materi kultum ramadhan tentara allah vs tentara setan dakwah.id

Materi Kultum 17: Tentara Allah vs Tentara Setan

Terakhir diperbarui pada · 1,987 views

Tulisan yang berjudul Tentara Allah vs Tentara Setan adalah seri ke-17 dari serial Materi Kultum Ramadhan yang ditulis oleh ustadz Muhammad Faishal Fadhli.

Perang adalah suatu keniscayaan. Meskipun manusia membenci peperangan, tetapi faktanya, mereka mempunyai senjata dan tentara yang selalu siap siaga menghadapi konfrontasi.

Ketika perundingan dan diplomasi berujung kebuntuan. Ketika kedua belah pihak sudah tidak bisa diajak saling kompromi. Ketika itulah, peperangan terjadi.

Dan meskipun perang membawa banyak kerugian, baik fisik atau psikis, nyatanya, perang tidak selamanya buruk. Terkadang, perang tercipta demi kebaikan manusia itu sendiri.

Contohnya perang membela akidah dan memperjuangkan kemuliaan agama Islam. Dan tidaklah Allah membenturkan dua kubu kekuatan; antara al-Haq dan al-Bathil, melainkan untuk kebaikan manusia.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ

Seandainya Allah tidak membenturkan antara sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” (QS. Al-Baqarah: 251)

Barisan Tentara Allah

Allah mempunyai banyak tentara baik di langit atau di bumi. Ketika rasul-rasul-Nya didustakan, para wali-Nya disakiti, maka pintu-pintu langit akan terketuk mengijabahi doa-doa para beriman yang memohon pertolongan. Dia akan mengerahkan seluruh pasukan-Nya demi menolong para kekasih-Nya yang diperangi.

Di antara bala tentara Allah yang sangat disiplin adalah para malaikat. Mereka ditugaskan untuk meneguhkan hati orang-orang beriman serta membantu mereka dalam peperangan,

“(Ingatlah), ketika Rabbmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman.” Kelak akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka.” (QS. Al-Anfal: 12)

Fenomena alam, binatang melata, dan serangga, juga bagian dari barisan tentara Allah. Contohnya seperti angin topan yang membadai, air bah yang menerjang, gempa yang dahsyat, ribuan laskar belalang, serdadu kutu, dan pasukan katak, sebagaimana disebutkan dalam al-Quran, semua itu bagian dari tentara Allah. Mereka ditugaskan untuk membinasakan manusia-manusia durhaka penantang azab.

Fa arsalnā ‘alaihimuṭ-ṭụfāna wal-jarāda wal-qummala waḍ-ḍafādi’a wad-dama āyātim mufaṣṣalāt, fastakbarụ wa kānụ qaumam mujrimīn.

Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf: 133)

Wa fī ‘ādin iż arsalnā ‘alaihimur-rīḥal-‘aqīm.

Dan (juga) pada (kisah kaum) ‘Ad, ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan.” (QS. Adz-Dzariyat: 41)

Fa da’ā rabbahū annī maglụbun fantaṣir. Fa fataḥnā abwābas-samā`i bimā`im mun-hamir.

Maka dia (Nuh) mengadu kepada Rabbnya, ‘Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).’ Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.” (QS. Al-Qamar: 10-11)

“Fa akhażat-humur-rajfatu fa aṣbaḥụ fī dārihim jāṡimīn.”

Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.” (QS. Al-A’raf: 78)

Kemudian, tentara terbaik Allah adalah manusia-manusia yang bertakwa. Hamba-hamba yang saleh dan ikhlas. Mereka mempunyai ciri-ciri, di antaranya yang tercantum dalam surah al-Mujadilah ayat 24.

Pertama, berpegang teguh dengan keimanan kepada Allah dan hari akhir. Hal ini menjadi motivasi mereka dalam berjuang untuk menjayakan Islam demi meraih rida Allah dan tak takut mati.

Kedua, berlepas diri dari para penentang Allah dan Rasul-Nya meskipun mereka adalah keluarga dan kerabat sendiri.

Seperti Abu Ubaidah bin al-Jarrah, membunuh ayahnya di Perang Badar. Mush’ab bin Umair membunuh saudaranya Ubaid bin Umair di Perang Uhud, dan Umar bin Khatthab membunuh pamannya al-Ash bin Hisyam di Perang Badar.

Komplotan Tentara Setan

Orang-orang kafir, Yahudi dan Nasrani, serta orang musyrik dan munafik, adalah musuh-musuh Allah yang nyata. Mereka tergabung dalam komplotan tentara setan. Namun, dari sekian banyak pengikut iblis, yang paling berbahaya bagi umat Islam adalah kaum munafik.

Dalam surah al-Mujadilah, sebelum membahas sifat-sifat tentara Allah, telah dibahas cukup detail karakteristik kaum munafik.

Pertama, bersahabat dengan musuh-musuh Islam, terutama Yahudi (ayat 14).

Kedua, suka bersumpah palsu untuk menguatkan propaganda kebohongan mereka (ayat 14—15).

Ketiga, menghalangi umat manusia dari jalan Allah (ayat 16).

Keempat, mengerahkan segenap potensi untuk menghancurkan Islam (ayat 17).

Kelima, menjadi pengabdi setan yang lalai dari mengingat Allah (ayat 19).

Artikel Sejarah: Wafatnya Sultan Al-Fatih dan Bahaya Interpretasi Orientalisme

Berkenaan dengan fenomena kelemahan dunia Islam hari ini, Syaikh Abdul Aziz bin Marzuq ath-Tharifi memandang bahwa penyebab utamanya bukan karena kedigdayaan Yahudi, tetapi karena ulah orang munafik,

اَلْيَهُوْدُ وَالرَّافِضَةُ مِنْ أَجْبَنِ الْأُمَمِ، فَإِذَا كَانَ لَهُمْ قُوَّةٌ وَنُصْرَةٌ وَسُلْطَانٌ فَلَيْسَ لِشَجَاعَتِهِمْ، وَإِنَّمَا لِهَوَانِ غَيْرِهِمْ، وَلِهَذَا لَيْسَ لَهُمْ فُتُوْحَاتٍ فِي التَّارِيْخِ إِلَّا بِغَيْرِهِمْ

Yahudi dan Rafidhah adalah umat paling pengecut. Seandainya mereka mempunyai kekuatan, kemenangan, dan kekuasaan, maka hal itu bukan hasil dari keberanian mereka. Melainkan karena keterkehinaan umat selain mereka.”

كَانَ الْمُنَافِقُوْنَ—مَعَ قِلَّتِهِمْ—زَمَنَ النَّبِيِّ ﷺ سَبَباً فِي تَأَخُّرِ النَّصْرِ عَلَى الْيَهُوْدِ، وَالْيَوْمَ يَتَأَخَّرَ النَّصْرُ أَكْثَرُ لِأَنَّ الْمُنَافِقِيْنَ أَكْثَرُ مِنَ الْيَهُوْدِ.

Orang munafik, dengan sedikitnya jumlah mereka pada masa Nabi, menjadi sebab terlambatnya kemenangan melawan orang Yahudi. Dan hari ini, kemenangan tertunda, karena jumlah orang munafik, lebih banyak daripada jumlah orang Yahudi.”

Maka apabila sekarang kita kewalahan menghadapi Yahudi-Zionis-Israel yang terus-menerus menjajah Palestina, kaum muslimin di sekitar Masjid al-Aqsha selalu disiksa bahkan di bulan Ramadhan, itu bukan karena Yahudi hebat. Melainkan karena perjuangan umat Islam dilemahkan oleh kaum munafik. Nas’alullāha al-‘Āfiyah.

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنِ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَالْمُنَافِقِيْنَ، أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. آمِيْنْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thariiq. (Muhammad Faishal Fadhli/dakwah.id)

Baca juga artikel Materi Kultum Ramadhan atau artikel menarik lainnya karya Muhammad Faishal Fadhli.

Penulis: Muhammad Faishal Fadhli
Editor: Ahmad Robith

Artikel Materi Kultum Ramadhan sebelumnya:

Topik Terkait

Muhammad Faishal Fadhli

Pengkaji Literatur Islami. Almnus Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor angkatan 14.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *