Khutbah Jumat II Membaca al Quran saja belum cukup pahami juga artinya-dakwah.id

Materi Khutbah Jumat: Membaca al-Quran saja Belum Cukup, Pahami Juga Artinya!

Terakhir diperbarui pada · 18,894 views

Materi Khutbah Jumat
Membaca al-Quran saja Belum Cukup, Pahami Juga Artinya!

Pemateri: Sodiq Fajar

 

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ:

 

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Puji syukur atas ke hadirat Allah ‘azza wajalla yang telah memberi kita berbagai macam kenikmatan. Sehingga pada siang hari yang berbahagia ini, kita masih dikaruniai kesempatan untuk melaksanakan salah satu di antara kewajiban yang dibebankan Allah ‘azza wajalla kepada hamba-Nya yang muslim, berakal, mampu, dan sudah baligh.

Shalawat serta salam senantiasa kita lantunkan kepada Nabi kita Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan kepada seluruh orang shalih yang senantiasa berpegang teguh pada jalan perjuangannya.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kami wasiatkan kepada diri kami, juga kepada jamaah sekalian, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah ‘azza wajalla. Sebab, hanya dengan takwa yang menghujam kuat dalam sanubari kita inilah, kita mendapatkan jaminan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ

Berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ramadhan telah meninggalkan kita. Berganti bulan Syawal.

Belum lapuk dari ingatan kita, betapa di bulan Sya’ban lalu, kita begitu merindukan hadirnya bulan Ramadhan. Hari demi hari kita hitung mundur. Di sosial media banyak kita jumpai gambar dan broadcast yang mengingatkan akan dekatnya bulan Ramadhan.

40 hari lagi Ramadhan tiba. 20 hari lagi Ramadhan tiba. 10 hari lagi Ramadhan tiba. 3 hari lagi Ramadhan tiba. 1 hari lagi Ramadhan tiba. Kita sudah bersiap apa?

Setelah Ramadhan tiba, kita begitu antusias menyambutnya dengan berbagai macam persiapan; persiapan jasmani, persiapan rohani, persiapan logistik, menyusun jadwal menu untuk buka dan sahur, hingga persiapan untuk menyambut hari raya Idul Fitri.

Berbagai kegiatan keislaman diikuti. Mulai dari shalat tarawih di masjid secara berjamaah bersama saudara muslim yang lain, tadarus al-Quran setelah shalat tarawih, kajian bakda Subuh, pengajian ahad pagi, Tablig Akbar, hingga pengajian buka bersama.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Di awal Ramadhan, hampir di setiap kultum dan ceramah selalu terdengar di telinga kita satu firman Allah ‘azza wajalla,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Maqashid syari’ah; tujuan dari adanya syariat puasa Ramadhan adalah terbentuknya pribadi yang bertakwa kepada Allah ‘azza wajalla.

Jadi, seluruh bentuk ibadah yang kita kerjakan di bulan Ramadhan, baik yang hukumnya wajib, atau pun hukumnya sunnah, semestinya mengantarkan kita pada peningkatan ketakwaan.

Jika ternyata setelah Ramadhan usai, berbagai macam bentuk ibadah yang telah kita laksanakan selama bulan Ramadhan penuh tersebut ternyata sama sekali tidak memberikan dampak peningkatan takwa pada diri kita, maka, pertanyaan yang patut kita ajukan pada diri kita masing-masing adalah, “Apakah saya telah melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan dengan benar?”

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Tilawatul Quran, atau lebih sering disebut dengan tadarus, adalah aktivitas yang paling sering dilakukan setiap muslim di bulan Ramadhan selain shalat tarawih. Banyak saudara-saudara kita yang sangat bersemangat untuk mengkhatamkan al-Quran.

Ada yang membuat target sehari selesai membaca 1 juz. Ada yang membuat target sehari membaca 2 juz. Ada yang membuat target sebulan khatam sekali, khatam dua kali, khatam tiga kali, bahkan, ada yang menargetkan khatam 10 kali selama bulan Ramadhan.

Karena pada bulan Ramadhan setan-setan dibelenggu, banyak kaum muslimin yang menjadi mudah untuk memegang dan membaca al-Quran setiap harinya.

Ada yang menjadwalkan setiap sebelum dan sesudah shalat membaca al-Quran. Ada yang menjadwalkan setiap selesai shalat tarawih untuk tadarus al-Quran. Mereka sangat ringan untuk duduk berjam-jam bersama saudara muslim lainnya dalam rangka menyelesaikan target membaca al-Quran.

Allah ‘azza wajalla berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)

Allah ‘azza wajalla telah memuliakan Ramadhan dengan diturunkannya al-Quran pada bulan tersebut. Sehingga, bagi siapa pun yang menyadari akan keutamaan membaca al-Quran di bulan Ramadhan, tentu ia akan berlomba-lomba untuk meraih keutamaan tersebut.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ada hal yang cukup menarik tentang membaca al-Quran di bulan Ramadhan di mana hal ini jarang diperhatikan oleh kaum muslimin.

Bagaimana bisa membaca al-Quran dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ‘azza wajalla?

Apa sebenarnya maksud yang tersimpan di balik berbagai motivasi baik dari al-Quran atau pun dari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memperbanyak membaca al-Quran di bulan Ramadhan?

Ini yang sering kita luput untuk merenunginya. Semangat kaum muslimin dalam mengkhatamkan al-Quran di bulan Ramadhan adalah sebentuk kebaikan yang harus diapresiasi dan dipertahankan hingga menjadi kebiasaan.

Namun, umat Islam tidak semestinya merasa cukup dengan hanya membaca al-Quran saja. Umat Islam tidak semestinya merasa cukup jika telah mengkhatamkan al-Quran sekali selama bulan Ramadhan, dua kali, tiga kali, empat kali, atau bahkan lima kali.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu khatam baca al-Quran tiap malam selama bulan Ramadhan.

Qatadah bin Nu’man, sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di hari biasa selain Ramadhan mengkhatamkan al-Quran tujuh hari sekali. Ketika Ramadhan mengkhatamkan al-Quran tiga hari sekali, dan ketika masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, mengkhatamkan al-Quran tiap hari sekali.

Imam asy-Syafii mengkhatamkan al-Quran sebanyak 60 kali selama bulan Ramadhan, itu pun selain bacaan yang dibaca ketika shalat.

Dan masih banyak lagi kisah menakjubkan para ulama salaf dalam berinteraksi dengan al-Quran selama bulan Ramadhan.

Ada yang mengatakan, khatam al-Quran sebanyak itu, apa nggak makruh hukumnya, karena pasti bacanya cepat sekali?

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menjelaskan, larangan untuk mengkhatamkan al-Quran kurang dari tiga hari itu berlaku bagi orang yang menjadikannya kebiasaan di hari biasa.

Sedangkan jika itu dilakukan di waktu tertentu yang memiliki keutamaan, seperti ketika bulan Ramadhan, atau dilakukan di tempat yang memiliki keutamaan, seperti ketika berada di Mekkah al-Mukarramah, maka mengkhatamkan al-Quran kurang dari tiga hari dibolehkan demi meraih keutamaan waktu atau tempat semaksimal mungkin.

Yang terpenting dalam hal ini adalah memperbanyak pahala dari membaca al-Quran.

Kira-kira, apakah hanya dengan memperbanyak baca al-Quran di bulan Ramadhan, ketakwaan seseorang dapat meningkat dengan sendirinya?

Tentu saja tidak.

Ada hal lain yang menyebabkan seseorang meraih peningkatan takwa di balik semangat membaca al-Quran di bulan Ramadhan.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Al-Quran adalah pedoman hidup manusia. Siapa saja yang menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat, al-Quran lah pedoman satu-satunya.

Seluruh tata kehidupan manusia terdapat di dalam al-Quran. Seluruh petunjuk kehidupan manusia terdapat di dalam al-Quran.

Seluruh petunjuk untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia, ada di dalam al-Quran. Seluruh petunjuk untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat, ada di dalam al-Quran.

Maka, untuk dapat mengetahui seluruh petunjuk tersebut, hanya dapat dilakukan dengan memperbanyak membaca al-Quran. Semakin sering khatam membaca al-Quran, mulai dari surat al-Fathihah hingga surat an-Nas, lalu diulang lagi, diulang lagi, maka semakin sering seseorang berjumpa dengan firman-firman Allah ‘azza wajalla yang memuat pedoman hidup tersebut.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Di balik motivasi mengkhatamkan al-Quran, tersimpan maksud agar diri kita lebih sering lagi berjumpa dengan firman Allah ‘azza wajalla.

Semakin sering kita berjumpa dengan firman Allah ‘azza wajalla, semakin mudah kita memahami betapa luasnya ruang lingkup syariat Islam ini. Semakin sering kita membaca firman Allah ‘azza wajalla dalam al-Quran, semakin dalam pemahaman kita terhadap makna “Islam itu satu-satunya agama yang sempurna”.

Semakin sering kita membaca firman Allah ‘azza wajalla dalam al-Quran, kita semakin paham terhadap apa saja perintah-perintah Allah ‘azza wajalla yang harus dikerjakan. Semakin sering kita menelaah isi al-Quran, kita semakin mengerti apa saja larangan-larangan Allah ‘azza wajalla yang harus dijauhi.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ketika kita khatam al-Quran sekali selama bulan Ramadhan, maka kita akan membaca ayat larangan riba satu kali. Ketika kita khatam al-Quran dua kali selama bulan Ramadhan, maka kita akan menjumpai ayat larangan zina sebanyak dua kali.

Jika kita khatam al-Quran tiga kali selama bulan Ramadhan, maka kita akan menjumpai firman Allah ‘azza wajallaInnad diina ‘indallahiil Islam” (Agama yang diridhai Allah hanyalah Islam) sebanyak tiga kali.

Jika kita khatam al-Quran empat kali selama bulan Ramadhan, maka kita akan menjumpai firman Allah ‘azza wajallawa man lam yahkum bi maa anzalallah fa ulaika humul kafirun” (Barang siapa tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir. (QS. Al-Mā`idah: 44) sebanyak empat kali.

Semakin sering kita mengkhatamkan al-Quran selama bulan Ramadhan, maka semakin sering pula kita mengulang firman-firman Allah ‘azza wajalla yang di dalamnya memuat aturan-aturan Islam.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Lantas, apa yang menyebabkan kita tidak merasakan adanya pertambahan ketakwaan kepada Allah ‘azza wajalla padahal di antara kita ada yang khatam al-Quran sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, bahkan mungkin 10 kali selama bulan Ramadhan?

Kenapa tidak ada perubahan sedikit pun pada diri kita?

Itu mungkin karena kita hanya sebatas membaca lafal ayat al-Qurannya saja tanpa tahu apa arti yang kita baca.

Ketika tilawah kita melewati ayat-ayat yang menjelaskan riba, kita tidak tahu kalau itu ayat-ayat yang menunjukkan haramnya riba.

Ketika tilawah kita melewati ayat-ayat haramnya zina, kita tidak tahu kalau itu ayat-ayat yang menunjukkan haramnya zina.

Ketika tilawah kita melewati ayat-ayat haramnya judi, kita tidak tahu kalau itu ayat-ayat yang menunjukkan haramnya judi.

Kita hanya membaca lafalnya saja, tanpa tahu artinya, apalagi tafsirannya. Lantas, bagaimana kita akan mendapatkan manfaat berupa peningkatan takwa? Yang kita dapatkan hanya sebatas pahala membaca saja.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Oleh karena itu, pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, mari kita naikkan level ibadah kita.

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَالُهَا

Maka tidakkah mereka menghayati al-Quran ataukah hati mereka sudah terkunci?” (QS. Muhammad: 24)

Jika pada Ramadhan kemarin kita telah mampu melatih diri untuk mengkhatamkan al-Quran sekali, dua kali, tiga kali, atau bahkan lebih, selepas Ramadhan kali ini, mari kita biasakan untuk mengkhatamkan tilawah al-Quran plus terjemahannya.

Jika mampu, akan lebih baik lagi mulai membiasakan membaca tafsir al-Quran. Di zaman modern saat ini, tidak lah sulit untuk mendapatkan buku-buku tafsir al-Quran. Kita bisa mendapatkannya secara mudah di toko-toko buku terdekat. Kita juga bisa mendapatkannya secara gratis di internet dalam format copy digital.

Jika dalam satu hari kita telah membiasakan diri membaca al-Quran satu juz, mulai sekarang mari kita biasakan membaca al-Quran plus terjemahannya. Jika tak sanggup satu juz sehari, bisa dikurangi setengah juz sehari plus baca terjemahannya. Syukur-syukur, masih diberi kesanggupan dan kemauan untuk tetap membaca al-Quran satu juz sehari plus membaca terjemahannya.

Semoga dengan cara ini, kita mendapatkan manfaat yang lebih banyak dari al-Quran yang kita baca setiap hari. Tak hanya sekedar mendapat pahala membacanya saja, bahkan kita akan mendapat pahala mentadaburi al-Quran, juga mendapat faidah dan ilmu yang terkandung di dalam al-Quran sebagai bekal untuk beramal dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga Allah ‘azza wajalla mudahkan segala urusan kita. Aamiin.

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Semoga nasehat-nasehat dalam khutbah Jumat pada siang hari ini benar-benar menyadarkan diri kita masing-masing bahwa menjadi hamba Allah ‘azza wajalla yang bertakwa itu butuh perjuangan yang tidak bisa dibilang ringan.

Namun yakinlah, di balik beratnya perjuangan untuk bertakwa kepada Allah ‘azza wajalla, Allah ‘azza wajalla telah siapkan kejutan yang begitu indah di akhirat kelak, yakni ridha Allah ‘azza wajalla dan Jannah-Nya sebagai tempat kembali yang sesungguhnya.

Al-Quran adalah kita suci kita. Al-Quran adalah pedoman hidup kita. Maka, sudah semestinya kita kerahkan daya upaya untuk memelajari seluruh isinya untuk kemudian diamalkan.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمنًا مُطْمَئِنًّا قَائِمًا بِشَرِيْعَتِكَ وَحُكْمِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمّ ارْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة

Download PDF Materi Khutbah Jumat dakwah.id
Membaca al-Quran saja Belum Cukup, Pahami Juga Artinya!
di sini:

Download PDF

Materi khutbah Jumat sebelumnya:
Khutbah Jumat: Berlomba Menyambut Bulan Ramadhan

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

0 Tanggapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *