Hadits Puasa Asyura 9 10 muharram Riwayat al-Bukhari dan Muslim dakwah.id

Hadits Puasa Asyura Riwayat al-Bukhari dan Muslim

Terakhir diperbarui pada · 13,289 views

Hadits Puasa Asyura dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim yang dijadikan dalil disyariatkannya shaum/puasa Asyura ada banyak sekali. Tentu setiap muslim perlu mengetahuinya.

Hadits Puasa Asyura Pertama

حَدِيْثُ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُوْمُ عَاشُورَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ثُمَّ أَمَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِهِ حَتَى فُرِضَ رَمَضَانَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْهُ.”

Hadits Urwah, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa saat zaman jahiliyah dahulu orang-orang Quraisy melaksanakan puasa Asyura. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan umatnya untuk melaksanakan puasa tersebut. Sampai turun kewajiban puasa Ramadhan. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagi yang ingin, silakan puasa, bagi yang tidak puasa juga tidak mengapa.”

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari tiga jalur; dari az-Zuhri, Hisyam bin Urwah, dan ‘Arak bin Malik.

Hadits jalur az-Zuhri yang diriwayatkan oleh al-Bukari, terdapat dalam kitab Shahih-nya pada Kitab al-Hajj, bab firman Allah Ta’ala, ‘Ja’alal ka’bata al-bait..’ hadits no. 1592.

Baca Juga: Sejarah Puasa Asyura

Kemudian di Kitabush Shaum, bab Shaum Yaumu Asyura, hadits no. 2001. Lalu di Kitabut Tafsir, bab ‘Yaa Ayyuhalladzina amanuu kutiba ‘alaikumush shiyam..’, hadits no. 4502.

Kemudian di Shahih Muslim, pada Kitabush Shiyam, hadits no. 2639. Ada juga riwayat Ibnu Majah pada Kitabush Shiyam, bab Shiyam Yaumu Asyura, hadits no. 1733.

Dari jalur az-Zuhri, banyak juga ulama yang meriwayatkan hadits ini. Seperti Aqil, hadits no. 1925. Lalu Syu’aib, hadits no. 2001 (sama dengan riwayat al-Bukhari). Lalu Sufyan bin ‘Uyainah, hadits no. 4502. Muslim, hadits no. 2639. Kemudian Ibnu Abi Dzi’bi dalam Hadits Ibnu Majah, hadits no. 1733.

Sedangkan hadits Hisyam bin Urwah telah dikeluarkan oleh al-Bukhari di beberapa tempat dalam kitan Shahih-nya. Dalam Kitabush Shaum, bab Shaum Yaumu Asyura hadits no. 2002. Kitab Manaqibul Anshar, bab Ayyamul Jahiliyyah, hadits no. 3831. Kitabut Tafsir, bab ‘Yaa Ayyuhalladzina amanuu kutiba ‘alaikumush shiyam..’, hadits no. 4504.

Muslim dalam kitab Shahih-nya, Kitabush Shiyam, hadits no. 2637. At-Tirmizi dalam kitab Jami’-nya, Kitabush Shaum, bab Rukhshah meninggalkan shaum yaumu Asyura, hadits no. 753, beliau berkata, “ini hadits Shahih”. Abu Daud, dalam kitab Sunan-nya, Kitabush Shiyam, bab Shaum Yaumu Asyura, hadits no. 2442.

Adapun Hadits dari Jalur ‘Arak bin Malik, telah riwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya, Kitabush Shaum, bab Wujub Shaum Ramadhan, hadits no. 1893. Lalu oleh Muslim dalam kitab Shahih-nya, Kitabush Shiyam, hadits no. 2641.

Hadits Puasa Asyura Ke-2

حَدِيْثُ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َقَالَ فِي عَاشُوْرَاءَ: “مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ لَمْ يَشَأْ لَمْ يَصُمْهُ”

Hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda tentang puasa Asyura, “Bagi yang ingin, silakan puasa, bagi yang tidak puasa juga tidak mengapa.”

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar dari dua jalur; dari Nafi’ dan dari Salim.

Baca Juga: Waktu Pelaksanaan Puasa Asyura

Hadits yang diriwayatkan dari jalur Nafi’, telah dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam Kitabush Shaum, bab Wujub Shaum Ramadhan, hadits no. 1892. Kitabut Tafsir, bab ‘Yaa Ayyuhalladzina amanuu kutiba ‘alaikumush shiyam..’, hadits no. 4501.

Lalu oleh Muslim dalam kitab Shahih-nya, Kitabush Shiyam, hadits no. 2642-2646. Salah satu redaksinya berbunyi,

“أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةَ كَانُوْا يَصُوْمُوْنَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَأَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَامَهُ وَالْمُسْلِمُوْنَ قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِضَ رَمَضَانَ..”

Tentang hadits itu, Ibnu Umar tidaklah melaksanakan shaum tersebut kecuali sesuai dengan shaumnya Rasulullah.

Lalu oleh Abu Daud, Kitabush Shiyam, bab Shaum Asyura, hadits no. 2443. Terakhir oleh Ibnu Majah, Kitabush Shiyam, bab Shaum Asyura, hadits no. 1737.

Sedangkan hadits dari jalur Salim, telah dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam Kitabush Shaum, bab Shaum Yaumu Asyura, hadits no. 2000. Lalu oleh Muslim dalam Kitabush Shiyam, hadits no. 2647.

Hadits Puasa Asyura ke-3

حَدِيْثُ الزُّهْرِي عَنْ حُمَيْدُ بْنِ عَبْدِالرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَامَ حَجٍّ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُوْلُ: (يَا أَهْلَ الْمَدِيْنَةِ أَيْنَ عُلَمَاؤُكُمْ؟ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: “هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَلَمْ يَكْتُبِ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَأَنَا صَائِمٌ فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ

Hadits Az-Zuhri dari Humaid bin Abdurrahman, beliau mendengar Muawiyah radhiyallahu ‘anhuma berkata di atas mimbar saat melaksanakan Haji, “Wahai penduduk Madinah, di mana Ulama kalian? Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hari ini adalah Hari Asyura, namun Allah ‘Azza wa Jalla belum mewajibkan bagi kalian untuk melaksanakan puasa/shaum, sedangkan aku melaksanakannya. Maka, jika ada yang ingin, silakan melaksanakan puasa, jika tidak ingin tidaklah mengapa.”

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitabush Shaum, bab Shaum Yaumu Asyura, hadits no. 2003. Lalu oleh Muslim dalam kitab Shahihnya, Kitabush Shiyam hadits no. 2653-2655. Lalu oleh an-Nasa’I dalam Kitabush Shaum, bab ‘Shaum Nabi bi Abi huwa wa Ummi..’ hadits no. 2373.

Hadits Puasa Asyura Ke-4

حَدِيْثُ سَعِيْدُ بْنُ جُبَيْرِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِيْنَةَ فَرَأَى الْيَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: “مَا هَذَا؟ “قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ نَجَى اللهُ فِيْهِ بَنِي إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى قَالَ: “فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ” فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.

Hadits Said bin Jubair dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, “Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya,

“Hari yang kalian bepuasa ini hari apa?”

Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, “Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.” Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.”

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Said melalui dua jalur; jalur Abdullah bin Said bin Jubair, dan jalur Abi Basyar.

Baca Juga: Puasa Tanggal 11 Muharam, Adakah Sunnahnya?

Hadits dari jalur Abdullah bin Said bin Jubair telah diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitabus Shaum, bab Shaum Yaumu Asyura, hadits no. 2004. KItab Ahadits al-Anbiya’, bab Firman Allah ‘Azza wa Jalla, ‘Wa Hal Ataaka Haditsu Musa’ dan ‘Wa Kallamallahu Musa Taklima’, hadits no. 3397. Lalu oleh Muslim dalam Kitabush Shiyam, hadits 2658-2659.

Sedangkan dari jalur Abi Basyar telah diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab Manaqibul Anshar, bab Ityanul Yahud an-Nabiyya, hadits no. 3949. Kitabut Tafsir, bab Wa Jawazna bi Bani Israil, hadits no. 4680. Bab Wa Laqad Auhaina ila Musa, hadits no. 4737.

Lalu oleh Muslim dalam Kitabus Shiyam, hadits no. 2656-2657. Oleh Abu Daud dalam Kitabush Shiyam, hadits no. 2444. Sedangkan Ibnu Majah meriwayatkannya dari jalur Ayub dari Said bin Jubair, namun sebenarnya itu juga melalui jalur yang sama sebagaimana al-Bukhari dan Muslim. Hadits no. 1734.

Hadits Puasa Asyura Ke-5

حَدِيْثُ أَبِي أُسَامَةَ عَنْ أَبِي عُمَيْسٍ عَنْ قَيْسٍ بْنِ مُسْلِم عَنْ طَارِقٍ بْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ تَعُدُّهُ الْيَهُوْد عِيْداً قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “صُوْمُوْهُ أَنْتُمْ “

Hadits Abi Usamah dari Abi ‘Umais dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab dari Abi Musa radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Dulu hari Asyura’ dijadikan orang Yahudi sebagai hari raya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasalah kalian.”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitabush Shaum, hadits no. 2005. Kitab Manaqibul Anshar, hadits no. 3942. Lalu oleh Muslim dalam Kitabush Shiyam, hadits no. 2660. Sedangkan hadits no. 2661 diriwayatkan Muslim dari jalur Shadaqah bin Abi Imran dari Qais bin Muslim.

Hadits Puasa Asyura Ke-6

حَدِيْثُ سُفْيَانَ بِنِ عُيَيْنَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ أَبِي يَزِيْدٍ عَنْ ابْنِ عَبَاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: “مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامٌ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا الْيَوْم يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَهَذَا الشَّهْرُ يَعْنِي شَهْرُ رَمَضَانَ

Hadits Sufyan bin Uyainah dari Ubaidullah bin Abi Yazid dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, “Tidaklah aku melihat Nabi berusaha melaksanakan puasa melebihi puasa di hari yang lain kecuali hari ini, yaitu Hari Asyura, dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan.

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitabush Shaum, hadits no. 2006. Dan oleh Muslim dalam Kitabush Shiyam, hadits no. 2662. Dan oleh an-Nasa’i dalam Kitabush Shiyam, hadits no. 2372.

Imam Muslim juga meriwayatkan dari jalur Ibnu Juraij dari Ubaidillah bin Abi Yazid di Kitabush Shiyam, hadits no. 2663.

Hadits Puasa Asyura Ke-7

حَدِيْثُ يَزِيْدِ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً مَنْ أَسْلَمَ أَنْ أَذَنَ فِي النَّاسِ أَنَّ مَنْ كَانَ أَكَلَ فَلْيَصُمْ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ وَمَنْ لمَ ْيَكُنْ أَكَلَ فَلْيَصُمْ فَإِنَّ الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ

Hadits Yazid bin Abi Ubaid dari Salamah bin al-Akwa’ radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan seorang lelaki yang telah masuk Islam agar mengumumkan kepada para manusia: ‘Sesungguhnya barang siapa yang yang telah makan di awal harinya, maka hendaklah ia berpuasa di sisa hari yang ia jalani, dan barangsiapa yang belum makan apapun, maka hendaklah dia puasa, karena pada hari ini adalah hari Asyura.

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitabush Shiyam, haadist no. 1924, 2007. Oleh Imam Muslim dalam Kitabush Shiyam, hadits no. 2668.

Hadits Puasa Asyura Ke-8

حَدِيْثُ عَبْدُ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ أَنَّهُ دَخَلَ عَلَيْهِ الْأَشْعَثَ بْنِ قَيْسٍ حِيْنَ يَتَغَدَّى فَقَالَ: اَلْيَوْمُ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ عَبْدُ اللهِ: كَانَ يُصَامُ قَبْلَ أَنْ يُنْزِلَ رَمَضَانَ فَلَمَّا نَزَلَ تُرِكَ، فَإِنْ كُنْتَ مُفْطِرًا فَاطْعِمْ.

Hadits Abdullah bin Mas’ud, beliau didatangi oleh al-Asy’ats bin Qais saat makan siang. Lalu dia berkata, ‘Hari ini hari Asyura’. Lalu Abdullah menjawab, ‘Puasa Asyura dilakukan sebelum turun kewajiban puasa Ramadhan, setelah turun kewajiban puasa Ramadhan shaum itu ditinggalkan, Jika engkau tidak berpuasa, maka makanlah.

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitabut Tafsir, hadits no. 4503 dari jalur Alqamah. Oleh Imam Muslim dalam Kitabush Shiyam, hadits no. 2648-2651 dari jalur al-Asy’ats.

Hadits Puasa Asyura Ke-9

حَدِيْثُ بَشَرُ بْنُ الْمُفَضَّلُ عَنْ خَالِدٍ بْنِ ذَكْوَانَ عَنْ الرُّبَيْعِ بِنْتِ مَعْوَذَ بْنِ عَفْرَاءَ قَالَتْ : أَرْسَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةً عَاشُوْرَاءَ إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ الَّتِي حَوْلَ الْمَدِيْنَةَ, “مَنْ كَانَ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيُتِمْ صَوْمَهُ وَمَنْ كَانَ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمْ بَقِيَّةَ صَوْمِهِ” فَكُنَّا بَعْدَ ذَلِكَ نَصُوْمُهُ وَنُصَّوِمُ صِبْيَانَنَا الصِّغَار مِنْهُم إِنْ شَاءَ اللهُ وَنَذْهَبُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَنَجْعَلُ لَهُمْ اللُعْبَةَ مِنَ الْعَهْنِ فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى طَعَامٍ أَعْطَيْنَاهَا إِيَّاهُ عِنْدَ الْإِفْطَارِ.

Hadits Basyar bin Mufadhal dari Khalid bin Dzakwan, dari Rubai’ binti Ma’wadz bin Afra’, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengirim hidangan makanan Asyura kepada kaum Anshar di sekitar Madinah. “Barang siapa yang sudah memulai puasa dari pagi tadi maka silahkan untuk menyelesaikan puasanya, dan bagi yang tidak puasa juga silahkan terus berbuka”. Sejak saat  itu kami senantiasa terus berpuasa pada hari Asyura, begitu juga anak-anak kecil kami banyak yang ikutan berpuasa dengan kehendak Allah, dan kami pun ke masjid bersama anak-anak. Di masjid kami menyiapkan mainan khusus buat anak-anak yang terbuat dari wool. Kalau ada dari anak-anak itu yang tidak kuat berpuasa dan menangis minta makan maka kamipun memberi makanan untuknya saat ifthar.”

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitabush Shaum, hadits no. 1960. Oleh Imam Muslim dalam Kitabush Shiyam, hadits no. 2669. Namun, Imam Muslim meriwayatkannya dari jalur Mi’syar al-‘Athar dari Khalid bin Dzakwan. (Sodiq Fajar/dakwah.id)

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *