Bolehkah Memberi Nama Anak dengan Nama Malaikat-dakwahid

Bolehkah Memberi Nama Anak dengan Nama Malaikat?

Terakhir diperbarui pada · 6,302 views

Hadirnya sosok buah hati adalah anugerah terindah dari Allah bagi ayah dan ibunya. Kehadirannya adalah sebuah harapan. Buah hati yang kelak akan meneruskan perjuangan orang tua dan dinul Islam. Maka, sudah selayaknya seorang ayah memberikan segala yang terbaik untuk buah hatinya. Memberi nama anak dengan nama yang baik dan indah pada hari ke tujuh setelah kelahiran juga merupakan hak seorang ayah.

Demi mendapat pilihan nama yang diberkahi, para sahabat selalu merujuk kepada Rasulullah saat ingin memberi nama terbaik buat buah hati mereka. Mereka meminta kepada Rasulullah untuk memilihkan nama terbaik.

Semangat untuk memilih nama yang baik dan indah, terkadang membuat masyarakat muslim non-arab kurang berhati-hati. Maksud hati ingin memilih nama yang baik dan indah, ternyata pilihannya keliru lantaran tidak paham dengan bahasa arab. Padahal nama sudah terlanjur tercatat dalam akta kelahiran.

Lalu, bagaimanakah dengan nama-nama malaikat, bolehkah memilih nama malaikat untuk dipakai sebagai nama buah hati?

Ada sedikit perbedaan pendapat di kalangan para ulama fikih terkait dengan pertanyaan di atas. Namun, jumhur ulama fikih sepakat, boleh memberi nama buah hati dengan nama malaikat. Jibril, Mikail, dan sebagainya.

Imam nawawi menjelaskan, madzhab kami dan madzhab jumhur menyatakan atas bolehnya memberi nama dengan nama para Nabi dan para malaikat shalawatullahi wa salamuhu ‘alaihim.

Tidak ada yang berbeda pendapat kecuali sebuah riwayat dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu bahwasannya beliau melarang memberi nama dengan nama para nabi.

Kemudian riwayat dari al-Harits bin Miskin bahwa beliau memakruhkan memberi nama dengan nama malaikat. Lalu riwayat dari Malik bahwasannya beliau memakruhkan memberi nama dengan nama Jibril dan Yasin.

Dalil kami (Imam an-Nawawi) adalah penamaan Rasulullah kepada salah satu puteranya dengan nama Ibrahim. Lalu banyak para sahabat yang dinamai dengan nama para nabi, baik saat beliau masih hidup atau setelah beliau wafat, sebagaimana hadits yang telah kami sebutkan sebelumnya.

Ditambah lagi tidak ada larangan atau memakruhkan secara jelas dari Rasulullah tentang hal itu. (Al-Majmu’, Imam an-Nawawi, 8/417)

Beliau juga pernah berkata, “Tidak makruh memberi nama dengan nama Jibril atau nama malaikat lainnya.” (Kasyaful Qana’, 3/27)

Adapun sebuah hadits tentang seseorang yang mendatangi Rasulullah lalu bertanya tentang nama terbaik, lalu beliau menjawab,

إِنَّ خَيْرَ الْأَسْمَاءِ لَكُمْ الْحَارِثُ وَهَمَّامُ ، وَ نِعْمَ الْاِسْمُ عَبْدُ اللهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ ، وَتُسَمُّواْ بِأسْمَاءِ الْأَنْبِيَاءِ ، وَلَا تُسَمُّوْا بِأَسْمَاءِ الْمَلَائِكَةِ

Hadits tersebut dianggap dhaif. Sebab menyelisihi hadits lain yang statusnya shahih dan diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu, bahwasanya Rasulullah bersabda,

تَسَمَّوْا بِاسْمِي وَلَا تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي

Namailah dengan namaku, tetapi jangan diberi kunyah dengan kunyahku.” (HR. Al-Bukhari: 110, Muslim: 2143) (lihat al-Mausu’ah al-Fiqhiyah: 11/334)

Meskipun pendapat jumhur membolehkan memberi nama buah hati dengan nama malaikat, namun akan lebih utama jika memberi nama dengan nama Abdullah, Abdurrahman, Muhammad, Ahmad, dan semisalnya, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamWallahu a’lam. [Shodiq/dakwah.id]

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *