya. Untuk setiap masing-masing penciptaan Allah berikan keutamaan dan keistimewaan sesuai dengan kehendak-Nya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ وَيَخْتَارُ ۗمَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۗسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan (dengan Dia).” (QS. Al-Qashash: 68)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa. Tidak ada satu pun yang bisa melakukan intervensi atas apa yang hendak Ia ciptakan.

Artikel Akidah: Aisyah Istri Rasulullah yang Sangat Dibenci Kaum Syiah

Ia menjadikan sesuatu baik, dan lainnya buruk dengan Tangan-Nya, dan Ia mengutamakan serta mengkhususkan di antar makhluknya, baik itu berupa manusia, tempat ataupun waktu. (Taisir Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, Abdurrahman as-Sa’di, 729-730)

Lailatul qadar adalah malam yang Allah pilih di antara malam-malam lainnya. Di dalamnya Allah taburkan keberkahan, Allah tebarkan rahmat dan Allah luaskan ampunan bagi siapa saja yang Ia kehendaki untuk mendapatkan keutamaannya.

 

Keutamaan Lailatul Qadar

Penjelasan keutamaan malam lailatul qadar Allah jelaskan dalam firman-Nya,

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ، تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ، سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam qadar itu? Malam qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadar: 1-5)

Malam lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Imam al-Qurthubi menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini adalah Allah menjadikan pada malam tersebut banyaknya kebaikan dan keutamaan. Maka mereka yang beribadah pada malam tersebut mendapatkan keutamaan ibadah selama seribu bulan. (Al-Jami’ Li Ahkami al-Quran, Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, 22/393)

Materi Khutbah Jumat: 4 Cara Meraih Ridha Allah ‘azza wajalla

Syaikh as-Sa’di menjelaskan bahwa Allah menurunkan malam qadar pada bulan Ramadhan sebagai bentuk Rahmat Allah atas hamba-hamba Nya. Disebut lailatul qadar karena keagungan dan kemuliaan yang telah Allah tetapkan di dalamnya. (Taisir Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, Abdurrahman as-Sa’di, 1098)

Kemuliaan malam lailatul qadar juga disebabkan karena pada malam tersebut Allah jadikan amal seorang hamba setara dengan amal yang dilakukan selama seribu bulan yang di dalamnya tidak terdapat malam yang sangat istimewa tersebut.

Maka malam lailatul qadar adalah kemuliaan bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan usia yang singkat, kita diberi kesempatan untuk mendapatkan kebaikan dalam hitungan yang besar.

 

Waktu Turunnya Malam Lailatul Qadar

Tidak ada nash dari al-Quran maupun hadits-hadits Nabi yang menyebutkan secara pasti kapan malam lailatul Qadar terjadi.

Akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan tanda-tanda malam lailatul qadar yang bisa kita ikuti sebagai petunjuk untuk meraihnya.

Dalam beberapa riwayat Rasulullah menyebutkan kapan seharusnya malam lailatul qadar dicari. Bahkan beberapa riwayat menyebutkan dengan begitu detail. Akan tetapi secara umum mengerucut pada riwayat yang menunjukkan bahwa malam lailatul qadar terjadi pada malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Artikel #MadrasahRamadhan: Visi dan Misi Madrasah Ramadhan

Pertama, Seperti sebuah hadits yang diriwayatkan oleh ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah malam lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Imam al-Bukhari dengan teks riwayat yang lebih detail, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah malam lailatul qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. al-Bukhari)

Kedua, hadits riwayat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ

Carilah malam lailatul Qadar pada tujuh malam terakhir (Ramadhan).” (HR. Muslim)

Waktu turunnya malam lailatul qadar adalah rahasia Allah. Tidak bisa dipastikan perihal kapan waktu turunnya secara pasti. Akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk mencarinya di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.

Terkhusus di malam-malam ganjil seperti yang telah disebutkan oleh hadits ‘Aisyah. Dan ini pendapat yang banyak disebutkan oleh para ulama perihal waktu turunnya malam lailatul qadar.

 

Meraih Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan

Teladan dan contoh terbaik untuk mendapatkan malam lailatul qadar tentulah dari apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam contohkan pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, waktu di mana dianjurkan untuk mencari lailatul qadar.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan perihal teladan Nabi pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. ‘Aisyah berkat:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika telah memasuki sepuluh hari terakhir (Ramadhan), beliau akan mengencangkan sabuknya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa makna dari Rasulullah mengencangkan sabuknya adalah beliau menjauhi istri-istri dan fokus beribadah dengan mengurangi tidurnya dan menghidupkan malam dengan amal-amal shaleh. Kemudian Rasulullah juga membangunkan keluarganya untuk mengerjakan shalat. (Fathu al-Bari Syarhu Shahih al-Bukhari, Ibnu Hajar al-Asqalani, 4/269)

Artikel Ramadhan: Semangat Sedekah di Bulan Ramadhan

Dalam riwayat lain juga dijelaskan, bahwa ibadah terbaik untuk meraih malam lailatul qadar adalah dengan menghidupkan malamnya. Seperti dalam riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barang siapa yang menghidupkan malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah) maka Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Muslim)

Poin penting dari riwayat-riwayat yang telah disebutkan adalah; bahwa cara untuk meraih malam yang lebih utama dari seribu bulan ini adalah dengan kesungguhan dalam beribadah yang berlandaskan iman dan mengharap pahala dari Allah Ta’ala.

Maka pada sepuluh malam terakhir, terkhusus malam-malam ganjil kita dianjurkan untuk lebih meningkatkan ibadah baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini juga diperkuat dengan keterangan dari ‘Asiyah radhiyallahu ‘anha:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ.

Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh (dalam ibadah) pada sepuluh malam terakhir (Ramadhan) yang tidak beliau lakukan di malam-malam lainnya.” (HR. Muslim)

 

Doa Malam Lailatul Qadar

Selain itu, Rasulullah juga menganjurkan untuk banyak berdoa ketika memasuki sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.

Sebagaimana sebuah hadits dari ‘Asiyah radhiyallahu ‘anha,

قُلْتُ: يَا رَسُولُ اللهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُوْلُ فِيْهَا؟

قَالَ: قُوْلِي اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah, jika aku mengetahui waktu turunnya lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan?’

Beliau menjawab, ‘Ucapkanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun Kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni, Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemaaf dan Maha Mulia, Engkau mencintai orang yang meminta ampun, maka ampunilah aku.” (HR. At-Tirmidzi)

Artikel Fikih Ramadhan: Keutamaan Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Malam lailatul qadar dengan segala kemuliaan dan keberkahan selalu bisa jadi motivasi bagi kaum muslimin untuk bergegas memompa semangat untuk meningkatkan ibadah demi mendapatkannya.

Sebagaimana petunjuk dari perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika memasuki sepuluh terakhir bulan Ramadhan; yaitu meng-upgrade kualitas dan kuantitas ibadah pada waktu-waktu tersebut.

Maka semoga dengan kesungguhan, niat yang ikhlas dan hati yang khusuk Allah perkenankan kita meraih malam lailatul qadar pada Ramadhan kali ini. Malam yang lebih baik dari hitungan seribu bulan. Wallahu a’lam. (Fajar Jaganegara/dakwah.id)

Topik Terkait

Fajar Jaganegara, S.pd

Pengagum sejarah, merawat ingatan masa lalu yang usang tertelan zaman. Mengajak manusia untuk tidak cepat amnesia. Pengagum perbedaan lewat khazanah fikih para ulama. Bahwa dengan berbeda, mengajarkan kita untuk saling belajar dan berlapang dada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *