Khutbah Jumat Singkat Maulid Nabi Momen Berbenah Diri dakwah.id

Khutbah Jumat Singkat: Maulid Nabi Momen Berbenah Diri

Terakhir diperbarui pada · 3,788 views

Khutbah Jumat Singkat
Maulid Nabi Momen Berbenah Diri

Pemateri: Nofriyanto, M.Ag

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَشْكُرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَـيِّـئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَحَ الْأُمَّةَ فَجَزَاهُ اللهُ عَنَّا خَيْرَ مَا جَزَى نَبِيًّا مِنْ أَنْبِيَائِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى ءَالِهِ سَلَامًا كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ، فَإِنِّي أُحِبُّكُمْ فِي اللهِ وَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، فَوَاللهِ تَقْوَى اللهِ مَا جَاوَرَتْ قَلْبَ امْرِئٍ إِلاَّ وَصَلَ.

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Saat ini kita berada di bulan maulid nabi, bulan kelahiran baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Selaku umatnya, selain bersyukur, mengingat dan memperingati salah satu momentum terbaik ini, dan juga agar lebih bermakna dari pada sekedar formalitas dan rutinitas belaka, maka sudah selayaknya kita jadikan ia sebagai momentum untuk merefleksikan diri kita yang mengaku pengikut beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dalam al-Quran Allah subhanahu wata’ala sangat sering menyebutkan kemuliaan baginda Nabi serta tujuan risalah beliau, antara lain…

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah: 128)

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Allah subhanahu wata’ala telah memakaikan kepada baginda pakaian keindahan, kesempurnaan, kepemimpinan, dan menjadikannya sebagai suri teladan yang baik umat manusia, sebab, sejatinya peradaban umat manusia setelah beliau diutus sangat jauh berbeda dengan saat sebelumnya.

Dalam shalat kita membaca, “Ihdinā Shirāthal Mustaqīm”, yang artinya, “Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

Mari merenung sejenak. Bukankah permohonan dan doa kita tersebut sebenarnya telah Allah jawab? Bagaimanakah seharusnya kita berjalan dalam kehidupan ini, dan jalan yang mana yang disebut sebagai jalan yang lurus tersebut?

Di mana kita bisa menemukan jawaban tersebut? Melalui firmannya kepada Nabi tercinta,

وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

Sesungguhnya Engkau (Muhammad) betul-betul menunjukkan kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syura: 52)

Yang mana juga dalam ayat lainnya Allah berfirman,

وَاِنْ تُطِيْعُوْهُ تَهْتَدُوْاۗ

“Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.(QS. Nur: 54)

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Semua itu karena di antara tujuan hidup kita di dunia ini ialah kita bisa berjalan di atas jalan yang benar, jalan kebenaran, jalan terang benderang, jalan lurus tak melenceng ke kanan atau ke kiri, bukan jalan kebatilan dan kesengsaraan.

Jalan yang telah Allah pilih dan peringatkan,

وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ

Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.” (QS. Al-An’am: 153)

Sejatinya peristiwa kelahiran Baginda Nabi, kita memperingatkan diri kita sendiri betapa besar daya upaya yang telah kita kerahkan dalam memegang teguh dan menjalankan sunah-sunahnya, karena beliau adalah suri teladan, contoh hidup nyata, yang mana keselamatan, kesuksesan, kebahagiaan, ketenteraman bergantung kepada betapa konsistennya kita berada di atas jalan yang telah beliau gariskan dan kita tapaki.

Habibuna al-Musthafa telah meninggalkan kita umatnya di atas jalan yang terang benderang. Maka barang siapa yang berjalan di atas jalan itu, ia pasti selamat. Tidak tersesat. Tidak pula sekedar tergelincir.

Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh syafī’una al-habib Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa’ nomor 3338 (5/1323),

 ‌تَرَكْتُ ‌فِيكُمْ ‌أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

Aku tinggalkan untuk kalian dua bekal. Kalian tidak akan pernah tersesat selama berpegang teguh pada keduanya: al-Quran dan sunah nabi-Nya. 

Jalan hidup dan jalan juang kita jelas. Begitu pula halnya dengan tujuan hidup kita.

Materi Khutbah Jumat: Rahmat Allah Begitu Luas

Hal yang paling penting yang senantiasa harus ada di dalam benak, hati, dan sanubari kita ialah bagaimana cara agar himmah dan semangat hidup kita senantiasa hidup di bawah naungan dan tuntunan al-Quran dan as-Sunnah dalam menapaki jalan kebenaran.

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Sebaliknya, jika kita berpaling dari jalan kebenaran, dan semakin jauh jarak dan ketergantungan kepada al-Quran dan sunah Nabinya, maka semakin tersesat dan tergelincir kita dari jalan tersebut.

Arah dan tujuan hidup akan menyimpang tak tentu arah. Pikiran, perasaan, perbuatan, perpolitikan, pendidikan, bahkan kehidupan semakin menyimpang.

Padahal Rabbul Izzati senantiasa mengingatkan segenap hamba-Nya dalam firman-Nya,

قُلْ هٰذِهٖ سَبِيْلِيْٓ اَدْعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ ۗعَلٰى بَصِيْرَةٍ اَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ

Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin.” (QS. Yusuf: 108)

Kita mengikuti beliau bukan sekedar ikut-ikutan, melainkan kita mengikuti berdasarkan ilmu yang nyata atas kebenaran yang beliau bawa. Ikut kepada manhaj mulia yang beliau gariskan.

Karena sejatinya dalam Islam, habibuna Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berkata dan memerintahkan kita “Tutup matamu dan ikuti aku!” melainkan “Gunakan akalmu, buka matamu dan ikuti aku!”

Di bulan mulia kelahiran baginda Nabi banyak hal yang perlu kita perbaharui. Antara lain, mari kita perbarui sumpah setia kita kepada rasul kita al-musthafa, kita perbarui loyalitas kita kepadanya, kita tata ulang hidup kita dengan tatanan al-Quran dan sunahnya. Agar senantiasa kita berada di atas jalan hidayah, jalan lurus, jalan kebenaran.

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Di antara hal yang kita butuhkan saat ini ialah, mari kita hidup bersama Rasulullah, hidup bersama sunahnya.

Mari kita senggangkan waktu untuk membaca sirah kehidupan beliau. Membaca dengan bacaan yang menjadi pedoman. Menjadi kompas arah kehidupan. Menjadi pegangan dalam setiap langkah dan gerak hidup kita.

Memang seperti itulah sejatinya yang harus dilakukan umatnya. Seberapa teguh dan konsistennya umat kepada sunah nabi-Nya, maka pertolongan Allah akan datang.

Sebaliknya, semakin berpaling umat dari sunah nabi-Nya, maka semakin kerdil, semakin hina, dan semakin jauh dari kemenangan. Karena sejatinya sumber kekuatan kita adalah hidup bersama beliau rūhan wa jasadan hisssan wa ma’nan.

Maka, tidak berlebihan jika dikatakan yang kita butuhkan saat ini adalah amalan. Yang kita butuhkan adalah kejujuran. Yang kita butuhkan adalah keikhlasan dan kesungguhan dalam menapaki jalan kebenaran yang telah beliau gariskan.

Yang kita butuhkan sekarang adalah kebangkitan. Kebangkitan umat. Kebangkitan himmah. Agar kita bisa menjadi para penyeru kebenaran pelanjut estafet risalah kenabian. Menunjukkan umat manusia kepada jalan kebaikan dan keselamatan.

Saudaraku, kaum muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Demikianlah khutbah Jumat dalam momentum maulid Nabi mulia yang bisa khatib sampaikan. Semoga Allah memuliakan kita dan menganugerahkan daya upaya dan kekuatan kepada kita untuk istiqamah menapaki jalan dan sunnahnya. Kemudian mengumpulkan kita di hari kiamat bersama para rasul, anbiya’, shiddiqin wa shalihin. Aamin ya Rabbal ‘Alamin.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَشْكُرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّـئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى كُلِّ رَسُوْلٍ أَرْسَلَهُ.

أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ، فَإِنِّيْ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَافْعَلُوْا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّـهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ءَالِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ءَالِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، يَقُوْلُ الله تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْۚ اِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ. يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّآ اَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكٰرٰى وَمَا هُمْ بِسُكٰرٰى وَلٰكِنَّ عَذَابَ اللّٰهِ شَدِيْدٌ.

اَللَّـهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، اَللَّـهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضَالِّيْنَ وَلَا مُضِلِّيْنَ، اَللَّـهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وَءَامِنْ رَوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهمَّنَا وَقِنَا شَرَّ مَا نَتَخَوَّفُ.

عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. اُذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ يَزِدْكُمْ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Download PDF Materi Khutbah Jumat Singkat dakwah.id
Maulid Nabi Momen Berbenah Diri di sini:

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Nofriyanto, M.Ag

Dosen Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UNIDA GONTOR, Direktorat Islamisasi UNIDA GONTOR, Alumni Program Kaderisasi Ulama Gontor angkatan VII, Konsentrasi bidang pemikiran Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *