12 Keutamaan Shalat Malam dalam Al-Quran dan Hadits Shahih-dakwah.id

12 Keutamaan Shalat Malam dalam Al-Quran dan Hadits Shahih

Terakhir diperbarui pada · 27,100 views

Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang sulit untuk melaksanakan shalat malam atau shalat tahajud. Salah satunya adalah ketidaktahuan tentang keutamaan shalat malam itu sendiri.

Sebab, meski bukan amalan yang hukumnya wajib untuk dilaksanakan, shalat malam memiliki banyak keutamaan atau fadhilah.

Jika setiap muslim mengetahui dan meresapi dengan baik setiap keutamaan shalat malam, insyaallah ghirah atau semangat untuk melaksanakan shalat malam akan terus tumbuh dan terjaga.

Shalat malam atau shalat tahajud yang diawali dengan shalat dua rekaat-dua rekaat dan ditutup dengan shalat Witir tiga rekaat adalah salah satu dari amalan dalam rangkaian ibadah qiyamul lail.

Ada banyak sekali keutaman shalat malam, Syaikh DR. Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani dalam tulisannya, Shalatu ath-Thathawwu’, menyebutkan ada 12 keutamaan shalat malam yang jika dipahami dengan baik, insyaallah dapat membangkitkan semangat untuk melaksanakannya.

 

Keutamaan Shalat Malam ke-1: Shalat Malam adalah amalan sunnah yang sangat diperhatikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu betul seberapa besar keutamaan shalat malam. Sehingga beliau selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan shalat malam.

Padahal, beliau adalah sosok Rasul yang telah mendapat jaminan sebagai hamba Allah ‘azza wajalla yang ma’shum; bersih dari segala dosa.

Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak.

Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya, “Kenapa engkau berbuat begitu, wahai Rasulullah? Bukankah Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang?

Beliau menjawab,

أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا

Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?.” (HR. Al-Bukhari No. 4837; HR. Muslim No. 2820)

Dalam hadits lain, al-Mughirah radhiyallahu ‘anhu menceritakan,

قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَوَرَّمَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، قَالَ: أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak.”

Ada yang bertanya, “Kenapa Engkau berbuat demikian, wahai Rasulullah? Bukankah Allah telah mengampuni  dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang?

Beliau menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?.” (HR. Al-Bukhari No. 4873; HR. Muslim No. 2819)

Baca juga: Fikih Prioritas: Amalan Mana yang Harus Didahulukan?

Sungguh menarik kalimat yang diungkapkan oleh salah seorang sahabat Nabi,

Di antara kami ada Rasulullah yang selalu membacakan ayat-ayat Rabbnya.

Bila cahaya fajar mulai menyingsing dari ufuk dunia,

Beliau berada di malam hari dengan menjauhkan tubuhnya dari pembaringan,

Kala orang-orang kafir sudah terlelap pulas di tempat tidur mereka. (syair ini disebutkan berasal dari Abdullah bin Rawahah)

 

Keutamaan Shalat Malam ke-2: Shalat malam adalah penyebab terbesar masuk ke dalam surga

Diriwayatkan dari Abdullah bin Salam, ia menceritakan,

“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, kaum muslimin berkumpul mengerumuni beliau. Sebagian di antara mereka berkata, ‘Rasulullah sudah datang, Rasulullah sudah datang,’ sebanyak tiga kali. Aku pun ikut datang di tengah kerumunan orang banyak untuk dapat melihat beliau. Ketika wajah beliau terlihat jelas olehku, aku pun segera menyadari bahwa wajah beliau bukanlah wajah seorang pendusta. Yang pertama kali terdengar dari ucapan beliau adalah,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

Wahai kaum muslimin, sebarkanlah salam, berikanlah makan kepada fakir miskin, peliharalah hubungan dengan silaturahmi, shalatlah di waktu malam ketika orang banyak sedang tertidur lelap, niscaya kalian akan masuk surga dengan aman.’” (HR. Ibnu Majah No. 3251, 1334; At-Tirmidzi No. 2485, 1984; HR. Al-Hakim, 3/13; HR. Ahmad, 5/451, dishahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah No. 569; Irwa’ul Ghalil, 3/239)

Baca juga: Materi Khutbah Jumat: Pilih Bersama Musa, atau Bersama Firaun?

Sungguh menarik apa yang diungkapkan oleh seorang penyair,

ألهتك لذةُ نومةٍ عن خير عيشٍ

مع الخيرات في غرف الجنان

تعيش مخلداً لا موت فيها

وتنعم في الجنان مع الحسانِ

تيقظ من منامك إنَّ خيراً

من النوم التهجدُ بالقران

 

Sungguh, kenikmatan tidur sekejap telah melalaikan dirimu dari mendapat kebahagiaan hidup sesungguhnya,

Dengan segala kebaikan yang menanti di kamar-kamar surga,

Di sana engkau hidup selamanya, tanpa kematian di dalamnya,

Engkau akan merasa nyaman di dalamnya dengan segala kebaikannya,

Bangkitlah dari tidurmu, untuk sebuah kebaikan,

Meninggalkan tidurmu demi shalat malam dan membaca al-Quran.

(Qiyamul Lail, Imam Muhammad bin Nashr al-Marwazi, 90; At-Tahajjud wa Qiyamul Lail, Ibnu Abid Dunya, 317, Bait syair ini dikatakan milik Malik bin Dinar)

 

Keutamaan Shalat Malam ke-3: Shalat malam termasuk penyebab terangkatnya derajat

Dasarnya adalah hadits Abu Malik al-Asy’ari, iamenceritakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرْفَةً يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا أَعَدَّهَا اللَّهُ لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَلَانَ الْكَلَامَ، وَتَابَعَ الصِّيَامَ وَصَلَّى وَالنَّاسُ نِيَامٌ

Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya memperlihatkan sisi-sisi dalamnya, dan bagian dalamnya memperlihatkan sisi-sisi luarnya; Allah mempersiapkannya bagi orang yang suka memberi makan fakir miskin, selalu berbicara lembut, melaksanakan banyak shaum, menyebarkan salam, dan bangun malam kala banyak orang sedang tidur lelap.” (HR. Ahmad, 5/343; HR. Ibnu Hibban No. 641; At-Tirmizi No. 2527; dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmizi, 2/311, Shahih al-Jami’ No. 2119, 2/220)

 

Keutamaan Shalat Malam ke-4: Orang yang memelihara shalat malam adalah orang yang berhak mendapatkan rahmat Allah dan Surga-Nya

Sala satu ciri orang yang beriman adalah waktu ibadah mereka lebih banyak dari waktu tidur mereka. Terutama ibadah di malam hari. Mereka disebut Allah ‘azza wajalla sebagai orang-orang yang mendapat kemenangan. Mereka mendapat janji rahmat Allah dan Surganya Allah ‘azza wajalla.

Sebagaimana firman Allah ‘azza wajalla,

كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ. وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 17,18)

 

Keutamaan Shalat Malam ke-5: Allah memuji orang-orang yang bangun malam sebagai hamba yang shalih dan disebut Ibadurrahman

Allah ‘azza wajalla berfirman,

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا. وَالَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَّقِيَامًا

Adapun Ibadurrahman itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam,” Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.” (QS. Al-Furqan: 63, 64)

12 Keutamaan Shalat Malam dalam Al-Quran dan Hadits Shahih2-dakwah.id

Keutamaan Shalat Malam ke-6: Allah memberi persaksian terhadap iman mereka yang sempurna

Allah ‘azza wajalla berfirman,

اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ. تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. As-Sajdah: 15,16)

Baca juga: Keberanian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Memperjuangkan Islam

Keutamaan Shalat Malam ke-7: Allah tidak menyamakan mereka dengan yang lain dari kalangan yang tidak memiliki sifat seperti mereka

Allah ‘azza wajalla berfirman,

اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ

“(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.(QS. Az-Zumar: 9)

 

Keutamaan Shalat Malam ke-8: Shalat malam dapat menghapus dosa-dosa, menghilangkan kesalahan

Dalam hadits Abu Umamah disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَنْهَاةٌ لِلإِثْمِ.

Hendaknya kalian semua melaksanakan shalat malam. Karena itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah, penghapus kesalahan, dan pencegah dari dosa.” (HR. At-Tirmizi No. 3549; HR. Al-Hakim, 1/308; HR. Al-Baihaqi, 2/502; dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih at-Tirmizi, 3/178)

 

Keutamaan Shalat Malam ke-9: Shalat malam adalah shalat yang paling utama setelah shalat wajib

Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan secara marfu’ disebutkan,

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ، الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ، صِيَامُ شَهْرِ اللهِ الْمُحَرَّمِ

Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam. Dan sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan muharram.” (HR. Muslim No. 1163)

 

Keutamaan Shalat Malam ke-10: Kehormatan seorang mukmin terletak pada shalat malam

Dasarnya adalah hadits Sahal bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu bahwa Jibril pernah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata,

يا محمد! عشْ ما شئتَ فإنكَ ميِّت، واعمل ما شئتَ فإنك مَجزيٌّ به، وأحبب من شئت فإنَّك مفارقُه، واعلم أنَّ شَرفَ المؤمن قيامُ الليل، وعزَّه استغناؤه عن الناس

Wahai Muhammad, silakan engkau hidup sesukamu, karena engkau akan mati juga. Cintailah siapa yang engkau kehendaki, karena engkau pasti berpisah dengannya. Berbuatlah sesuka hatimu, karena engkau akan diberi ganjaran.”

Kemudian Jibril melanjutkan,

Wahai Muhammad, sesungguhnya kehormatan seorang mukmin itu pada shalat malamnya. Kemuliaannya adalah ketika ia tidak meminta-minta kepada orang lain.”

(HR. Al-Hakim, 4/325; dishahihkan oleh adz-Dzahabi, dihasankan sanadnya oleh al-Munziri dalam At-Targhib wa at-Tarhib, 1/640. Dinisbatkan kepada ath-Thabrani dalam al-Ausath, dishahihkan oleh al-Haitsami dalam Majma’uz Zawaid, 2/252. Dinisbatkan kepada ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan dihasankan oleh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah No. 831)

 

Keutamaan Shalat Malam ke-11: Shalat malam menyebabkan pelakunya berhak mendapatkan iri/hasad dari orang lain

Kenapa orang yang terbiasa shalat di waktu malam dan siang berhak mendapat hasad dari orang lain? karena pahala shalat malam dan siang itu besar sekali. Shalat malam dan siang merupakan kebaikan di dunia dan di akhirat.

Dasarnya adalah hadits Abdullah bin Umar yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا، فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ

Tidak boleh bersikap hasad selain terhadap dua orang; orang yang diberi anugerah hafalan al-Quran, lalu ia gunakan untuk shalat malam dan shalat di siang hari; dan orang yang Allah ‘azza wajalla berikan anugerah harta, lalu ia gunakan untuk berinfak siang dan malam.” (HR. Muslim No. 815)

Baca juga: Pengertian Syariat Islam yang Perlu Anda Pahami dengan Baik

Dalam hadits lain, hadits Abdullah bin Mas’ud yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً، فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

Tidak dibolehkan hasad selain terhadap dua orang: orang yang Allah ‘azza wajalla beri kuasa memiliki harta lalu ia habiskan di jalan kebenaran; dan orang yang Allah ‘azza wajalla berikan hikmah ilmu lalu ia gunakan untuk beramal dan diajarkan.” (HR. Al-Bukhari No. 1409; Muslim No. 816)

 

Keutamaan Shalat Malam ke-12: Dalam shalat malam terdapat harta yang tak ternilai

Dalam hadits Abdullah bin Amru disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الغَافِلِينَ، وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ القَانِتِينَ، وَمَنْ قَامَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ المُقَنْطِرِينَ

Barangsiapa melaksanakan shalat dengan membaca sepuluh ayat al-Quran, maka ia tidak akan dicatat sebagai orang yang lalai. Barangsiapa melakukan shalat dengan membaca seratus ayat, akan ditetapkan dirinya sebagai orang yang khusyuk. Barangsiapa shalat dengan membaca seribu ayat, akan ditetapkan bagi dirinya sebagai muqanthirin.” (HR. Abu Daud No. 1398; HR. Ibnu Khuzaimah, 2/181 No. 1142; dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Abi Daud, 1/263, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, 643)

Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya,

Maukah salah seorang di antara kalian yang pulang ke rumah ke tengah keluarganya lalu mendapatkan tiga unta yang gemuk dan besar?

Kami menjawab,

Mau, wahai Rasulullah.”

Beliau bersabda,

Tiga ayat yang dibaca oleh salah seorang di antara kalian dalam shalat itu lebih baik dari pada tiga ekor unta yang gemuk dan besar.” (HR. Muslim No. 802)

Baca juga: Orang Mati Tenggelam, Bagaimana Cara Pengurusan Jenazahnya?

Nabi sendiri telah memberi batasan paling lama dan paling cepat dalam mengkhatamkan bacaan al-Quran. Ketika beliau menyampaikan tentang itu kepada Abdullah bin Amru saat beliau ditanya.

Beliau menjelaskan, “Dalam empat puluh hari.”

Lalu, “Dalam tiga puluh hari.”

Lalu, “Dalam lima belas hari.”

Lalu, “Dalam sepuluh hari.”

Lalu, “Dalam tujuh hari.” (HR. Abu Daud No. 395; dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud, 1/262)

Kemudian Abdullah bertanya, “Aku mampu lebih dari itu.”

Beliau bersabda, “Tidak fakih (memahami dengan baik) orang yang membacanya kurang dari tiga hari.” (HR. Abu Daud No. 1390; dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud, 1/261)

Selain dari yang disebutkan di atas, masih banyak keutamaan shalat malam yang lain sebagaimana terdapat dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semakin sering seorang muslim membaca dan meresapi keutamaan-keutamaan tersebut, insyaallah ia akan mendapat kemudahan dalam melaksanakannya secara sempurna. Wallahu a’lam. [Sodiq Fajar/dakwah.id]

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

0 Tanggapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *